29 - Tegang?

107K 8.8K 1.6K
                                    

Kepo dong, kalian tipe pembaca yang mana?

1. Vote dulu baru baca

2. Baca dulu baru vote

3. Bukan dua-duanya / siders

Sedikit himbauan, sebaiknya jangan ada yang di skip narasinya ya👌 banyak kejutan soalnya.

Hari minggu di pagi hari. Metta baru saja terbangun dari tidurnya. Setelah mengucek mata, ia menggerakkan ekor matanya melirik jam dinding yang ternyata baru menunjukan pukul delapan pagi.

Baru saja ingin meregangkan ototnya, secepat kilat cewek itu kembali melihat ke arah jam dindingnya. Jam delapan pagi?! Itu artinya ia telah bangun kesiangan. Kenapa ia bisa kebablasan seperti itu? Bagaimana suaminya? Sarapan suaminya?

Metta menelan ludahnya. Ia sudah melewatkan banyak hal. Selain membuatkan sarapan, ia juga telah melewatkan kesempatan untuk memandangi wajah suaminya ketika tertidur.

Benar-benar memalukan. Bagaimana tanggapan Fauzan nanti? Apakah cowok itu akan marah? Atau ... Malah menertawakannya? Metta benar-benar tidak habis pikir untuk itu.

Menghela napas. Metta memejamkan matanya. Ia memikirkan apa yang harus ia lakukan ketika bertemu suaminya nanti. Seketika matanya kembali terbuka. Rupanya ia juga telah melupakan sesuatu. Semalam, bukannya Fauzan sakit? Semalam mereka tidur bersama juga, kan? Lalu, kemana Fauzan sekarang? Satu hal yang Metta yakinkan kalau suaminya itu pasti sudah pergi menuju kafenya. Dan ia gagal untuk ikut bersamanya.

Ini semua gara-gara dirinya sendiri yang terlalu lelap dan nyaman dalam tidurnya. Ia yang terlalu terlena dengan nyamannya tidur bersama Fauzan. Metta senang akan hal itu namun, ia menyesali akibatnya.

Setelah berdecak kesal, Metta bergerak menuruni kasurnya. Dengan gontai cewek itu berjalan keluar kamar.

Dua hal yang membuatnya tegang ketika ia baru saja membuka pintu kamarnya. Yang pertama, keadaan televisi yang menyala, itu artinya Fauzan masih ada. Yang kedua, ia mencium aroma yang menggugah dari dapurnya, itu artinya, ada yang tengah memasak di dapur.

Antara yakin tidak yakin, ia memberanikan untuk melihat siapa orangnya meskipun dalam pikirannya sudah yakin kalau itu pasti suaminya sendiri. Tapi, apa mungkin Fauzan masak?

Hal mengejutkan kembali ia lihat ketika pintu penghubung antara ruang tengah dan dapurnya terbuka. Menelan ludah dengan susah payah, Metta benar-benar merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa berkutik sama sekali.

Di sana, ia melihat Fauzan tengah memasak dengan pakaian yang hanya menggunakan celana selutut saja. Cowok itu bertelanjang dada, tubuhnya yang sudah tidak bisa didefinisikan kekarnya terekspos begitu saja, entah kemana kaus dalam yang kemarin selalu dipakainya.

Metta kembali menutup pintunya. Cobaan apalagi yang tengah menimpanya? Demi apapun, sepolos apapun dirinya, sekuat apapun ia menahannya, kalau melihat penampilan Fauzan yang sepeti itu maka rasa ingin menikmati pun kembali hadir dalam benaknya.

"Ngapain?"

"Ngapain?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FauzanWhere stories live. Discover now