43 - Balasan

87K 8.7K 2.9K
                                    

Helaw, Bu Bos kambek 🙂

Gimana semua kabarnya? Semoga baik. Karena di bawah ada kabar baik juga.

Saha nu ges rindu?

Rindu siapa?

Pabos and the gank atau semuanya?

Baca sampe bawah karena ada pengumuman :(

HAPPY READING🖤


















Pernah merasa khawatir berlebihan?

Bagaimana rasanya?

Menurut Bos Besar, rasanya sangat sulit dijelaskan. Satu jam ia ke sana-kemari mencari Metta, namun tidak ada. Entah kemana cewek itu.

Daripada harus kalut dengan pemikiran yang tidak-tidak, Fauzan memilih untuk membersihkan tubuhnya. Mencoba menenangkan dirinya. Semoga, saat ia keluar dari kamar mandi nanti, Metta sudah pulang, dan pikirannya kembali tenang.

Namun sayangnya, harapan Fauzan kandas begitu saja karena saat keluar dari kamar mandi, Metta masih tidak ada juga.

Sebenarnya kemana dia?

Ingin rasanya mencari, namun tidak tahu harus kemana.

Menghela napas pelan, Fauzan memilih untuk menunggu di sofa. Menyandarkan tubuhnya, menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, dan berusaha keras agar pikirannya bisa tenang.

Kasus kedua sahabatnya masih belum usai, lukanya masih terasa sampai sekarang. Dan jikalau saat ini kekhawatirannya mengenai Metta itu benar, Fauzan tidak tahu harus apa. Mungkin dirinya benar-benar lemah dengan fase yang sudah berada dalam titik terendah.

Pasalnya, seseorang yang saat ini menghilang entah kemana, adalah seseorang yang ... sangat ia sayang.

Fauzan menoleh seketika saat mendengar suara pintu terbuka. Dengan kening yang mengerut heran, ia beranjak kemudian mendekati pintu. Menghampiri dua orang yang baru saja datang.

"Kamu udah pulang?"

Fauzan memperhatikan Metta yang baru saja berujar dengan posisi berdiri tepat di hadapannya. "Dari mana aja?"

Metta terdiam. Kegugupan terpampang jelas di wajahnya. Ia sedikit menoleh ke belakang, menatap seseorang yang seharian ini sudah bersamanya.

"Em... anu, itu, aku tadi ...."

Fauzan melirik orang yang datang bersama Metta tadi. Setelahnya, ia menarik Metta ke sisinya.

Seseorang yang berdiri tepat di ambang pintu, tersenyum samar ketika melihat tindakkan Fauzan. Ia mengerti dan sangat paham jikalau cowok itu tengah merasa khawatir dengan istrinya. Terlebih lagi ia sendiri juga tahu kalau Metta tidak izin terlebih dahulu.

"Ya udah, Metta, mama pulang, ya. Itu suami kamu kayaknya udah khawatir banget."

Metta melirik Fauzan yang masih mencekal pergelangan tangannya, sekilas. "Em... Mama nggak mau mampir dulu sebentar?"

Sosok yang dipanggil mama itu tersenyum seraya menggeleng pelan. "Nggak, mama nggak mau ganggu kalian."

"Ya udah, Fauzan, mama pulang, ya. Lain kali main ke rumah." Setelah berkata demikian, wanita itu berbalik kemudian berlalu pergi. Meninggalkan dua manusia yang masih berdiri di tempatnya.

FauzanOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz