30 - Kebiasaan Buruk

98.9K 7.1K 925
                                    

Apa yang kalian pikirkan tentang Fauzan?
Me : Bos tengil🙊

Jawab versi kalian ya👌

Hari senin? Tidak ikut upacara?

Hal itu sudah biasa bagi Fauzan dan para komplotannya. Tidak, sebenarnya tidak semuanya. Ada beberapa yang memilih ikut upacara dari pada bersembunyi dibelakang sekolah. Kufa contohnya.

Kebiasaan buruk, tapi tidak pernah ditinggalkan. Siapapun tidak akan ada yang mau berdiri di lapangan, panas-panasan, ditambah lagi  dengan amanat dari pembina yang terkadang tidak ingat waktu. Terkecuali murid yang benar-benar taat peraturan. Sekali lagi, seperti Kufa contohnya. Diantara teman-temannya, memang dialah yang paling banyak nilai plus-plusnya.

"Bos, ayolah ke rumah, udah lama gak ketemu Mamih."

Fauzan menghela napas. Cowok yang menyandarkan tubuhnya di tembok itu bingung harus memberikan alasan apalagi ke teman-temannya. Ia pusing, tentu saja. Sampai kapan ia akan menyembunyikan kebohongannya? Sampai mereka tau sendiri tentang semuanya?

"Udah gue bilang, gue sibuk di kafe sekarang." Semoga saja Bonek tidak curiga dengan alasannya yang hanya itu-itu saja.

Bonek berdecak. "Ah elu mah. Duit banyak masih aja nyari duit."

Fauzan memilih bungkam. Selain tidak ada jawaban yang tepat, ia memilih jalan aman juga. Takut kalau ia malah salah bicara.

"Oh ya, Bos, motor lu masih di bengkel?"

Apalagi ini? Ingin rasanya ia membeberkan semuanya kalau saja mereka akan menerimanya begitu saja. Sayangnya, semuanya susah, ia yakin kalau ia bercerita nanti, masalah pertemanannya akan buyar. Selain itu, ada alasan lain mengapa ia tidak mau bercerita sampai sekarang. Gengsi.

Fauzan menatap Regan. "Motor gue disita."

Sontak semua yang ada di sana menatap Fauzan kaget. "Disita?!" tanya Odel.

Fauzan mengangguk.

"Kok bisa?" sambung Adit.

Fauzan memejamkan mata seraya menghela napasnya gusar. "Gak tau. Tiba-tiba gue dilarang bawa motor lagi."

"Terus mobil lo?"

"Sama, disita juga."

"Terus ke sekolah naik apa?"

Dengan santainya Fauzan menjawab. "Angkot."

Bonek menggeleng tak percaya. "Bokap lo bener-bener ya, kejam bener. Udah nikah tanpa restu anak, hobi anak direnggut juga."

Fauzan hanya mengangkat bahunya saja.

"Ya udah, Bos, nanti kalo lo nikah, gak usah minta restu ke dia," ucap Odel.

Fauzan terdiam sejenak. Seandainya mereka tahu kalau ia sudah menikah, dan tentunya tanpa restu yang ikhlas dari papanya. Bagaimana tanggapan mereka?

Regan menatap Odel heran. "Bego lo natural ya, Del. Nanti si Bos gak kebagian warisan, dong?"

"Gue gak tertarik sama warisan," sahut Fauzan.

"Lo gila, ya, Bos? Duit bos duit! Lo gak mau duit sebanyak itu?" tanya Bonek seraya menatap Fauzan heran. Sedangkan yang ditanya hanya membalas dengan gelengan kepala saja.

Adit menatap Fauzan serius. "Jangan-jangan, lo ngurusin kafe disuruh bokap juga?"

"Bisa dibilang gitu," jawab Fauzan santai.

"Gila bos gila! Sejak kapan lo jadi penurut gitu?" ujar Bonek.

Fauzan terkekeh pelan. Ternyata, tanggapan dari teman-temannya lucu juga. "Baru baru ini, sih."

FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang