40 - Kecewa

102K 8.9K 3.6K
                                    

Nulis ini dadakan binggow :(

5 chapter lagi tamat!!!

Jangan lupa penuhin kolom komentar karena itu bentuk motivasi buat saya🤣

Pandangan kalian tentang geng Zayeoune apa??

Yg merasa netizen nya pak Andi sini kumpul😎








HAPPY READING!











Akibat satu kotak yang sampai sekarang belum diketahui siapa pengirimnya, Fauzan jadi merasa tidak yakin dengan hasil ujiannya. Pasalnya, fokus cowok itu hanya tertuju pada kotak itu saja.

Menyepelekan hasil ujiannya, Fauzan lebih mengkhawatirkan kondisi kehidupannya. Bukan, bukannya ia takut dengan si peneror itu, hanya saja kasus yang sekarang bukan hanya meliputi dirinya, tetapi meliputi Metta dan orang-orang disekitarnya.

"Jadi, hari ini lo gak ke kafe, Bos?"

Fauzan yang masih setia duduk di kursi kelas itu mengangguk pelan. "Iya, ada urusan."

Regan yang baru saja selesai membereskan tasnya berjalan menghampiri Fauzan yang duduk bersebrangan dengan dirinya. "Urusan cewek nih pasti."

"Tau aja."

Keenam teman segengnya dibuat tidak percaya akan ucapan Fauzan barusan. Ini Fauzan, seorang ketua geng yang jarang sekali mau diribetkan oleh urusan seorang cewek. Tetapi kali ini?

"Wegalaseh!" ujar Bonek girang.

"Terus, malem kumpul dimana?" tanya Adit.

Fauzan berpikir sebentar. "Di markas utama aja. Sekalian, rundingin sertijab."

"Tapi sorry, kayaknya gue absen dulu. Ada urusan urgent soalnya," sahut Regan.

Kido yang berdiri di samping Regan menoleh menatap teman gilanya itu. "Tumben. Cewek lagi?"

Bukannya menjawab, Regan malah terkekeh pelan.

"Kayaknya bucin bisa bikin Regan tambah gila."

Itu suara Kufa. Cowok yang hari ini lebih banyak bicara itu tengah duduk di meja yang ada di depan Fauzan.

Regan berdecak kesal. "Lebih baik lo gak usah ngomong kalo sekalinya ngomong bikin orang sakit hati terus."

Kufa menatap Regan sinis. "Lebay."

"Lo yang gila!"

"Terus kita mau pulang kapan nih?" ujar Odel. Cowok itu tengah duduk di meja samping Adit.

Adit yang berada di sampingnya menoleh heran. "Tumben pengen pulang cepet, kenapa?"

Odel mendengus pelan. "Gak tau, lagi pengen cepet pulang aja."

Fauzan beranjak dari duduknya kemudian menatap Regan. "Gan, kunci mobil."

Regan langsung memberikan kunci mobilnya kemudian ikut berjalan di belakang ketika Bos Besarnya sudah mulai berjalan keluar.

Hari ini, Fauzan meminjam mobil Regan untuk membawa Metta pindah dari rumah itu. Sedikit memiriskan dirinya, sebab hal sekecil ini saja ia harus meminjam kepada temannya.

Isi kotak itu terlalu mengancam, ia harus secepatnya membawa Metta pindah dari sana. Jika peneror itu sudah tau rumahnya, itu tandanya rumah itu sudah tidak aman.

FauzanWhere stories live. Discover now