[3,0] Tidak seharusnya terjadi

9.5K 1.1K 89
                                    

Hai?
Long time no see~
[ Ini chapter penutup, karena selama Ramadan maybe aku tak akan update. ]







***

⚠ adegan kekerasan;







“Tidak usah pulang.”

Jungkook mengangguk patuh, ia duduk dengan tenang, hanya mengenakan kemeja navy blue kebesaran yang menutupi setengah pahanya yang sebenarnya tidak telanjang, karena ada celana pendek terpasang disana.

Di paha, bahu, maupun area lehernya dipenuhi bercak merah, bisa kalian tebak perbuatan siapa kan?

“Tapi Bun—

“Aku sudah menghubunginya.” Potong Taehyung cepat, berbohong tentu saja. Posisinya sekarang kurang menguntungkan, mengingat Luhan sendiri mulai enggan mendukungnya.

Jungkook mengerjap sebentar sebelum kemudian tersenyum riang, ia menghambur memeluk Taehyung, menyalurkan rasa rindu yang benar-benar membuncah.

“Kau lapar bocah?”
Taehyung mengusap untaian lembut di kepala Jungkook, terkekeh saat sosok yang masih memeluknya tersebut mengangguk.

“Baiklah, aku akan memesankan makanan untukmu.” Taehyung menyambar ponselnya, lalu beranjak menuju balkon, membiarkan Jungkook yang sehabis melepaskan pelukannya langsung berkutat menuju dapur, membuat teh hangat.

Saat itulah, dengan tangan menempelkan ponsel ke telinga, mata Taehyung mengendar, dan menatapi di apartemen seberang, di tingkat sembilan, ada seseorang dengan pakaian serba hitam sedang mengarahkan sebuah senjata runduk dan menuju tepat ke arahnya.

Dengan cepat ia menoleh lalu berteriak.

“JUNGKOOK MERUNDUK!!”

Jungkook terkejut bukan main, ia menjatuhkan cangkir teh nya lalu berbalik sesaat sesuatu melesat sangat cepat mengenai bahu kanannya.

“AKHH!”

BRUKK!!

Jungkook terduduk, air mata langsung merembes saat tangannya yang gemetar menyentuh bahu kanannya, darah segar banyak mengalir disana.

Taehyung langsung berdiri, menatap sekilas ke apartemen seberang dimana pelaku penembakan sudah melarikan diri sesaat telah menurunkan topi hitamnya.

Persetan!

Taehyung berlari menghampiri Jungkook, lalu menahan tangan gemetar Jungkook, ia melihat bahu kanan lelaki kelinci tersebut dengan teliti dan mendapati sebuah peluru kecil tertanam dalam disana.

Barret M99..? Kecepatan peluru yang sangat mengagumkan, sampai target tidak akan menyadari ia sedang diincar. Sialan, kenapa senjata militer ada padanya huh?”

Taehyung bergumam, ia tersentak saat Jungkook menyanderkan kepalanya di dada Taehyung dengan mata yang tertutup, jejak air mata disana masih ada, ditambah ekspresi sakit teramat tercetak jelas di wajah manis itu membuat Taehyung segera tersadar, ia langsung menggendong Jungkook ala bridal menuju sofa, ia memposisikan Jungkook duduk dengan benar.

Tangannya yang sedikit gemetar akan kecemasan hebat langsung menghubungi teman lama, seorang Dokter gila. Selagi menunggu, ia mengambil handuk, lalu menekannya pada bagian bahu Jungkook, Jungkook sendiri langsung meringis, ia menggenggam erat tangan satunya Taehyung.

“Tahanlah bocah, ini menyegah pendarahan lebih banyak.”

Taehyung fokus pada bahu bocahnya, dengan pelan ia membuka kemeja navy blue yang dikenakan Jungkook, mengekspos bahu mulus yang sedang terluka tersebut.

Daddy ver1 - [vk]Where stories live. Discover now