Bagian 14

240 27 5
                                    

Awas typo karena ngetik tengah malam, hehe.

Jangan lupa vote, komen, dan follow.

Happy reading🌹

🐳🐳🐳

Tidak semua apa yang kita dengar dan lihat itu benar. Manusia itu penuh tipu daya juga akal licik. Maka Berhati-hatilah kalian dan jangan sampai masuk ke dalam jebakannya.

REGRET*

🌹🌹🌹

Hari yang ditunggu pun tiba. Hari ini adalah hari pembagian rapor untuk kelas sepuluh dan sebelas. Mereka semua menanti dengan debaran yang teramat nyata karena takut tinggal di kelas atau tidak naik kelas.

Icha hari ini berangkat bersama eyangnya, tapi ada sesuatu yang Icha tangkap dari gerak-gerik eyangnya. Eyangnya itu terlihat panik dan tidak siap datang ke sekolahnya.

"Eyang, Eyang baik-baik saja, kan?" tanya Icha cemas.

Sarah menatap hangat cucunya itu. "Eyang baik-baik saja, Cha. Tapi nanti kamu jangan terkejut ya jika ada sesuatu di sana," jawabnya.

Icha mengernyit bingung. Apa maksud dari perkataan eyangnya itu?

"Nanti kamu juga akan tau. Seharusnya tadi Bi Maya saja yang mengambil rapor kamu, bukan Eyang," ucap Sarah cepat saat Icha sudah siap untuk bersuara.

Icha langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Jika sudah seperti ini, dia hanya bisa diam dan menerka sendiri apa yang akan terjadi nanti.

Alphard hitam itu mulai memasuki halaman sekolah. Tentu saja itu membuat semua orang langsung fokus pada mobil itu.

"Biar Eyang yang keluar duluan. Kamu tunggu dulu." Icha hanya mengiyakan ucapan eyangnya itu.

Saat Sarah keluar dari mobil, terdengar suara teriakan histeris dan itu membuat Icha semakin penasaran.

"Wah, lihat! Itu kan Ibu besar Arabell."

"Eh iya, ya. Kenapa beliau datang kemari?"

"Jangan-jangan beliau tau kalau di sekolah ini ada pembullyan makanya datang ke sini untuk menindaklanjuti."

"Eh, bener juga, ya. Gue jadi takut, nih."

Sarah hanya diam saat mendengar bisikan siswa-siswi itu. Kemudian dia membuka pintu mobil agar cucunya turun.

"Makasih Eyang."

Tentu saja ucapan Icha terdengar sampai telinga orang-orang itu. Mereka semakin heboh dibuatnya. Jadi selama ini Icha adalah cucu dari pemilik sekolah ini?

Icha sebenarnya masih bingung dengan apa yang terjadi, tapi dia berusaha terlihat mengerti dan bersikap biasa saja. Perempuan itu berjalan bersama eyangnya menuju kelasnya.

"Icha!" teriak Ufah dan Zahra. Tapi setelahnya mereka terlihat terkejut.

"Loh, I-ibu besar? Cha, kamu ngapain bisa sama Ibu besar?" tanya Ufah panik.

Icha mengernyit tidak mengerti. "Ibu besar? Maksud kalian siapa?"

"Yang sama kamu itu I-ibu besar Sarah Arabell, kan? Pemilik sekolah Arabella."

REGRET || TAMAT✔Where stories live. Discover now