Bagian 15

221 25 20
                                    

Hati-hati typo, silakan dikoreksi.

Happy Reading🌹

🐳🐳🐳

Mencintai antara mengungkapkan atau diungkapkan.

REGRET*

🌹🌹🌹

"Cha, kamu sekarang kok jarang keluar kamar?" tanya Vio saat melihat putrinya sedang membuka pintu kulkas.

"Udah deh, Bun, gak usah mulai. Echa gak mau marah-marah dan berujung dihukum Papa. Mending Echa di kamar aja."

Vio mendongak dan menatap lekat-lekat putrinya itu. Ada yang berubah dari dia dan Vio merasa sedih akan hal itu. "Cha, liburan mau ke mana?"

"Di rumah aja, Bun. Echa ke kamar dulu, ya."

Echa menyalakan ponselnya. Banyak sekali notifikasi pesan masuk dan isinya mengucapkan selamat ulang tahun semua. Hari ini dirinya memang sedang berkurang usia.

Air matanya tidak terasa lolos begitu saja dari kelopak matanya. "Andai Arga masih sama gue, kita pasti bakal ngerayain bareng-bareng. Sekarang jangankan ngerayain, ngucapin aja gue udah gak bisa," lirihnya.

Echa dan Arga adalah pasangan yang membuat heboh satu sekolah. Mereka begitu serasi juga karena tanggal, bulan, dan tahun lahir mereka yang sama.

Aneh memang, tapi seperti itulah kenyataannya. Namun sekarang semuanya sudah berubah, tidak seperti dulu lagi.

Ting!

Ponsel Echa berdenting. Rasa malas sekaligus antusias bercampur menjadi satu. Namun dalam sekejap, sorot redup itu berubah menjadi terang.

Arga: Happy birthday Echa.

Meski hanya itu saja, tapi mampu membuat dirinya bersorak bahagia. Berlebihan? Biarkan saja. Lagipula sudah lama mereka tidak saling bertegur sapa. Di sekolah pun mereka jarang bertemu. Ah, bukan jarang bertemu, tapi Arga yang seperti menghindarinya. Echa masih sering melihat Arga dan kedua temannya yang bergabung bersama Icha.

Mengingat Icha kembali membuat suasana hatinya memburuk. Dia jadi semakin tidak sabar untuk membalas dendam dengan rencana itu.

***

"Kamu boleh putus hubungan sama dia, Ga, tapi kalau sampai memutus komunikasi seperti itu buat apa? Lagipula Echa hanya meminta penjelasan bukan? Dia tidak meminta nyawamu, jadi buat apa kamu menghindarinya?" petuah bijak Icha.

Mereka berenam saat ini sedang berada di sebuah kafe karena undangan Arga untuk perayaan kenaikan kelas sekaligus hari lahirnya. Tadi, Varo menyinggung masalah Echa yang juga sedang berulang tahun sekarang ini. Maka dari itu, Icha langsung memberi nasihat pada Arga.

Gue cinta sama lo, Cha. Rasa gue ke Echa sekarang cuma sebatas sayang seorang kakak pada adiknya, ucap Arga dalam hati.

Arya sejak tadi hanya diam. Dia enggan membuka suara ataupun menimpali obrolan mereka. Ada rasa tidak senang dalam hatinya saat mendapati Arga terus memperhatikan Icha dengan intens.

Apalah dayaku ini yang tidak bisa menunjukkan rasa tertarikku padanya secara terang-terangan, ungkapnya dalam hati.

"Ar," lirih Icha saat mendapati Arya sejak tadi hanya diam.

Arya gelagapan, sungguh. "Iya?" Buru-buru dia menyahutinya.

REGRET || TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang