Bagian 17

186 27 9
                                    

Awas typo! Mohon koreksian typonya. Hehe.

Happy Reading🌹

🐳🐳🐳

Ikatan batin seorang ibu dan anak sangatlah kuat. Mereka bertemu dan berada dalam satu ruang, tapi mereka sama-sama tidak menyadari bahwa ada ikatan batin yang sedang terhubung di antara mereka.

REGRET*

🌹🌹🌹

Echa memperhatikan interaksi bundanya dengan Icha yang terlihat akrab. Dirinya saja tidak pernah melakukan hal seperti itu pada bundanya, tapi kenapa Icha malah bisa begitu?

"Cha, katanya kamu itu mau masak bareng Icha kok malah diem aja?" tanya Vio yang menyadari putrinya sejak tadi lebih banyak diam.

"Bun, aku ke kamar aja deh. Tiba-tiba sakit perut," balas Echa malas.

Vio segera menghampiri putrinya itu dengan cemas. "Kamu sakit, Cha?"

Echa menghempas tangan bundanya dengan kasar. Hal itu membuat Icha menutup mulutnya. "Gak usah lebay deh, Bun! Aku mau ke kamar!" sentaknya, lalu pergi ke kamarnya.

Vio beristighfar dalam hati kemudian menatap Icha yang sedari tadi diam memperhatikannya. Dia tersenyum hangat berusaha terlihat tidak apa-apa.

"Bunda enggak apa-apa?" tanya Icha khawatir.

"Enggak apa-apa Sayang. Kita selesaikan masaknya, yuk, terus nanti dimakan sama-sama. Oh ya, kebetulan jam satu nanti papanya Echa pulang. Kamu mau kan di sini dulu sekalian makan bareng-bareng?"

Icha berpikir sejenak. "Tidak usah, Bun, nanti Icha malah mengganggu waktu kebersamaan kalian."

"Enggak kok, nanti Bunda kenalin juga ke papanya Echa. Mau, ya?" bujuk Vio yang akhirnya membuat Icha luluh dan menerimanya.

***

"Apakah Echa selalu bersikap seperti itu pada Bunda?" tanya Icha saat mereka berdua sedang duduk di gazebo taman belakang. Matanya masih menatap lurus ke arah kolam renang yang airnya begitu jernih.

Vio diam sejenak. Dia tidak tahu harus mengatakan apa pada anak gadis di sebelahnya itu.

"Maaf, Bun, kalau Icha terlalu penasaran. Enggak dijawab enggak apa-apa, kok. Icha cuma enggak enak aja ngeliat Bunda diperlakukan seperti itu tadi sama Echa. Hati Icha rasanya—sakit," lirihnya. Tak terasa kedua netranya mulai mengembun dan bersiap menjatuhkan hujan di pipinya.

Vio merangkul Icha dari samping. Dia ikut merasakan sesak ketika Icha berbicara seperti itu. Dia tidak tahu apa yang terjadi hingga membuatnya seperti itu. "Bunda gak apa-apa Sayang. Kamu jangan nangis, ya. Bunda ikut sedih melihatnya."

"Kalian berdua kok menangis di sini?" tanya Johan yang baru saja sampai. Dia sedikit heran saat melihat istrinya berpelukan dengan orang lain. Dia kira tadi yang dipeluk istrinya adalah Echa.

"Mas, sudah pulang?" tanya Vio seraya menghampiri suaminya itu dan diikuti Icha di belakangnya.

"Sudah, tapi rumah sepi banget dan ternyata aku liat kamu ada di sini. Itu siapa, Vi?" tanyanya.

"Kenalin, Mas, dia Icha temennya Echa."

"Wah, berasa kembar. Eh, tapi enggak kembar. Beda jauh kelihatannya," tukas Johan sambil mengamati penampilan Icha yang jauh berbeda dengan Echa.

REGRET || TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang