Bagian 22

222 24 13
                                    

Awas typo!

Update cepet, jangan lupa ramai!

Happy Reading🌹

🐳🐳🐳

Ingat! Orang baik tidak akan pernah mengakui bahwa dirinya baik.

REGRET*

🌹🌹🌹

"Cha, apa pun yang terjadi—itu semua ada hikmahnya buat kamu. Jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan, ya."

Perkataan Icha terus menghantui pikiran Echa. Sekarang, gadis itu sedang berada di taman belakang sekolah untuk menunggu kedatangan Chika dan Tasya. Dia ingin menghentikan semua ini karena hatinya sudah tidak begitu menginginkan dendam itu.

"Ada apa, Cha?" tanya Chika yang baru saja datang.

Echa langsung membuang mukanya, menatap pohon di depannya. "Gue minta sama kalian buat berhenti ganggu Icha. Gue sadar kalau selama ini bukan salah dia. Setiap orang berhak menyukai atau mencintai siapa pun. Cinta dan suka tidak bisa dipaksakan karena itu murni dari hati. Apa pun yang kalian lakukan sama Ufah dan Zahra, gue gak mau ikut campur, tapi ini menyangkut Icha yang harus kehilangan dua temannya. Padahal dari awal rencana kita tidak seperti itu. Kalian pasti ingin memanfaatkan nama gue padahal kalian dalangnya," ucapnya panjang lebar.

Chika dan Tasya mulai sedikit takut, tapi mereka sebisa mungkin harus berani. "Habis manis, sepah dibuang dan itulah lo sekarang. Udah dapet enaknya langsung pergi gitu aja. Gue gak peduli kalau lo berhenti sakitin Icha, tapi kita tetep harus ngelakuin. Gue gak terima Varo masih deket-deket sama dia!"

"Terserah lo! Gue bakal lindungi Icha dari kalian! Kalian munafik!" bentak Echa sebelum memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka.

"Kita mulai rencana malam ini, Ka," celetuk Tasya yang sudah terlanjur geram dengan Echa.

***

Waktu istirahat kedua sudah tiba. Icha dan teman-temannya memenuhi bangku tengah kantin. Mereka usai makan siang di sana beramai-ramai. Namun kali ini yang berbeda hanyalah teman perempuan Icha. Jika sebelumnya dia bersama Ufah dan Zahra, kali ini dia hanya bersama Echa.

Arga terus menerus menatap Echa. Dia tengah ragu sekarang ini antara harus mengucapkan atau tidak sama sekali. Icha yang mengetahui itu langsung mengedipkan mata pada dua laki-laki di depannya, kemudian dia berdeham.

"Emm, Icha ke kelas duluan, ya," pamitnya.

"Loh kenapa, Cha, kok buru-buru?" tanya Echa.

"Ponselku tertinggal dan aku ingin tidur sebentar," alibinya.

Echa hanya mengangguk dan mengizinkan Icha untuk kembali ke kelas. Mereka berempat kembali mengobrol, tapi Varo tiba-tiba menepuk dahinya.

"Lo kenapa, Var?" tanya Arga heran.

"Lupa gue ada rapat!" ucapnya heboh. "Gue pergi duluan, ya!" lanjutnya dan langsung pergi.

"Ada-ada aja temen lo satu itu," celetuk Echa.

Sekarang gantian Arya yang berdiri dan berniat pergi dari sana. "Nah lo sendiri mau ngapain?" tanya Arga mulai curiga.

REGRET || TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang