11.Friends

1K 116 53
                                    

Sebenarnya Amane tahu perihal Ayahnya yang sudah menjadi korban Tsukasa tapi Amane memilih untuk diam dan bertindak seolah-olah tidak mengetahui hal itu karna menanyakan hal itu pada Tsukasa hanya akan membuat emosi Tsukasa terpancing dan penyakitnya kembali kambuh.

Sepulang dari sekolah hari itu, ketika Amane mencuci baju mereka dia menemukan bercak darah yang terlihat masih segar.

Amane langsung menuju ke perapian yang apinya masih menyala, Amane bisa mencium ada bau hangus seperti daging yang di bakar jadi Amane sudah menebak apa saja yang dilakukan Tsukasa selama menunggunya pulang dari sekolah.

Karena Tsukasa tidak peduli seandainya Amane tahu jika dia telah membunuh seseorang jadi Amane yakin Tsukasa tidak akan benar-benar menghapus jejak pembunuhannya.

Tsukasa tiba-tiba memeluknya sambil sedikit menggerung membuat Amane tersadar dari lamunannya lalu tersenyum melihat wajah polos Tsukasa ketika tidur.

"Amane...."

Amane terkekeh mengelus rambut Tsukasa lembut lalu balas memeluknya.

"Kau ini benar-benar tidak bisa kutinggal ya?"Gumam Amane lalu memejamkan kepalanya.

-o0o-
(Biar ga bingung diharapkan membaca komiknya episode 37-38 awowkwkwk)

Festival musim panas hari ini sangatlah ramai dan Amane bersyukur mendapatkan kertas permohonan berwarna merah yang sangat langka itu.

Amane pun menuliskan permohonannya dan menggantungkannya ke salah satu daun pohon bambu.

"AMANE!!"

Bruk

"Mou kau darimana saja? Kau sudah menghilang selama 3 jam"Tegur Amane menyentil kening Tsukasa pelan, Tsukasa hanya nyengir lalu menoleh kearah kertas permohonan Amane seketika wajah Tsukasa berubah kecewa.

"Are? Kenapa malah Amane yang mendapat kertas merahnya? Padahal aku sudah berkeliling mencari kertas itu"Gerutu Tsukasa dengan mata berkaca-kaca, Amane tertawa mengelus rambut Tsukasa lembut.

"Sudahlah, masih ada tahun depan"

"Eh? Siapa itu NeneOnee-san? Bukannya Amane ingin jadi astrounut yang pergi ke bulan?"Tanya Tsukasa bingung melihat kertas permohonan Amane, wajah Amane sontak memerah total lalu memalingkan wajahnya.

"Ah so-soal itu, dia tadi menemaniku makan bersama"

"Memangnya di SD kita ada yang bernama Nene?"

"Di-Dia bukan anak SD baka, dia sudah SMA"

"Hee..."Tsukasa memiringkan kepalanya sambil memasang wajah bertanya namun sesaat kemudian dia tersenyum memeluk Amane.

"Yey!Amane tidak jadi pergi ke bulan!!"Pekik Tsukasa riang karena kembarannya tidak jadi menulis jika dia ingin ke bulan, Amane menghela nafas lalu tersenyum menggandeng tangan Tsukasa.

"Kau ini, memangnya kau mau menulis apa jika mendapat kertas merah?"

"Tentu saja aku akan meminta aku bisa satu kelas dengan Amane nanti di SMP, SMA, dan selamanya! Dan aku akan berdoa agar Amane tidak jadi ke bulan!"Cerita Tsukasa antusias membuat Amane sweatdrop mendengar betapa kembarannya ini seakan akan mati jika sampai berpisah dengan Amane.

After Life || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang