29:Revenge?

748 92 45
                                    

Tsukasa P.O.V

Aku masih ingat betul alasanku sangat membenci orang tuaku, soal mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaan mereka itu bukan masalah bagiku karena Amane selalu ada untuk diriku setiap harinya itu sudah cukup.

Aku benci bagaimana orang tua kami selalu menjelek-jelekkan Amane, bahkan waktu Amane memenangkan olimpiade astronomi dan mendapatkan piagam penghargaan orang tua kami justru melemparkan piagam itu ke wajah Amane sambil mengatakan.

"HENTIKAN MIMPI BODOHMU ITU!SIAPA PULA YANG AKAN MEMBIAYAIMU UNTUK PERGI KE BULAN?!"Teriak Kaa-san kala itu, Amane mungkin diam saja tapi tidak denganku yang rasanya marah sekali dengan perlakuan wanita itu karena Amane sudah berjuang keras untuk memenangkan Olimpiade itu dan cuma aku yang tahu seberapa berusahanya Amane untuk memenangkan Olimpiade itu.

Amane mungkin diam saja, tapi aku selalu tahu jika Amane menangis diam-diam di belakang rumah dan ketika aku menghampirinya untuk menghiburnya, Amane selalu cepat-cepat menyeka air matanya dan melempar senyuman hangat ke arahku seakan tidak ingin aku tahu sisi lemahnya.

"Tsukasa? Kau ingin main apa hari ini?"

Hei, kita ini kembar! Tapi, kenapa kau selalu saja tidak mau membagi bebanmu denganku? Kenapa kau selalu bisa selangkah lebih maju daripada aku? Kenapa kau bisa se-tegar itu? Kenapa kau bisa se-sabar itu? Kenapa? Kenapa Amane terlihat lebih dewasa daripada aku padahal kami kembar?.

Ribuan pertanyaan kenapa selalu memenuhi isi kepalaku tapi tak apa! Mungkin cuma ini caranya agar Amane selalu jadi milikku dan Amane akan berhenti dengan impiannya karena aku tidak ingin Amane meninggalkanku ke bulan sendirian.

Aku takut di dunia ini sendiri tanpa Amane karena hanya Amane yang mengerti diriku dan aku menyayanginya lebih dari siapapun di dunia ini.

Aku mulai kesal ketika Amane memiliki perhatian lebih selain kepadaku, seperti waktu itu dia memungut kucing hitam dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan kucing sialan itu aku kesal sekali!

Akhirnya aku mencoba memberi kucing itu 'pelajaran' seperti waktu ku di culik dulu, tapi ternyata kucingnya sudah mati padahal aku cuma menggunting kakinya yang biasanya dia pakai untuk menyentuh Amane.

Amane menangisi kucing itu membuatku semakin kesal, akhirnya aku memutuskan kalau kenangan indah tak membuat Amane bertahan berada di sisiku itu berarti aku harus membuat kenangan buruk agar Amane takut menjauh dariku.

Aku mencoba segala cara bahkan berusaha membuatnya jatuh cinta sekalian padaku biar dia terikat cinta terlarang hingga tak bisa menjauh dari diriku.

Jadi, Amane?

Aku se-kotor ini, tapi kenapa kau masih menerimaku sebagai kembaranmu dan tetap melemparkan senyuman hangat itu?.

Tsukasa P.O.V end

-Flashback On-

Siang itu suasana kediaman Yugi heboh seperti biasanya hanya karena suara 2 remaja kembar yang sedang berlarian kesana kemari, Tsukasa tengah membawa pisau dapurnya seperti biasa sedangkan Amane berusaha merebut pisau dapur itu dari tangan Tsukasa.

"TSUKASA JANGAN BERLARIAN DENGAN PISAU!!"Teriak Amane panik karena kembarannya itu tak kunjung berhenti dan hanya berlarian kesana kemari sambil membawa pisaunya dan tertawa-tawa.

"Amane tangkap aku dulu~!"Sahut Tsukasa mempercepat larinya membuat Amane semakin kesal namun kakinya sudah benar-benar lelah mengikuti langkah Tsukasa yang mengajaknya berlarian mengitari rumah sejak setengah jam yang lalu.

Entah energi apa yang dimiliki kembarannya itu hingga bisa berlarian secepat itu tanpa henti.

Amane menghela nafas seraya duduk di tepi kolam ikan koinya untuk mengistirahatkan kakinya yang sudah lelah karena dipakai berlarian sejak tadi, Tsukasa yang merasa sudah tidak di kejar pun berhenti dan langsung menyusul Amane untuk duduk di tepi kolam.

After Life || JSHKWhere stories live. Discover now