Epilog

892 85 33
                                    

Amane menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya, tak terasa masa sekolahnya berakhir hari ini.

Tsukasa sudah berlari mencari Aya sesaat setelah acara kelulusan selesai, Amane berniat menuju ke belakang sekolah dimana Nene sudah menunggunya di bawah pohon sakura.

"Ah Amane-kun, disini!"

Amane menghela nafas lalu tersenyum mendekati Nene yang duduk di bangku yang di naungi pohon sakura, Nene menepuk-nepuk bangku yang kosong agar Amane duduk di sampingnya.

"Jadi, ada hal penting apa yang ingin kau sampaikan Amane-kun?"Tanya Nene sambil menyelipkan rambutnya ke telinganya, Amane menarik nafas berusaha untuk tidak gugup dan beberapa kali berusaha menatap Nene namun selalu gagal.

Angin bertiup lembut menciptakan suara gemerisik diantara dedaunan dan menjatuhkan beberapa bunga sakura ke tanah.

"Nene aku..."

Amane meremas gulungan ijazahnya erat, keringat dingin mulai membasahi kedua tangannya dan jantungnya mulai berdetak tak beraturan sedangkan Nene hanya menatap Amane bingung sambil memiringkan kepalanya.

Amane lalu menatap lekat-lekat Nene sambil memegang kedua pundak gadis itu.

"Ya-Yashiro Nene, ma-maukah kau bertunangan denganku setelah ini?"

Nafas Nene tertahan membatu di tempat tidak tahu harus membalas apa ucapan Amane barusan, Amane menghela nafas berusaha tetap tenang karena Amane belum selesai mengutarakan perasaanya.

"Se-Sebenarnya aku ingin langsung menikahimu, ta-tapi aku masih harus mengejar mimpiku sebagai astrounot da-dan ki-kita masih harus kuliah jadi aku aku..."

Amane kembali menghela nafas dan menatap Nene dengan serius walau wajahnya pasti sudah semerah kepiting rebus.

"Ja-Jadi kau mau menungguku sedikit lebih lama lagi kan Nene?"

Tanpa menjawab Nene hanya memeluk Amane erat sambil terisak di dada Amane membuat Amane panik karena mengira Nene kecewa Amane hanya melamarnya bertunangan dan tidak membawakan cincin atau sejenisnya.

"Go-Gomen Nene! A-Aku belum bisa membelikanmu cincin dan aku-"

"Baiklah, baiklah! Aku akan menunggumu selama apapun itu! Aku pasti menunggumu!"

Amane menghela nafas lega tersenyum membalas pelukan Nene lalu mencium keningnya.

"Aishiteru yo Nene".

🍩🐠🍩

"Tsu! Ka-Kau ini mau sedang apa?!"Gerutu Aya yang tiba-tiba menyeretnya ke atap sekolah lalu sekarang malah memegang kedua pipinya dan menempelkan keningnya pada dirinya.

Jantung Tsukasa berdegup kencang beradu dengan detakan jantung Aya, wajah mereka pun sama-sama memerah dan Tsukasa tersenyum menikmati memandangi Aya dari dekat.

"Aya-chan...."

Tsukasa memeluk Aya erat lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Aya.

"Pacaran yuk~?"

"E-Ehhhh?!"

Tsukasa tertawa melepaskan pelukannya lalu menggenggam kedua tangan Aya.

"Opsinya hanya 2 ya, Yaitu Iya dan Tentu saja~!"

Aya yang masih bingung sekaligus senang itu pun hanya bisa berwajah cengo beberapa saat, Tsukasa tertawa.

"Apa perlu aku cium biar di jawab Iya?"

"Ehhh ja-jangan!"

Tsukasa hanya tersenyum jail tidak mengidahkan larangan Aya dan kembali mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka nyaris menempel.

"IYA!"

Tsukasa tertawa sesaat setelah Aya mendorong tubuhnya menjauh, wajah Aya benar-benar memerah dan gadis itu langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Jaa, itu artinya kita sudah resmi pacaran kan~?"

"Ta-Tapi aku-"

Cup

Tsukasa mencium Aya beberapa saat lalu melepaskan dan wajah mereka sama-sama memerah hanya saja Tsukasa hanya tersenyum jail.

"Karena kita sudah pacaran, hal seperti ini boleh kan~❤"

"TSU!!".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
The End(?)

After Life || JSHKWhere stories live. Discover now