✦ satu

240 37 52
                                    

"anjir, melamun lagi lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"anjir, melamun lagi lo." mark datang ke hadapan chandra dan melambai-lambaikan tangan nya tepat di depan mukanya. chandra segera kembali ke dunia nyata, melihat sosok sahabat dia yang sedang memasang muka khawatir.

"haha, gatau nih. akhir-akhir ini gue sering melamun." chandra terkekeh, dan mark duduk di seberang chandra sembari memperhatikan kelakuan nya.

"haduh, mikirin dina lagi ya lu?" mark mendesah, dan chandra pun memberi senyuman pahitnya.

sebenarnya, sudah lewat dua tahun sejak dina hilang dari kehidupan chandra. namun, usaha chandra untuk move on dari dina pun selalu gagal.

"tuh tau." chandra kembali memasang sosok kuat dan bahagia dia dan menyeruput kopi dari cangkir dia.

"belum bisa move on nih ceritanya?"

chandra kembali runtuh setelah mendengar pertanyaan mark. dia pun terhenti dari kegiatan dia, badan kaku lagi mengingat kejadian dua tahun lalu.

"boleh enggak, kita enggak ngomongin dia, please?" chandra memohon, meletakkan cangkir kopinya di meja. dia pun mendapat desahan pasrah dari mark.

"maaf. eh by the way, gimana kabar skripsi lo?" mark dengan mudah mengganti topik pembicaraan. chandra langsung melebarkan matanya mendengar perkataan mark.

"woi, anjir, belum selesai gue." chandra mengacak rambut nya dengan frustrasi, menyadari betapa banyak mengetik dan berpikir yang ia harus lakukan.

"kalau gue enggak ingetin enggak bakalan selesai tuh skripsi lo, haha." mark ejek. chandra dengan kesal mendorong bahu mark main-main. 

suasana kafe kecil itu benar-benar sepi dan damai, dan canda tawa chandra dan mark mengisi kafe kecil itu, membawa perhatian serta senyum pemilik kafe itu.

"oh iya, skripsi lo gimana?" chandra melontarkan pertanyaan kembali pada mark. ekspresi mark segera berubah dari ceria menjadi penuh stres, dia pun menghembuskan napas yang panjang.

"kemarin udah gue kasih ke dosen, tapi belum disetujuin tuh. capek gue." keluh mark, mengacaukan rambut dia yang sebelumnya rapi. "pengen nya sih cepet-cepet selesai aja gitu, biar enggak stres lagi." lanjutnya.

"sabar ya bro, lo mending tau, gue aja belum mulai." chandra memutar bola matanya, kembali menghabiskan secangkir kopi dia. mark tertawa, dan chandra pun melihat nya dengan tatapan mematikannya. "lama-lama gue basahin lu pake kopi panas ini, awas ya lu." ancam chandra.

"yaelah, lo seharusnya berterima kasih dong, gue ingetin lo." mark kembali cekikikan.

"nye nye nye. berangkat yuk, nanti kita telat loh." chandra mengingatkan. mark pun berdiri membawa tas ransel dia serta bungkusan pisang goreng dia. 

"tumben lo ngingetin." katanya sembari berdiri. "biasanya lo maunya telat."

"beneran gue tuang kopinya, mau?"

"no, thank you." mark mengangkat tangannya, dan chandra akhirnya berdiri juga, meninggalkan kafe kecil itu bersama mark, tentunya setelah membayar di kasir kafe tersebut.

_

"woi woi, lo udah liat ini belum?" panggil doy, menoleh ke arah belakang dimana chandra dan tae duduk bersebelahan. 

"enggak, enggak liat gue tutup kuping." tae segera bereaksi, kembali memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan di depan papan tulisnya.

"yeuh, bego. yang ditutup tuh mata, bukan kuping kalau enggak mau liat." balas doy, menatap tae dengan tajam sebelum melihat chandra lagi.

"terserah gue lah yang mau ditutup apa." kata tae, menjulurkan lidah nya mengejek doy dan menulis di buku catatannya.

"chan, liat nih." doy menunjukkan layar ponselnya kepada chandra, dan napas chandra tersedak di saat dia melihat judul artikel yang tebal hitam itu.

dengan penasaran, chandra mengambil ponsel doy dari genggaman tangan doy sembari membaca seluruh artikel tersebut. mata chandra terpaku kepada nama nya yang tertulis di artikel itu.

nandina rosella

"anjir, ngapain lo nunjukin ini ke gue?" bisik haechan selagi mengembalikan ponsel milik doy kepadanya. "lo tau gue lagi berusaha move on kan?"

"oh iya, maaf. ya siapa tau lo belum tau, gue mau kasih liat aja gitu." kata doy malas, mengangkat bahunya sebelum menoleh kembali ke depan.

dina, kenapa kamu pergi? pikir chandra, air mata kembali mengancam untuk mengalir dari matanya. namun, ia menahannya, meneguk air liur nya sebelum kembali membuka buku catatannya.

_

mark lee as markus narendra mahaprana 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mark lee as markus narendra mahaprana 

mark lee as markus narendra mahaprana 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kim doyoung as doyaswara pradipta 

kim doyoung as doyaswara pradipta 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

moon taeil as taenaya ravindra

•°✦°•

memories ↷ lee haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang