✦ sebelas

55 13 21
                                    

dina tersentak ketika pintu kafe ditutup oleh lia, agak sedikit dibanting olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dina tersentak ketika pintu kafe ditutup oleh lia, agak sedikit dibanting olehnya.

tanpa dia sadari, air mata mulai menuruni pipinya, melunturkan maskara yang dipakainya. dia sangat ingin berteriak sekeras-kerasnya di saat itu, memanggil namanya lagi, tertawa bersama dia lagi.

dia sangat ingin bahagia lagi dengannya.

namun segala pikiran itu buyar ketika pintu kafe kembali terbuka. dina segera mengusap wajahnya, membersihkan pipinya dari noda air mata hitam yang mengucur seperti sungai.

"hey babe." tiba-tiba dina dirangkul oleh seseorang, wajahnya diletakkan di lekuk lehernya. napasnya menggelitik dina, yang membuat dia terkekeh kecil lalu menghadap tunangannya.

"hai jen." sapa dina, menggenggam tangannya lembut.

"lho, kamu abis nangis? are you okay?" tanya jensen khawatir, kedua tangannya memegangi pipi dina yang lembap.

dina sedikit panik mendengar pertanyaannya, namun dia mencoba membuat sebuah alasan yang masuk akal.

"um... aku sedih aja, harus balik lagi ke vancouver sebelum permanen balik ke indonesia." dina berbohong, namun tunangannya itu tidak curiga sedikit pun.

"oh gitu... tapi yang penting kita bakalan bisa lama tinggal di indonesia kan?" kata jensen, mencoba menghibur dina yang sedang bad mood.

"...iya. kamu bener." gumam dina, memberikan senyuman pahit ke jensen.

sesaat mereka berdua diam, bingung ingin melakukan apa. akhirnya jensen mengajak dina memesan kopi di kafe kecil itu lalu pergi pulang ke rumah ayah dina.

_

"p-pacar?" tanya chandra terbata-bata, dan lia menengok ke arah chandra. mereka masih di tengah jalan, terjebak macet di jalan raya. ditemani oleh lantunan lagu mellow di radio, mereka mencoba mengeringkan diri di dalam mobil.

"kalau gue bilang temen, nanti bisa aja dia curiga lo gamon kan?" balas lia, dan chandra berpikir sesaat sebelum menyetujui perkataan lia.

"so... kalau kita ketemu dina kita harus pura-pura dong."

lia menyadari hal itu setelah chandra mengatakannya, matanya melebar panik.

"anjir, aduh kalau kakak gue tau-"

"tenang, gausah kasih tau doy."

lia mengeluarkan napas lega, badannya melebur ke dalam kursi mobil, "thanks."

akhirnya suara rintik hujan mengenai kaca mobil mengisi telinga kedua mahasiswa itu, dimana yang satu menyetir dengan tenang dan yang satu lagi menikmati pemandangan.

tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikiran dia, ide yang menurutnya cemerlang. chandra seketika menjadi terang, lalu bertanya kepada lia, "um... li, boleh minta tolong enggak?"

lia mengangkat bahu dengan lemas.

"boleh bantu gue move on?"

mendengar pertanyaan itu, lia segera duduk tegak di kursinya, menyilangkan tangannya. selama beberapa menit dia berpikir keras, karena dia tak tahu, cara move on. akhirnya dia mengiyakan permintaan chandra walaupun dia masih ragu, "...sure. um, coba pikirin kejadian buruk yang terjadi selama kalian pacaran. bisa aja itu membantu lo."


dan chandra pun segera memikirkan suatu pertengkaran yang sempat mengancam hubungan mereka.

_

akhirnya setelak kesekian kali chandra menelpon dina, telponnya diangkat.

"din, kamu dimana?"

"astaga maap chan, aku tadi sibuk sama urusan keluarga jadi enggak kedengeran telpon kamu." kata dina dari seberang ponsel.

"sampe kapan kamu sibuk begini? emangnya ada apa sih? kok enggak mau cerita sama aku?" nada chandra meninggi.

"chan, papa aku enggak izinin untuk kasih tau siapa-siapa, maaf." kata dina, merasa menyesal akan kesibukannya selama ini.

"din, masa gue doang yang berusaha sih?" keluh chandra.

"chan, tolong-"

dan chandra menutup telponnya tanpa mendengar kelanjutan perkataan dina. chandra mendesah sedih, dengan perlahan duduk di salah satu bangku di kelas.

kelasnya sudah di dekorasi oleh chandra susah payah, hanya untuk di sia-siakan oleh dina. sebenarnya hari itu adalah satu tahun sejak mereka berpacaran, dan chandra ingin memberikan dina sebuah kejutan. kejutan yang akhirnya gagal karena kesibukan dina.

chandra dengan pahit melihat kado kalung yang sudah dipersiapkannya, dan memaksakan diri untuk berjalan keluar dari kelas itu tanpa membereskannya.

_

jung jaehyun as farrel jensen aliando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jung jaehyun as farrel jensen aliando

•°✦°•

memories ↷ lee haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang