✦ enambelas

54 10 13
                                    

dina mengusap pipinya yang lembap dan merapihkan rambutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

dina mengusap pipinya yang lembap dan merapihkan rambutnya. dia sadar diri, bahwa dia bukan apa-apa lagi bagi chandra. dia telah membuat kesalahan yang besar, dan tidak akan ada apa pun yang mampu membuat chandra memaafkan tindakan dina yang jahat.

dia mengumpulkan dirinya sendiri dan berjalan dengan cepat keluar dari ruangan kelas. ketika dia berbelok, ia melewati sosok yang sedang bersandar di tembok, kepalanya tertutup tudung sweternya.

"din." panggil sosok itu.

dina terhenti dari langkahnya, dia tidak menyadari ada seseorang di situ karena terlalu fokus untuk melarikan diri. kepalan tangannya mengecil, memegangi tasnya dengan sangat erat.

"karena bokap lo ceo, makanya lo enggak kasih tau gue? gitu?" kata chandra, merasa lebih sakit lagi.

"enggak gitu, chan."

"TRUS GIMANA? HAH?" teriak chandra, hampir menangis.

"chan, dengerin dulu-"

"lo malu sama gue, gitu?" suaranya kembali mengecil, melihat dina dengan sedih.

"chan... kalo aku malu sama kamu, enggak mungkin aku pacaran sama kamu dari awal."

"ada apa ini?" suara asing tiba-tiba memotong suasana tegang di koridor sepi itu, dan chandra menoleh untuk melihat lia yang sedang berusaha membaca situasi.

"enggak ada apa-apa, ayo pulang." kata chandra tegas, melirik dina untuk terakhir kalinya sebelum menggenggam tangan lia dan menyeretnya keluar dari situ.

lia hanya diam mengikuti arah jalan chandra.

entah seberapa lama mereka berjalan, namun setahu lia, chandra sedang linglung karena ia berjalan tanpa arah sedari tadi.

akhirnya lia berhenti ketika berada di lahan parkiran, membuat chandra melihat ke belakang, bingung akan tindakan lia saat itu.

"ada apa tadi?" tanya lia lagi.

chandra mendesah berat, melihat lia dengan iba, "maafin gue, li. gue seret lo ke dalem masalah gue yang sepele ini."

lia terkejut dengan permintaan maaf chandra yang tiba-tiba itu. lia menelan ludah sebelum menjawab, "well, at least gue bisa bantu lo setelah lo nerima gue di apartemen lo."

chandra tersenyum mendengar itu, dia sangat bersyukur ada lia yang membantunya melalui semua penderitaan chandra. entah kenapa, mungkin dia akan jatuh ke dalam lubang penderitaan lebih dalam jika dia tidak bertemu dengannya.

dengan reflek, chandra menarik tangan lia mendekatinya. dia menaruh kedua tangannya melingkari pinggangnya.

chandra memeluk lia.

sesuatu dalam hati lia melonjak, matanya tidak pernah selebar ini. tanpa berpikir lia pun melingkarkan tangannya di tengkuk leher chandra.

"thanks, li. i don't know what i'd do without you."

_

dina menutup pintu mobilnya dengan keras dan menguburkan mukanya ke dalam telapak tangannya.

dina nangis tersedu, untungnya tidak melihat chandra dan lia yang sedang berpelukan melewati jendela mobilnya.

sang supir mengabaikannya, dengan santai memberitahu dina bahwa dia akan menjemput jensen yang sedang rapat di hotel hilton.

sedikit khawatir, dina melakukan touch-up agar tidak ketahuan jensen bahwa dia telah menangis.

namun, dina tetap gagal melakukan itu.

setelah memasuki mobil, jensen seketika mengerutkan keningnya waktu melihat dina.

"kamu kenapa, din?" tanya jensen memegangi pipinya.

"hah, enggak kenapa-napa kok!" bantahnya. jensen mendesah, karena dia tahu, dina tidak baik-baik saja.

"din, kamu harus kasih tau aku kenapa kamu menangis, aku enggak akan bisa membantu kalau kamu enggak kasih tau." hibur jensen, membiarkan tangannya jatuh di pangkuan dina.

dina hanya menggeleng, memberikan jensen senyum terpaksa sebelum melihat keluar jendela dan menghindari jensen.

•°✦°•

memories ↷ lee haechan ✓Where stories live. Discover now