✦ duapuluh

39 8 9
                                    

keesokan harinya, pada petang yang sendu, dina mengunjungi ayahnya di kantornya, dengan semangat yang membara seperti api di dalam dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

keesokan harinya, pada petang yang sendu, dina mengunjungi ayahnya di kantornya, dengan semangat yang membara seperti api di dalam dirinya.

"halo! bagaimana saya bisa bantu anda?" kata sang resepsionis ketika dina sampai di depan meja lobi.

"saya mau bertemu dengan pak setiawan, saya anak putrinya."

sang resepsionis mengangkat gagang telpon dan menggumamkan beberapa kata sebelum mengangguk, mengisyaratkan dina untuk masuk.

vectora merupakan perusahaan cat tembok yang telah sukses menjual biliaran unit cat ke berbagai penjuru dunia. perusahaan ini terkenal akan membuat berbagai warna baru dan beragam untuk rumah, maka hampir semua orang mengetahui perusahaan itu.

dina dengan tenang berjalan ke lantai kantor ayahnya ketika pintu lift sudah terbuka.

setelah beberapa saat jalan, dina mengetuk pintu kaca yang putih itu, tak lupa ia memberi salam hangat kepada sekretaris pak setiawan yang sedang mengetik dengan sibuk.

"masuk." panggil ayah dina. dina masuk ke dalam ruangan kantor ayahnya yang hampir sama besarnya dengan ballroom untuk reuni smanya kemarin. namun, ruangan besar itu terlihat minimalis, didekorasi hanya dengan sofa besar dan meja kantor mahoni, beserta rak buku, piagam, dan bingkai foto yang menutupi seluruh dinding di belakang mejanya.

"ada apa, andin?" tanya ayahnya datar, matanya masih tertuju kepada komputer di hadapannya.

"aku mau ngomong, pah." ujar dina, menyiapkan mentalnya.

"silakan." katanya, tak kunjung melihat dina.

"...aku mau batalin perjodohan aku sama jensen."

dan pada akhirnya, pak setiawan berhenti menatap komputernya dan melihat putrinya dengan mata terbelalak.

"maksudmu apa? pernikahan itu akan tetap berjalan dengan atau tanpa persetujuanmu, nak." nada pak setiawan mulai meninggi dan dia berdiri, namun dina rela melawan ayahnya demi dirinya sendiri.

"jensen itu teman baik aku pah, bukan seseorang yang aku cinta."

"itu tidak penting, andin. perjodohan itu penting demi masa depan perusahaan kita."

"jadi papa lebih mentingin perusahaan daripada perasaan aku?!"

"iya, andin. masa depan kamu lebih penting daripada hanya sekedar perasaanmu."

"aku enggak akan punya masa depan kalau aku enggak bahagia!!"

ayahnya terdiam setelah dibentak dina.

"papa berharap, kalau aku nikah sama jensen aku bahagia. kalau aku tinggalin indonesia demi kuliah aku bahagia. kalau aku putusin pacar aku aku bahagia. tapi papa salah, salah banget.

"papa enggak punya hak untuk mengatur hidup aku dan hidup siapa pun, kecuali hidup papa sendiri. yang menurut papa terbaik untuk aku belum tentu terbaik buat masa depan aku.

"jadi tolong... papa udah hancurin hidup aku cukup banyak, seenggaknya biarin aku melakukan apa yang aku mau."

muka pak setiawan tetap datar, namun sebenarnya di dalam ia merasa sedikit tersakiti dan tersadar di saat yang bersamaan, bahwa selama ini putrinya merasa seperti ini. disesakkan oleh keputusan-keputusannya yang keras. walau sebenarnya dia ingin putrinya menjadi versi dirinya yang terbaik.

"...baiklah, tetapi sesuai perjanjian kita, kamu enggak boleh balik lagi ke indonesia jika kamu membatalkan perjodohannya." balas ayah dina, mencoba untuk tetap tenang di depan putrinya seperti biasa.

dina mengangguk.

"kamu juga harus menjalankan perusahaan papa yang di jerman." dia melanjutkan, dan dina pun mengangguk.

pak setiawan tiba-tiba berjalan meninggalkan meja kerjanya ke arah dina. dina yang polos hanya terdiam di situ dengan bingung, melihat ke arah lain dengan panik.

ayahnya menepuk bahunya lembut, dan membelai rambutnya, walau hanya sedetik. dina tersentak akan tindakan ayahnya. dia lupa kapan terakhir kali ayahnya membelai rambut dia.

"good luck, andin, and i'm sorry." kata ayahnya mengangguk, sebelum berjalan kembali ke mejanya dan fokus bekerja seakan-akan tidak terjadi apapun.

dina membungkuk kepada ayahnya sebelum keluar ruangan kantor itu dengan senyuman tipis.

•°✦°•

memories ↷ lee haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang