✦ sepuluh

65 15 29
                                    

tanpa mereka sadari, mereka telah berbincang berjam-jam di situ, dan matahari pun telah mengucapkan selamat tinggal kepada dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tanpa mereka sadari, mereka telah berbincang berjam-jam di situ, dan matahari pun telah mengucapkan selamat tinggal kepada dunia. namun langit masih memancarkan warna oranye keunguan, pemandangan yang langka di kota jakarta itu.

"wah... langitnya bagus banget." lia mengagumi warna langit tersebut melalui jendela, dan chandra pun ikut serta melihatnya.

"langit gini, jarang ya di bandung?" tanya chandra.

"iya, dulu sih waktu bang doyas sama gue masih kecil pernah liat sekali, tapi sebentar banget, karena kita tiba-tiba dipanggil orang tua untuk bantuin mereka di toko." cerita lia, dan chandra mendengarkannya dengan seksama.

"yaudah, nikmatin aja selagi ada nih." balas chandra, yang membuat lia tersenyum bahagia mendengar perkataannya.

tiba-tiba pintu toko terbuka, loncengnya berbunyi menandakan seseorang telah masuk ke dalam kafe itu. namun, chandra maupun lia terlalu sibuk mengobrol untuk menyadari hal itu.

"ch-chan...?"

suara perempuan memanggil nama chandra dengan terkejut, membuat kedua pemuda itu menolehkan kepalanya ke sumber suara itu.

dina sedang berdiri dengan pakaiannya yang elegan itu, matanya terpaku kepada chandra yang sama-sama terkejut melihat kehadiran mantannya.

lia yang sedari tadi melihat mereka berdua saling menatap dalam diam berdeham canggung, bingung akan situasi yang tegang itu.

dina sontak melihat sosok perempuan yang sedang duduk di seberang chandra, dan realita yang menyakitkan menusuk dadanya menembus hatinya yang pilu.

"hai, din." sapa chandra, mencoba tetap tenang di hadapan perempuan bermarga rosella itu.

chandra dengan tegas berdiri, kursi chandra bergesekan dengan lantai. dina kembali melihat chandra, dan dina pun tidak mampu membaca muka chandra yang penuh dengan berbagai emosi yang dipendam olehnya.

"lo ngapain ada di sini? bukannya lagi di luar negeri?" tanya chandra.

dina menelan ludah sebelum menjawab, "udah pulang, chan."

mendengar nama panggilan itu lia segera menyadari, bahwa dia pernah memanggil chandra dengan nama itu, yang membuat chandra diam terpaku di hari sebelumnya.

teman? pacar? atau... mantan? tanya lia dalam batin.

"oh, welcome back ya din." ucap chandra dengan terpaksa.

mereka berdua terdiam sejenak, chandra tak mampu melihatnya tepat di mata. dina yang ingin memecahkan suasana canggung itu bertanya, "um, enggak mau kenalin cewek yang duduk bareng sama lo?"

lia reflek berdiri, mendengar dia yang dimaksud oleh dina. lia pun berjalan ke samping chandra dan spontan menggenggam tangannya. chandra pun semakin terkejut.

"gue lia, pacar chandra. maaf, tapi kita udah harus pulang. bye." balas lia dengan galak dan segera menarik chandra keluar dari kafe itu.

lia dengan cepat menyeret chandra yang masih tergoncang dari kehadiran dina dan tindakan ceroboh lia. setelah berada di depan mobil toyota chandra, lia memutarkan badannya menghadap chandra.

"mantan?"

"...iya. thanks, li."

lia mengangguk, tangannya masih belum dilepas olehnya. mereka berpegangan tangan, dan dalam diam mereka tidak bisa menahan diri mereka sendiri untuk tidak saling menatap. mereka tetap seperti itu selama beberapa menit ketika suatu hal menginterupsi mereka.

sebuah tetesan air mendarat di atas kepala chandra, dan chandra tersentak. semakin banyak tetesan air datang, dan suara rintik hujan pun mulai terdengar di telinga.

akhirnya dengan terburu-buru mereka memasuki mobil menghindari hujan yang sudah mulai lebat itu. dan mereka pun pulang menuju apartemen di malam hari.

•°✦°•

pfftt diriku menulis apa ya T^T

memories ↷ lee haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang