✦ empat

92 23 23
                                    

okey , sebelum kalian baca yang ini , aku mau bilang aku tambah sedikit dialog di chap yang sebelumnya :)

cahaya matahari pagi menembus gorden yang menutupi sebagian jendela apartemen, kicauan burung samar-samar terdengar dari jauh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cahaya matahari pagi menembus gorden yang menutupi sebagian jendela apartemen, kicauan burung samar-samar terdengar dari jauh.

ponsel chandra yang tergeletak di meja tamu tiba-tiba berbunyi lantang, getarannya cukup besar untuk menggelitik kaki chandra. dia menyeka matanya sembari mencoba membangunkan dirinya sendiri yang ternyata ketiduran di sofa.

chandra mengerang dengan rendah, cahaya matahari menyilaukan di matanya. akhirnya dia benar-benar sadar, membenarkan posisi duduk nya dan memperbaiki pakaian yang sedang ia pakai.

ponsel chandra masih berdering keras, dan chandra dengan panik segera mengambil ponselnya, melihat kontak doy muncul di layar ponselnya.

dengan berat hati, ia mengangkat telpon itu. "halo?" sapa chandra dengan suaranya yang masih serak dari tidurnya.

"woi lo dimana sih?"

"di kali deket kampus."

"astaga ngapain sih??" nada doyaswara meninggi.

"ya di apartemen gue lah!"

"bego, bilang dong dari tadi."

"emang nya kenapa njir."

"kelas mulai 15 menit lagi tolol."

"oh yaudah, gue otewe."

"awas lu kalau telat." dan doy pun menutup telpon sebelum chandra dapat membalas perkataannya.

dengan buru-buru, chandra mematikan televisinya lalu bersiap-siap untuk kelas paginya.

_

"tumben bener tadi pagi lu telat." sapa mark dengan menyindir, kembali kumpul di kafe kecil kesukaan mereka berdua.

"yeuh, serba tumben lu. sekalian aja bilang tumben gue hidup." balas chandra dengan malas, memainkan pegangan cangkir teh nya.

sembari chandra memutarkan bola matanya, mark bersuara mengabaikan balasan chandra, "lo juga kayak ada banyak pikiran tuh, you good?"

chandra reflek menatap mark, dan mengeluarkan desahan yang terdengar sangat menyakitkan hati di telinga pria bermarga mahaprana itu.

"dina bakalan pulang." bisik chandra setelah beberapa saat mereka terdiam, dan mark sontak meletakkan gelas jus semangka dengan perlahan setelah mendengar berita chandra walaupun dia sedang sangat ingin menyegarkan diri dengan buah favoritnya.

chandra pun sedari tadi kesulitan berbicara, memikirkan nya saja membuat seluruh dunia di sekitarnya berhenti sesaat. sebenarnya, yang tadi chandra katakan kepada mark pun benar-benar harus ia paksa keluarkan dari mulutnya.

"lo tau dari mana?" tanya mark. chandra pun segera membuka situs web yang berisi artikel itu lalu menyodorkan ponselnya kepada mark. "nih."

setelah beberapa menit, mark pun mengembalikan ponselnya tanpa sepatah kata. mark terdiam setelah membaca artikel yang sudah dibaca lebih dari seribu orang itu.

"sejak kapan dia anak ceo ya allah..." gumam mark, melihat muka chandra yang sedari tadi datar tak menunjukkan sedikit pun emosi.

"lo enggak tau... ya?" mark menyadari hal itu, yang membuat chandra menunjukkan senyuman pahit itu.

ah, senyum khas chandra sekarang... pikir mark.

"dia enggak pernah kasih tau gue." akhirnya chandra dapat membalas semua perkataan markus. dia pun mengangguk mendengar penjelasan chandra, semuanya masuk akal sekarang.

dan alasan chandra jatuh cinta kepada dina pun masuk akal sekarang.

•°✦°•

ew tulisanku makin jelek bye :(

memories ↷ lee haechan ✓Where stories live. Discover now