✦ tigabelas

50 12 22
                                    

dina was-was menuju universitas lagi, tapi kali ini dia tidak berkunjung dengan formal, melainkan sebuah perjalanan menyusuri ingatan lampau; sebuah nostalgia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dina was-was menuju universitas lagi, tapi kali ini dia tidak berkunjung dengan formal, melainkan sebuah perjalanan menyusuri ingatan lampau; sebuah nostalgia.

dengan mengenakan make up minimalis, dina berjalan santai dengan blus putih dan jins biru simpel miliknya. rambutnya terurai, dan ia menggunakan sepatu converse putih yang sudah lama ia miliki.

dina hampir terlihat seperti orang lain; bahkan ayahnya pun mungkin tidak dapat mengenali dina yang sedang bersenang-senang.

iya, kesenangan dina juga sebenarnya simpel. menonton sinetron, makan soto di pedagang kaki lima, dan berjalan pulang dengan orang-orang yang dia pedulikan.

namun, seluruh hidupnya adalah kebohongan.

dina dipaksa untuk memakai baju mewah yang tidak nyaman dipakai, dikelilingi oleh anak-anak kaya yang hanya ingin berteman karena uang, dan makan makanan mahal yang hambar di lidah dina.

iya, ayahnya memaksa dia untuk hidup sepertinya, kehidupan yang menurutnya ideal untuk dina.

maka dari itu, dina telah mencoba mendorong ayahnya keluar dari hidupnya, mulai dari mengganti nama panggilan dia, hingga menyimpan kehidupan dina sebagai rahasia dari chandra.

namun akhirnya dia tidak dapat menghindari panggilan dia; dina diseret ayahnya ke dalam warisan yang ia harus penuhi.

dina segera sampai di bagian informasi ui, tanpa seorang pun yang mengenalinya dan memanggil namanya. dina melihat sang petugas lalu menghampirinya dengan ragu.

"hai, ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas itu ketika dina sampai di hadapan meja.

"ekhem, aku mencari seorang mahasiswa, adinata chandra yudistira." pinta dina dengan tegas.

"um... maaf nona, kita tidak bisa memberikan informasi seperti itu di sini."

"tapi-"

omongan dina di potong oleh sebuah tekanan di bahunya, yang membuat dia menoleh.

mark yang kebetulan mendengar nama lengkap sahabatnya ketika melewati koridor dengan penasaran menghampirinya. mark sedikit terkejut ketika melihat sosok mantan chandra yang hanya ia pernah lihat lewat foto.

"lo siapa?" sindir dina, kesal karena ada orang asing yang memotongnya begitu saja.

"temen chandra." kata mark mengabaikan nada sebal dina.

tatapan kesal dina segera hilang, dan digantikan dengan ribuan ekspresi yang tercampur menjadi satu, mark lun tidak bisa membacanya.

"kenapa lo cariin dia?" lanjut mark.

"um... kita putus kontak, makanya-"

"ya wajar lah putus kontak, orang lo mantan dia." tegur mark memotong dina lagi.

"lo t-tau?" dina semakin terkejut.

mark terdiam sejenak, lalu dengan tenang dia berbicara, "chandra masuk jurusan bisnis, kalo lo nyari temen se jurusan cari aja doyaswara atau taenaya."

"b-bisnis?" ulang dina.

"iya, dan lo tau? dia gamon, jadi jangan bikin dia baper lagi. gue tau lo punya akal sehat, jangan di pake untuk mainin dia." mark dengan tegas memberi tahu, lalu pergi menuju destinasi awalnya.

namun tiba-tiba tangannya tertarik ke belakang, membuat dia terhenti dari jalannya.

"chan gamon?" balas dina tak percaya.

"iye, lo baru tau?" mark menoleh ke belakang lagi untuk bertemu dengan dina yang sangat terkejut, mencoba mencari kata-kata yang tepat.

"kalo chandra gamon, kenapa dia udah punya pacar?"

"pacar? ha, jangan ngadi-ngadi lo din." balas mark sarkastik. mark mau menghentakkan tangannya lepas dari genggaman tangan dina, namun dina tetap lebih kuat dan mark tak hendak lepas darinya.

"namanya lia, gue liat dengan mata gue sendiri, percayalah."

"lia? lia siap-" mark berhenti berbicara ketika dia teringat akan adik doyaswara.

"lia... adek doy?"

•°✦°•

memories ↷ lee haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang