17✌ - Dia kecelakaan

26.7K 2K 99
                                    

Happy Reading

📕📕📕


* * *

16:45

Nasya, Clara, dan Reyhan masih asik bercanda gurau di cafe Gold favorit Nasya dan ketiga sahabatnya. Tapi cafe ini sudah menjadi favorit Reyhan juga. Karna cafe Gold ini memiliki pelayanan yang sangat bagus, dan makanan yang mereka pesan cepat tersedia.

"Makanya itu, kita suka nongkrong di cafe ini" ucap Nasya, yang habis menjelaskan tentang cafe favorit mereka.

"Ya udah. Kalau gitu, cafe ini jadi cafe favorit gue juga" ucap Reyhan, santai.

"Ya terserah lo aja" ujar Clara.

"Oh iya Sya, gue minta nomor hp lo dong" ucap Reyhan.

"Catat gih" ujar Nasya.

" 0813 xxxx xxxx " Nasya memberikan nomor teleponnya pada Reyhan.

"Oh Thanks,"

"Ra. Lo, gak ngabarin Vely sama Geby?" tanya Nasya.

"Oh iya yah. Sorry gue lupa, tunggu deh gue telfon dulu"

"Vely sama Geby, siape lagi tuh?" tanya Reyhan, kebingungan.

"Mereka itu teman kita berdua" jawab Nasya.

"Oh, mereka udah punya pacar?" tanya Reyhan, kepo.

"Dih, kepo lo" jawab Nasya ketus.

"Ck. Gue nanya kali Sya, ya kali gue demen sama calon teman gue juga"

"Emang mereka mau temenan sama lo?" tanya Nasya, yang sudah menahan tawanya yang sudah hampir akan meledak keluar, entah mengapa Nasya suka sekali mengerjai Reyhan.

"Ya mana gue tau, mana ada sih yang mau nolak cowok segateng gue" ujar Reyhan, dengan tampang sombongnya.

"Emang lo ganteng?" tanya Nasya lagi, seakan meremehkan Reyhan.

"Serah lo Sya, serah! Lo mau bilang gue ganteng kek, jelek kek, terserah lo" ketus Reyhan, yang sudah tidak tahan dengan tingkah Nasya yang suka meremehkan dirinya.

"HAHAHAHA.." pecah sudah, Nasya sudah mengeluarkan tawanya.

"Jangan ketawa, nafas lo bau pantat kebo" hina Reyhan.

"Biarin, yang penting gue bahagia, HAHAHAHA..." tawanya, semakin menjadi.

"Ck. Gila" caci Reyhan tanpa ekspresi.

"Hahaha, maap deh Rey. Gue gak bermaksud, lo ganteng kok." puji Nasya, coba menenangkan dirinya, dan coba membujuk Reyhan yang sudah memasang tampang meraju.

"Baru tau lo?" tanya Reyhan ketus.

"Tapi boong, HAHAHA.." ledek Nasya, yang sudah kembali ketawa terbahak-bahak.

"Au ah gelap" cetus Reyhan yang memutar matanya malas.

"Hahah iya iya, maap gue gak ngehina lo kok, tenang aja! Gue cuma coba ngehibur diri gue sendiri aja" ujarnya panjang lebar.

"Emang lo bahagia, dengan lo mojokin gue?" tanya Reyhan.

"Mm, dikit. Gue cuma mau lupain masalah dalam hidup gue aja, biar cuma bentar doang"

"Masalah apa sih?" tanya nya.

"Udah lah, males gue bahas gituan." jawab Nasya, yang sudah memasang tampang sedih, tapi ia coba tutupi, dengan senyum indahnya.

"Gue tau semua masalah lo, Dya" batin Reyhan.

"Clara mana ya, kok lama sih?" tanya Nasya mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Mm, gak tau. Mungkin ke toilet kali"

"Mungkin" ucap Nasya seadanya.

Selang beberapa menit, Clara datang dengan raut wajah yang sudah pucat pasih dan keringat yang sangat banyak. Clara berlari sangat kencang mengakibatkan Clara kekurangan oksigen, dan tubuhnya yang sedikit gemetar, entah apa yang membuat dirinya sampai seperti itu.

"E-eh Ra lo kenapa?" tanya Nasya yang bingung melihat kondisi Clara sekarang.

"Lo kenapa Ra, kayak habis di kejar setan aja lo" ucap Reyhan, yang juga bingung dengan tingkah sepupunya ini.

"Ka-kasih gu-gue air dong" ucap Clara, tergesah-gesah karna kelehan berlari.

"Nih minum" ujar Nasya, yang memberikan air mineral yang selalu ia bawa.

"Pelan-pelan, Ra" tegur Nasya mengingatkan, takut temannya ini akan keselek air.

"Sya.. hiks hiks" ujar Clara yang masih memegangi dadanya yang terasa sesak.

"Mm.. Ba-bang Raga, Sya" ujar Clara terbata-bata.

"Kenapa, Ra?" tanya Nasya, yang sudah memasang tampang khawatir.

"Ba-bang Raga kecelakaan, hiks hiks" jawab Clara, terisak. Karna melihat kejadian yang beberapa menit yang lalu.

"Apaan sih Ra, gak lucu tau gak" cetus Nasya, mencoba tidak percaya dengan usapan Clara barusan.

"Gu-gue gak becanda Sya, gu-gue liat pake mata kepala gue sendiri. Bang Raga kecelakaan di dekat jalan parkiran cafe. Hiks hiks" ucap Clara yang coba menjelaskan.

Deg ...

"Te-terus ba-bang Raga di mana, Ra" tanya Nasya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Di-dia udah di bawa ke rumah sakit Kasih Bunda" jawab Clara, yang masih sesegukan.

"Gu-gue mau ke sana" ucap Nasya yang sudah berlari dari hadapan mereka berdua, dengan air mata yang sudah mengalir.

"Gue nyusul Nasya. Lo kalau mau ikut, buruan" ucap Reyhan, lalu mencoba mengejar Nasya.

"Sya..!" panggil Reyhan.

"Apa? Gue buru-buru, Rey" ucap Nasya, dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"Gue antar lo, gua gak bisa biarin lo bawa mobil dalam keadaan kek gini" ucap Reyhan, dengan raut wajah khawatir.

"Ya udah ayo, hiks hiks" ucap Nasya, yang kesegukan.

"Tunggu, gue ikut" cekal Clara lalu berlari masuk ke dalam mobil milik Reyhan.

* * *

Reyhan membawa mobil dengan kecepatan penuh, tidak peduli dengan umpatan setiap pengendara yang mungkin sudah mengumpatinya karna membawa mobil dengan ugal-ugalan.

Nasya sudah tidak memikirkan dirinya, sekarang Nasya hanya memikirkan kakak kesayangannya setelah Kevan. Entahlah Nasya sangat menyayangi Raga, walaupun Raga selalu melukai fisik dan batinnya.

Hay guys! Update lagi nih, gimana untuk cerita Nasya kali ini? Semoga suka yah.

[Jangan lupa Vote and Comment!]

JANGAN JADI PEMBACA SILENT READERS, YAH!

Kasian ke aku dong. Yang udah nulis panjang lebar tapi gak di semangatin juga, sedih tau😓

*Jangan lupa juga Follow Ig
@natalyaanastsy
@aurellianasyava

See you guys !!

NASYA Where stories live. Discover now