45✌ - Kejadian yang tidak di inginkan

22.8K 1.7K 51
                                    

Happy Reading

📕📕📕

Nasya meringis kesakitan. "A-aaw, sa-sakit."

Reyhan mensejajarkan posisinya dengan Nasya. "Bangsat lo semua! Siapa yang buat Nasya sampe kaya gini!" murka nya, dengan penuh tatapan amarah.

"Udah, Rey! Kita bawa Nasya ke UKS dulu." Ujar Clara menenangkan Reyhan yang sudah sangat emosi.

Reyhan kembali fokus pada Nasya yang sudah tergeletak di lantai kantin, masih dengan darah yang mengalir dari hidung nya. Wajah pucat yang menghalangi wajah cantik milik Nasya. Reyhan memopong tubuh Nasya ala Bridal style, berniat membawa nya ke UKS di ikuti dengan teman-teman Nasya.  Reyhan merasa menjadi kakak yang tidak berguna bagi Nasya, masalah seperti ini saja ia tidak bisa melindungi Nasya.

Fernan melihat semuanya, rasa cemburu mulai meliputi lubuk hatinya. Kenapa? Kenapa harus Reyhan yang menjadi pelindung Nasya sekarang, kenapa bukan dirinya lagi. Rasanya Fernan ingin berteriak sekencang mungkin.

"Lo ngga mau nyusul Nasya?" bisik Dino pada Fernan. Dino sadar, sekarang ini temannya sedang merasakan rasa cemburu.

Fernan melirik. "Ngga! Udah ada Reyhan." Ucap nya, lalu beranjak dari tempat yang sudah membuatnya merasa tidak nyaman.

"Woy! Lo mau kemana?" teriak Julio heran.

Grey berbalik, melihat Fernan yang melangkah menjauh dari kantin. "Fernan, kamu mau kemana? Aku ikut!" Grey ikut berteriak sambil ikut melangkah mengikuti langkah Fernan yang entah mau kemana.

"Dasar bucin!" gumam Dino merasa geram dengan sikap temannya yang satu itu.

***
M

ereka sudah berada di UKS, Nasya yang belum sadar dari pingsannya sangat membuat Reyhan begitu khawatir.


"Sya? Bangun?" Reyhan terus berusaha menyadarkan Nasya dari pingsannya, walaupun sudah di tangani oleh Dokter UKS. Tapi Reyhan masih tidak bisa tenang jika belum melihat Nasya tersenyum kembali.

Reyhan menggenggam tangan Nasya yang bebas dari selang Infus, tangan yang terasa dingin membuat Reyhan merasa sangat khawatir, pasalnya Dokter Erik pernah memberita kalau pinggang Nasya tidak boleh terbentur, kalau sampai itu terjadi, bisa berakibat fatal.

Clara dengan yang lainnya sudah kembali ke dalam kelas, sebenarnya mereka tidak ingin meninggalkan Nasya. Tapi Reyhan terus menyuruh mereka untuk masuk ke kelas.

"Maafin gue, Sya. Maaf gue udah ngga becus jadi abang lo." Gumam Reyhan menyesali semuanya.

"Jangan buat gue khawatir Sya, buka mata lo." Reyhan membelai rambut milik Nasya dengan penuh rasa sayang. Tapi, Reyhan di buat kaget saat melihat di sela-sela jarinya terdapat rambut nasya yang rontok.

Reyhan menarik tangannya, mengamati setiap helai rambut yang berada di telapak tangannya. Rasa khawatir mulai kembali, rahasia apa yang belum di ketahui olehnya, kenapa rambut Nasya terlihat menipis? Tidak, tidak! Reyhan mulai berpikir yang tidak-tidak tentang keadaannya Nasya sekarang.

"Ngga usah di jagain, udah besar!" cetus seorang cowok yang berdiri di ambang pintu sambil berkacak pinggang.

Reyhan menengok, memasang wajah geram dengan orang yang satu ini. "Keluar! Sebelum gue pukul." Usir Reyhan menahan emosi yang sudah memuncak.

NASYA Where stories live. Discover now