41✌ - Terlalu banyak kesengsaraan

24.4K 2.2K 54
                                    

"Terus bertahan, walau dunia begitu sakit. Karna di belakang-Mu masih ada yang sangat tersiksa"
-Aurellia Nasyava Zelmand

Happy Reading

📕📕📕

Fernan melanjutkan langkahnya kembali, ia ikut merasakan sakit saat melihat Nasya terus menangis, meratapi nasip nya yang kurang beruntung. Menjadi seorang Nasya itu tidak mudah, di saat anak yang seusia dengannya merasakan kasih sayang. Tapi tidak dengannya, ia hanya merasakan sakit fisik dan batin. Tidak ada yang yang akan tahan dengan semua itu!

"Ngga usah cengeng! Gue ngga suka liat lo nangis!" Fernan bersuara saat sudah sampai tepat di hadapan Nasya.

Nasya diam, mengangkat kepala nya yang sedari tadi tertunduk. "Fernan?" batinnya kebingungan.

Fernan mengerutkan keningnya. "Kenapa? Lo ngga suka gue ada di sini?" tanya nya, sedikit ketus.

Nasya menggeleng cepat. "Ngga! Lo ngapain ke sini? Udah sana! Nanti di liat Grey bisa jadi masalah." Ujar nya, takut membuat Grey salah paham.

"Udah, tenang aja! Ngga akan ada yang tau." Balasnya, seraya duduk disebelah Nasya.

Nasya mengangguk paham, Fernan melihat Nasya dari samping. Terlihat berbeda, lebih kurus dari sebelumnya.

"Sini." Ujar Fernan menepuk-nepuk bangku yang kosong di antara mereka.

Nasya mengerutkan keningnya. "Ngapain?" tanya nya.

"Udah sini!" Fernan menarik tangan Nasya. Tidak ada penolakan, ia hanya akan mengikuti alur cerita malam ini.

Fernan menghapus jejak air mata Nasya, membuatnya tersentak kaget. Bukan, Nasya bukan tidak suka, tapi siapa yang tidak bahagia saat ada orang yang masih peduli dengan dirinya.

"Jangan pernah nangis lagi, aku ngga suka!" ujar Fernan mengubah cara bicaranya menjadi formal.

Nasya hanya mengangguk, kembali ke posisi awal menatap ke depan. "Mungkin, aku berhenti nangis saat aku udah nutup mata." Ucapnya, menatap nanar ke arah depan.

Diam! Fernan diam saat mendengar kalimat Nasya barusan.  "Ngga ada alasan aku untuk berhenti nangis, karena alasan aku untuk tersenyum udah pergi ninggalin aku." Lanjutnya,  dengan air mata yang sudah termendung di pelupuk matanya.


Fernan menundukkan kepalanya, malu! Kenapa harus ia yang pergi meninggalkan cewek yang begitu berharga. "Maaf." Gumamnya.


Nasya mengubah posisinya mengarah pada Fernan. "Ngga, kamu ngga salah. Hanya waktu yang salah menempatkan semuanya." Ucapnya.

Nasya mengehembuskan nafas, menatap langit yanh begitu cerah.  "Aku ngga tau sampai kapan semuanya selesai, tapi aku berdoa semoga semua selesai dengan tenang." Lanjutnya lagi.

Fernan mengangkat kepalanya, menangkup wajah Nasya untuk menatapnya. "Maaf udah ninggalin kamu. Ini bukan keinginan aku, Sya. Ini karena kerja sama bokap aku sama bokap kamu, aku ngga akan ninggalin kamu kalau bukan Papa nyuruh aku mutusin kamu hanya karena kerja sama sialan itu!" ucap nya dengan nada sedikit emosi.

NASYA Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon