19✌ - Masa lalu yang kelam

24.6K 2K 99
                                    

Happy Reading

📕📕📕

* * *

Di satu sisi, Reyhan sedang berbicara serius pada seseorang melalui ponselnya. Reyhan terlihat sangat emosi, ia bahkan sesekali memukul tembok yang berada di samping nya.

"Tapi bang. Gue gak bisa biarin Asya di kasarin sama orang tua nya sendiri" ucap Reyhan pada orang yang sedang mengobrol melalui ponselnya.

"Tenang Rey, semua nya akan gue urus lo tenang aja, Asya kita gak akan kenapa-kenapa. Dia adik Kevan, dia juga calon penerus Alaztor, lo tenang aja oke" ucap orang di sebrang sana.

"Oke bang. Gue akan usaha nahan emosi gue, ini demi Asya" ujar Reyhan yang sudah mulai tenang.

"Oke, kalau gitu gue mau lanjut bareng anak-anak dulu. Lo kalau udah selesai semuanya, langsung ke basecamp"

"Iya, bay"

Tut ..

Panggilan telepon sudah terputus, tapi Reyhan masih berusaha menenangkan emosinya dulu. Baru akan masuk menemui Nasya.

Yang di sebut Asya oleh Reyhan adalah Nasya. Ya Nasya adalah adik kecilnya walaupun Nasya bukan adik kandungnya, bahkan tidak memiliki ikatan darah sama sekali, tapi Reyhan sangat menyayangi Nasya.

Reyhan jadi mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu, di mana Kehidupan Nasya berubah 180°.

Flashback On.

Enam orang anak kecil sedang bermain bersama di halaman rumah milik keluarga Zelmand. Anak Kecil itu adalah Kevan, Given, Reyhan, Raga, Nasya dan Grey.

Kevan dan Given yang sedang bermain mobil-mobilan di pasir, Raga yang bermain ayunan bersama Grey. Nasya dan Reyhan yang sedang bermain bola.

"Bang Ley, ayo lempal bola nya ke Asya" teriak Nasya Kecil, yang berusia enam tahun.

"Iya, nih tangkap bola nya" ujar Reyhan kecil, lalu melemparkan bola ke arah Nasya. Tapi sayang, bola itu melewati kepala Nasya dan mengelinding ke arah jalan.

"Bang Ley, tunggu di sini ya. Asya mau ambil bola nya dulu" ucap Nasya kecil, lalu ingin pergi mengambil Bola itu. Tapi, langkah Nasya terhenti saat Kevan meneriaki namanya.

"Asya!" panggil Kevan kecil yang berumur sepuluh tahun.

"Kenapa bang?" tanya Nasya.

"Nanti abang yang ngambil bola nya, kamu tunggu di sini" ucap Kevan, lalu pergi mengambil bolanya.

Kevan yang pergi mengambil bola milik Nasya, tanpa melirik ke kiri dan ke kanan. Mengakibatkan Kevan saat itu harus tertabrak oleh mobil yang sedang melaju ke arah nya.

Nasya yang melihat ada mobil yang melaju ke arah Kevan, sontak berteriak kencang.

"Bang Kevan, minggil ada mobil" teriak Nasya kecil, histeris dan penuh ketakutan.

BRAK !!

SKITT

Tapi sayang, nasi sudah menjadi bubur, Kevan sudah tertabrak. Nasya yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah Kevan, di ikuti oleh Given. Reyhan, ia pergi untuk memanggil orang tuanya dan orang tua Nasya.

"Bang Kevan bangun, hiks hiks" isak Nasya yang melihat darah kental yang mengalir dari kepala Kevan.

"Kevan bangun" ucap Given, mencoba menyadarkan Kevan.

"Hiks hiks, bang Given. Bang Kevan gak kenapa-napa kan?" tanya Nasya, dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"Gak Asya, bang Kevan gak akan kenapa-napa" jawab Given menenangkan.

"Astagfirullah, KEVAN!" teriak Ana histeris saat melihat kondisi Kevan sekarang.

"KEVAN, ANAK KU!" teriak Bagas, dengan perasaan berkecamuk.

"Mama, hiks hiks bang kevan beldalah"  tangis Nasya.

"Tenang sayang, mama akan bawa bang Kevan ke rumah sakit" ucap Ana lembut.

"Iya mah".

***

"Bagaimana kondisi anak saya dok?" tanya Bagas kawatir, dengan Nasya yang sedang ia peluk.

"Anak anda, tidak bisa saya selamatkan. Karna anak anda terlambat mendapat Pertolongan, dan anak anda yang sudah kekurangan banyak darah. saya minta maaf pak, buk, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Dokter Itu, lalu pergi dari hadapan kedua keluarga

"Mas, hiks hiks anak kita. Anak kita sudah gak ada" tangis Ana.

"Iya sayang, kamu tenang yah" ucap Bagas menenangkan Ana

"Sekarang kalian jujur, siapa yang sudah buat anak saya kecelakaan" tanya Ana yang emosi, dengan air mata yang terus mengalir.

Tiba-tiba saja, seorang putri kecil dari keluarga Zelmand menunjuk ke arah Nasya dan berkata.

"Mah, kak Asya yang buat bang Kevan meninggal" ucap Grey yang saat itu berusia lima tahun

"Iya ma. Raga liat, bang Kevan nyebrang jalan untuk ngambilin bola Asya" ucap Raga yang saat itu berusia tujuh tahun.

Nasya yang saat itu berada di pelukan Bagas, sontak terjatuh karna pelukan bagas yang sudah ia lepas kan.

BRUK !!

"Aww, pantat Asya sakit pa" ringis Nasya, memegangi pantatnya yang terasa sakit.

"Hati kami lebih sakit Asya, Kevan pergi untuk selamanya hanya karna ulah kamu. Kenapa bukan kamu saja yang pergi Untuk selama-lamanya." ucap Bagas sedikit berteriak.

"Bukan pah, Nasya gak buat bang Kevan meninggal, hiks hiks." isak Nasya.

PLAK !!

"Kenapa? Kenapa kamu buat anak saya meninggal Nasya, Kamu pembunuh, kamu pembunuh Nasya" caci Ana emosi, setelah menampar pipi mulus Nasya.

"Hiks hiks, Asya gak ngelakuin itu mah, Asya gak salah" tangis Nasya saat mendapat tamparan dari mama nya.

Given dan Reyhan mereka hanya mampu melihat adik mereka di sakiti oleh orang tua Nasya, mereka tidak berani membela Nasya karna orang tua mereka yang sudah mengingatkan mereka, untuk tidak ikut campur.

Flassback Off.

"Ahh, maafin abang Sya. Abang gak bisa ngebela kamu waktu itu" gumam Reyhan, lalu pergi masuk kembali ke dalam rumah sakit.

Hay guys! Update lagi nih, gimana untuk cerita Nasya kali ini? Semoga kalian suka yah.

Satu pesan untuk
• Nasya
• Reyhan
• Kevan
• Given
• Raga
• Grey
• Bagas
• Ana
Dan
• Author

[Jangan lupa Vote and Comment yah!]

JANGAN JADI PEMBACA SILENT READERS YAH!

Kasian ke aku dong, yang udah nulis panjang lebar. Tapi gak di kasih semangat, sedih tau.

*Jangan lupa Follow Ig aku
@natalyaanastsy
@aurellianasyava

See you guys !!

NASYA Where stories live. Discover now