21 ✌ - Bahagia yang sederhana

24.4K 1.9K 8
                                    

Happy Reading

📕📕📕

* * *

Nasya melewati kooridor sekolah sambil bersenandung kecil. Nasya menyapa semua orang dengan senyumnya yang teramat indah.

Sekolah sekarang sudah mulai ramai, tapi Nasya belum melihat sosok Fernan. Tak jauh dari tempatnya berada, Nasya melihat Dino dan Julio yang sedang berbincang.

"Pagi Dino, pagi Julio" sapa Nasya dengan senyumnya.

"Eh iya, pagi juga Sya. Tumben lo nyapa kita" ucap Julio, yang merasa heran dengan sikap Nasya sekarang.

"Hehe, gak papa. Gue cuma pengen nyapa lo berdua kok"

"Gue mencium aroma-aroma kebohongan. Pasti lo mau nanyain Fernan kan" ucap Dino sambil menaik turunkan alisnya.

"Tau aja lo, ngomong-ngomong dia di mana?" tanya Nasya, penasaran.

"Gak tau, mungkin telat" jawab Dino, seadanya.

"Masa iya ketos telat" ujar Nasya.

"Ya kali, mungkin dia lagi nungguin kucingnya lahiran" ucap Julio dengan tampang polos.

"Haha. Ada-ada aja lo Lio, kayak gak ada kerjaan aja si Fernan nungguin kucing beranak, haha" tawa Nasya, sambil memegangi perutnya yang terasa sedikit sakit karna tertawa.

"Tau nih anak! Kalo bego, jangan bego-bego amat juminten" caci Dino menyodor kening Julio sedikit kasar.

"Mama lo yang juminten, nama gue Julio bukan juminten" ucap Julio tidak terima, membuat Nasya kembali tertawa.

"Haha, udah-udah gak usah berantem, biar gue aja yang jadi juminten. Puas kan lo berdua" sela Nasya sambil terkekeh.

"Hah, itu baru perfek" ucap Julia sambil menaik turunkan alis nya.

"Udah yah. Kalau gitu gue mau ke kelas dulu, bayy anak juminten. Hahaha" pamit Nasya meledek Julio dan Dino. Lalu berlari kencang, takut akan di terkam oleh dua harimau.

"Dih, gila" caci ulio tidak terima di dengan kata 'anak juminten'.

"Udah gak usah bilang orang gila, lo juga gila" ucap Dino menghina Julio.

"Au ah, lo kejam" ucap Julio lalu pergi dari hadapan Dino dengan wajah tertekuk.

"Alay bego" pekik Dino yang merasa jijik dengan tingkah Julio.

***

Nasya sudah berada di depan kelasnya, tapi keberadaannya belum di sadari oleh ketiga temannya.

"Gue kagetin aja kali ya" batin nya sambil tersenyum sinis.

Nasya mulai melakukan aksinya, ia mulai membungkuk kan tubuhnya agar tidak terlihat oleh ke tiga temannya, yang lagi asik bergosip.

"1 - 2 - 3 "  batin Nasya sambil menghitung.

BRAK !!

"HAHAHA" tawa Nasy puas dengan aksinya.

" Ehh ayam, ayam, ayam"

"Oyy apaan tuh bocah"

"Woy jantung gue"

Melihat ekspresi ketiga teman-teman nya membuat Nasya tertawa terbahak-bahak. "HAHAHA"

"NASYAA-" histeris mereka bertiga, kompak.

"Hahaha, iya iya, gue minta maap yah" tawa Nasya sambil memegangi perutnya yang sudah terasa sakit.

"Lo gila apa, ini jantung gue udah mau copot" cerocos Clara dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Anak setan emang lo, untung gue gak ada riwayat sakit jantung" caci Vely yang merasa kesal dengan Nasya.

"Tau nih anak, untung jantung gue kuat" ucap Geby yang memegangi dadanya dengan kedua tangan.

"Hehehe, ya maap. Lagian gue udah lama di sono, lo pada malah asik ngegosip. Ingat dosa woy" cerocos Nasya yang masih tidak terima karna di acuh kan oleh teman-teman nya.

"Dih, sok suci lo" sindir Geby.

"Hehehe, emang nya lo bertiga lagi ngomongin siape sih?" tanyanya sambil berkacak pinggang.

"Ada deh, kepo lo" sinis Vely yang masih kesal.

"Gue nyanyi ya" ucap Nasya tiba-tiba.

"KU MENANGISS - MEMBAYANGKAN - BETAPA KEJAM NYA DIRI MU ATAS DIRI KU - KA -" nyanyian Nasya terhenti karna Clara meneriaki nya.

"STOPP-" teriak Clara dengan suara seperti toa mesjid yang rusak.

"Suer Sya! Suara lo ancur, plis jangan nyanyi" ucap Clara memohon.

Betul, suara Nasya memang teraman jelek saat menyanyi asal, tapi jika menyanyi dengan serius, suaranya akan terdengar merdu.

"Ya rasain sapa suruh gak kasih tau gue" ucap Nasya acuh.

"Iya iya nanti kita kasih tau, tapi plis jangan nyanyi oke, tenang" ucap Vely sambil mendudukan tubuh Nasya ke tempat duduknya.

"Jadi yang kita gosipin itu, sih suci" ujar Geby, dengan suara kecil.

"HAH, APA! Gue gak denger Geby" teriak Nasya, tidak mendengar ucapan Geby. Memang suara yang Geby keluarkan sangat kecil.

"Makanya telinga lo di bersihin supaya kagak bolot Nasya" caci Geby sedikit berteriak.

"Serius, serius" ujar Nasya memasang tampang serius.

"Gini, jadi yang kita gosipin itu sih Suci, cewek yang ngelabrak lo waktu Itu" jelas Vely, mulai menceritakan semuanya.

"Oh dia, emang dia kenapa?" tanya Nasya lagi.

"Dia katanya mau nikah" jawab Vely lagi.

"Dih, udah kebelet punya anak kali" ucap Nasya sama sekali tidak peduli dengan hidup orang.

"Ya makanya itu, tapi kita gak peduli juga sih" ucap Clara, dengan santai.

"Mm, Ra! Reyhan udah masuk?" tanya Nasya.

"Udah, kayaknya dia lagi di kantor deh sekarang" jawab Clara.

"Reyhan sepupu lo, Ra?" tanya Geby.

"Yoi" jawab Clara seadanya.

"Dia emangnya kelas berapa sih?" tanya Vely, basa basi.

"Dia udah kelas 12" jawab Clara lagi.

"Oh, dia satu leting bareng bang Raga dong" ucap Nasya yang baru mengetahui hal itu.

"Iya" jawab Clara seadanya.

Teng - Teng - Teng - Teng..

Lonceng sudah berbunyi, itu tandanya jam pertama sudah akan di mulai. Teman kelas Nasya juga sudah siap untuk menunggu guru yang akan mengisi pelajaran pertama.

Hari ini Nasya sangat merasa bahagia, walaupun Nasya tau, masih ada masalah yang harus ia selesai kan.

"Lo bisa Sya" batin nya menyemangati  dirinya sendiri.

Hay guys! Update lagi nih, gimana untuk cerita Nasya kali ini? Semoga kalian suka yah.

[Jangan lupa Vote and Comment yah!]

JANGAN JADI PEMBACA SILENT READERS YAH!

Kasian ke aku dong, udah nulis panjang lebar tapi gak di kasih semangat sama kalian, sedih tau.😓

*Jangan lupa juga Follow ig aku:
@natalyaanastsy
@aurellianasyava

See you guys !!

NASYA Where stories live. Discover now