Chapter 4

68.7K 4.2K 162
                                    

Hari yang telah dinanti Angel akhirnya tiba, hari ini ia akan berangkat ke Paris dengan penerbangan komersil bersama sahabatnya Briana. Alaric dan Anastasya sudah memaksanya agar memakai jet pribadi keluarga Miller, namun ditolak oleh Angel dengan alasan ingin belajar mandiri sekaligus karena memang ia telah membeli tiket pesawat kelas bisnis bersama dengan Briana. Keluarga Briana pun tergolong keluarga kaya namun sahabatnya itu bersikeras ingin menemani Angel dalam penerbangan yang sama.

Beruntung Angel gemar menabung baik dari uang saku yang diberikan ibunya atau uang yang ia peroleh sejak menjadi selebgram. Ia juga bukan tipikal gadis yang suka berbelanja dan berfoya-foya, mungkin kebiasaannya sejak tinggal di panti asuhan. Jadi ia tidak perlu merepotkan orangtua angkatnya untuk membelikan tiket pesawat atau segala keperluannya untuk melanjutkan kuliah di Paris.

 Jadi ia tidak perlu merepotkan orangtua angkatnya untuk membelikan tiket pesawat atau segala keperluannya untuk melanjutkan kuliah di Paris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angel telah siap dengan satu koper besar yang akan ia bawa ke Paris. Ia tidak membawa banyak barang, hanya seperlunya saja toh disana ia juga akan tinggal di asrama. Angel terlihat cantik mengenakan kemeja hitam dipadukan dengan celana panjang jeans ketat yang membalut sempurna kaki jenjangnya. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai serta menyapukan makeup tipis diwajahnya bahkan terkesan pucat karena ia memakai lipstick berwarna nude.

Ia tidak membiarkan ayah dan ibunya untuk ikut serta ke bandara, ia tidak ingin merepotkan dan melihat kedua orangtuanya bersedih melepas kepergiannya. Selain itu juga karena Briana berjanji untuk menjemputnya, mereka akan diantar langsung oleh kakak laki-laki Briana menuju Bandara Internasional John F. Kennedy yang terletak di Jamaica, Queens. Bandar udara ini yang terdekat dari tempat tinggal mereka berdua.

Sebelum berpamitan dengan kedua orangtuanya, Angel ingin berpamitan pada kakaknya Max. Dengan ragu ia mengetuk pintu kamar Max, setelah menunggu beberapa saat akhirnya pintu kamar itu terbuka. Namun bukan sosok Max yang muncul melainnya calon tunangannya Faye.

"Maaf mengganggu, apa kak Max ada?" tanya Angel sopan

"Tunggu akan aku panggilkan" jawab Faye sinis melirik Angel dari ekor matanya lalu menutup pintu kembali

Faye memang tidak menyukai Angel, ia iri melihat kecantikan Angel dan ia makin membencinya karena Max selalu saja membicarakan tentang adiknya itu. Angel yang baik, ceria, ramah, penyayang dan sangat sempurna di mata kekasihnya itu. Tiada hari tanpa membahas Angel, membuat Faye muak dan berencana membuat Max membenci gadis itu. Ia memang memiliki sifat yang arogan dan kejam, terlahir dari keluarga broken home membuatnya tidak pernah merasakan kasih sayang dan kehangatan sebuah keluarga.

Angel berdiri kaku menatap pintu yang kembali tertutup di depannya dengan canggung. Ia seperti orang lain saja bagi Max, padahal dulu mereka sangat dekat, selalu bersama dan tak terpisahkan. Setelah beberapa menit kemudian pintu kembali terbuka namun lagi-lagi bukan Max yang keluar.

"Maaf Angel, seperti Max tidak ingin bertemu denganmu. Apa yang ingin kau sampaikan?" tukas Faye menatap gadis di depannya datar

"Aku hanya ingin berpamitan pada kak Max sebentar" lirih Angel menunduk

I'm Always Be Yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang