Chapter 9

62K 3.9K 50
                                    

Max Xavierano Miller merupakan salah satu billionaire muda tersukses di Amerika. Di usianya yang menginjak 28 tahun, ia telah berhasil mengambil alih dan membuat perusahaan Miller semakin sukses dibawah kepemimpinannya. Max melebarkan sayap bisnisnya merambah ke berbagai usaha seperti Miller Hotel & Resort yang telah tersebar di berbagai belahan dunia, Miller Enterprises merupakan penguasa industri televisi kabel dan broadband (Miller Communications), surat kabar, majalah, stasiun radio (Miller Media Group), otomotif, perbankan, retail, real estate, tambang emas dan berlian.

Ia mematut dirinya kembali pada cermin besar yang berada di walk in closet untuk merapikan posisi jasnya. Ia memakai kemeja putih dengan dua kancing teratasnya dibuka serta jas hitam mahal membalut pas tubuhnya yang sempurna dan atletis. Max memang jarang memakai dasi jika bekerja, ia hanya akan memakainya jika menghadiri suatu acara penting yang mengharuskannya berpakaian formal. Selebihnya ia hanya akan mengenakan pakaian semi formal, itulah ciri khas seorang Max.

Mobil Bugatti La Voiture Noire mewah Max membelah jalanan kota New York. Ia memang lebih nyaman menyetir sendiri dibandingkan dengan seorang supir. Dalam urusan pekerjaan Max dibantu oleh dua orang kepercayaannya, Jordan yang merupakan asisten pribadinya dan Zion yang menjadi tangan kanan sekaligus merangkap sebagai wakil CEO. Jordan dan Zion tidak selalu mengikutinya, mereka hanya ia pekerjakan di kantor saja. Sesekali Max akan memilih salah satu dari mereka untuk menemani perjalanan bisnisnya ke luar namun tidak sampai mengurus kebutuhan pribadinya. Pria itu tahu jika Jordan maupun Zion memiliki kehidupan sendiri, selain itu Zion juga merupakan sahabat sekaligus sepupunya. Zion hanya membantu Max sementara, ia belajar tentang bisnis dan mengelola perusahaan pada Max sebelum mengambil alih perusahaan ayahnya.

Mobil yang dikendarai Max berhenti di depan gedung pencakar langit tinggi dan megah. Ia langsung disambut oleh para pegawainya yang telah berbaris rapi menunduk hormat padanya. Dibalas Max hanya dengan anggukan, lalu pria itu berjalan memasuki sebuah elevator khusus yang diperuntukkan untuk para petinggi di perusahaannya yang diikuti oleh Zion dan Jordan.

"Kenapa kau tiba-tiba tertarik untuk memilih sendiri brand ambassador untuk perusahaan?" tanya Zion sambil melirik sepupunya itu penasaran

"Kenapa? Apa tidak boleh?"

"Bukan tidak boleh, hanya saja biasanya kau selalu mempercayakan semuanya padaku"

"Anggap saja aku sedang berbaik hati ingin membantumu dan juga meringankan pekerjaanmu" sahut Max cuek

Zion terkekeh pelan, ia memang telah terbiasa dengan sikap Max yang menyebalkan. Ia lantas menyodorkan tumpukan map kepada Max setelah pria itu duduk di meja kebesaran dalam ruang kerjanya.

"Ini data-data 5 model utama kita yang akan menjadi kandidat untuk produk terbaru perusahaan. Kau bisa memilihnya pelan-pelan Max, mereka semua cantik-cantik dan juga seksi" jelas Zion menggebu-gebu penuh semangat

"Lalu menurutmu siapa yang pantas untuk menjadi brand ambassador terbaru kita tahun ini?"

"Jelas saja Freya, dia supermodel internasional yang karirnya sedang melejit dan naik daun saat ini. Apa lagi yang kubaca dia tidak hanya cantik namun juga cerdas. Coba saja kau lihat, she's very gorgeous and so damn hot"

"Baiklah aku akan memikirkannya, walaupun dia pilihanmu tapi belum tentu dia juga pilihanku. Kau tau kriteriaku sangat tinggi" timpal Max angkuh

"Ya ya tuan Miller yang terhormat, aku tau dengan jelas siapa tipe idealmu" ejek Zion sambil melangkah cepat keluar dari ruangan

Sebelum Max mengamuk lebih baik ia memilih kabur dari sana, karena ia tahu jika sudah membahas tipe wanita pasti akan membuat suasana hati Max berubah seketika.

I'm Always Be Yours (END)Where stories live. Discover now