Chapter 5

72.3K 4.1K 184
                                    

Six years later


"Kapan kau akan memutuskan kekasihmu Lian?" rengek manja seorang wanita berambut pirang yang sedang duduk dipangkuan sang kekasih

"Sabarlah sedikit, aku tidak bisa mengakhiri hubunganku dengan Freya begitu saja" sahut Julian cepat

"Kau pikir aku bodoh Julian? Aku tau kau mencintai Freya, maka dari itu kau tidak mau mengakhiri hubungan kalian. Sadarlah, wanita itu tidak pernah mencintaimu, akulah yang mencintaimu dengan tulus" hardik wanita itu menatap berang pria di depannya

"Hentikan pikiran konyolmu itu Bella, mana mungkin aku mencintainya. Dia hanya bagian dari taruhanku, lagi pula aku tidak suka wanita munafik" sergah Julian kesal sambil berdiri dan menyugar rambut coklatnya

"Jika memang benar seperti itu, hubungan kalian tidak mungkin berjalan hingga setahun lebih. Kau sangat tahu ibumu tidak pernah menyukai Freya dan kalau kau lupa aku tengah mengandung anakmu. Darah dagingmu Julian!" cecar wanita yang bernama Bella itu lagi

"Ya aku ingat dan aku pasti akan bertanggung jawab Bella. Tapi berikan aku waktu untuk menyelesaikan semuanya" timpal Julian gusar

"Apa kau bilang? Waktu? Apa kau tidak memikirkan perasaanku? Kau ingin menunggu perutku semakin membesar atau malah anak ini lahir dulu baru kau menikahiku hah?" bentak Bella berurai air mata

"Maafkan aku, jangan menangis lagi" bujuk Julian memeluk wanita di depannya itu

"Aku tidak mau tahu, nanti malam saat pesta ulang tahun pernikahan orangtuamu kau harus mengakhiri hubungan kalian. Aku ingin mempermalukan Freya di depan umum. Dan satu lagi, ingatlah tanpa bantuan daddyku kau tidak akan bisa seperti sekarang ini Julian. Jadi jangan pernah bermain-main denganku hanya demi seorang gadis yang tidak jelas asal-usulnya" ancam Bella sambil pergi menghentakkan kakinya meninggalkan ruangan itu

Julian melempar cangkir kopi yang berada di atas mejanya hingga pecah, ingin meluapkan semua emosinya. Kemudian ia mengambil ponsel dan mendial sebuah angka di layarnya. Tidak butuh waktu lama seseorang mengangkat panggilan itu.

"Halo" sebuah suara merdu menyapa Julian dan membuat emosinya hilang seketika

"Sayang kau dimana? Nanti malam mau aku jemput?" tanya Julian sambil membayangkan wajah cantik kekasihnya itu

"Aku masi ada pemotretan Lian, nanti malam kita langsung bertemu di mansionmu saja"

"Oke baiklah, take care sayang" balas Julian

"You too"

Setelah panggilan terputus Julian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kantor. Raut wajahnya masih muram, ia bingung tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia tidak bisa berbohong jika ia memang mencintai Freya kekasihnya, entah kapan perasaan itu mulai tumbuh di dalam hati Julian.

Dua tahun lalu Julian memang hanya menjadikan Freya sebagai bahan taruhan bersama teman-temannya yang juga sesama pengusaha. Gadis cantik itu merupakan seorang supermodel internasional yang banyak diidolakan kaum pria namun tidak ada yang berhasil menjadikannya kekasih karena sifat angkuh dan dingin Freya. Hingga pada akhirnya Julian yang berhasil berkencan dengan gadis itu dan memenangkan pertaruhan tersebut.

Tanpa mereka sadari seorang gadis telah mendengar semua percakapan mereka dari balik kamar di ruang kerja itu. Awalnya ia berencana ingin bersikap manis dan memberi kejutan dengan mendatangi kantor sang kekasih tapi sekarang malah ia yang mendapat kejutan itu.

"Jadi mereka mengkhianatiku?" ucap pelan gadis yang bersembunyi di dalam kamar ruang kerja kekasihnya

Sungguh ini diluar dugaannya, ia mengepalkan tangannya erat. Jika hanya masalah taruhan mungkin ia bisa memaafkannya, tapi Julian telah berselingkuh bahkan menghamili wanita lain. Itu bukanlah masalah sepele bagi Freya, kepercayaannya telah disia-siakan oleh sang kekasih. Walaupun Freya tidak benar-benar mencintai pria itu namun dilubuk hatinya Julian menempati posisi yang spesial.

I'm Always Be Yours (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora