Chapter 28

65.4K 3K 162
                                    

"Oke good job guys. Kita break setengah jam"

Freya menghembuskan nafas lega saat Darrel fotografer andalan di agensi tempatnya bernaung mengakhiri sesi pemotretan dan menyuruh para kru untuk beristirahat. Hari ini Freya tengah melakukan photoshoot untuk sebuah katalog perhiasan yang dimana dirinya menjadi brand ambassadornya.

Freya menyempatkan diri untuk mengecek hasil fotonya sebelum kemudian berpamitan pada para kru di dalam studio itu. Ia lantas mengganti pakaian yang telah disiapkan Marry sang manager. Setelah mengenakan blouse satin berwarna abu-abu dan short skirt berbahan kulit, penampilan model cantik itu tampak lebih casual.

"Setelah ini jadwalku kosong kan Mar?" tanya Freya yang dijawab dengan anggukan kepala dari sang manager

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Setelah ini jadwalku kosong kan Mar?" tanya Freya yang dijawab dengan anggukan kepala dari sang manager

"Hari ini dijemput oleh chef tampan itu lagi?"

"Iya Austin akan mengajakku makan siang setelah itu melihat penthouse baru miliknya"

Rencananya Austin akan menjemput Freya setelah jadwal pemotretannya usai. Pria itu ingin mengajaknya berkunjung ke penthouse yang baru saja dibeli oleh Austin yang terletak di 432 Park Avenue Penthouse, Manhattan. Sudah hampir dua minggu sejak ia kembali dari Chicago dan hubungan Freya dengan Austin pun semakin dekat dari hari ke hari. Freya bahagia dapat dipertemukan kembali dengan Austin, teman masa kecilnya saat di panti asuhan dulu. Sifat Austin pun masih sama seperti yang Freya ingat, begitu hangat dan juga perhatian. Seandainya bisa Freya ingin mengalihkan perasaan cintanya pada Austin, namun sayang ia begitu bodohnya tergila-gila pada Max si keledai dungu itu.

"Jadi dia serius pindah ke Manhattan? Demi dirimu? Lalu bos besar Max apa kabar? Aku kira kalian sudah resmi berkencan, bukankah waktu itu kalian begitu panas?" cecar Marry menaik turunkan alisnya untuk menggoda Freya

Freya tertawa menanggapi ucapan manajernya, ia sangat tahu yang dimaksud Marry saat memergoki atau lebih tepatnya mengganggu kegiatan Freya dan Max yang tengah bercumbu di ruang ganti.

"Ingin rasanya kubuang ke laut pria itu agar menjadi santapan baby shark atau piranha. Berkencan apanya, Max bahkan tidak memberi kejelasan tentang hubungan kami. Seenaknya mencium dan meraba-raba tubuhku, dipikir aku perempuan jalang" Freya mendengus sebal

Marry terkekeh mendengar ucapan Freya yang sarat akan emosi "Kalian itu sebenarnya sama, memiliki gengsi yang tinggi untuk mengungkapkan perasaan masing-masing. Kenapa tidak kau coba mengatakan perasaanmu pada Max?" timpalnya memberi saran

Freya mendelik menatap horor pada wanita setengah matang di depannya itu "Kau gila, kenapa harus aku yang memulai duluan. Dimana-mana prialah yang seharusnya menyatakan perasaannya pada wanita. Apa susahnya tinggal bilang "Freya aku cinta padamu", menyebalkan sekali pria bodoh itu. Aku benar-benar membencinya"

Marry menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Freya yang tampak kesal jika sudah membicarakan tentang Max. Sedikit banyaknya ia tahu tentang kisah cinta model cantiknya itu. Sebelum menjadi manajer Freya ia telah menjadi asisten pribadi wanita itu selama 6 tahun belakangan ini. Jadi Marry sangat hafal dengan sifat dan watak Freya, ia juga tahu jika Freya mencintai Max sedari dulu.

I'm Always Be Yours (END)Where stories live. Discover now