Chapter 10

69.7K 3.7K 120
                                    

"Max bukankah tadi itu Freya? Aku kira dia masih berkencan dengan Julian Lincoln, ternyata sekarang dengan Jayden Lucien putra pengusaha nomor 1 di Rusia. Wow memang penakluk pria" celetuk Zion memecahkan keheningan di mobil itu

Karena tidak ada tanggapan dari pria disampingnya, Zion pun melanjutkan lagi ucapannya.

"Kau lihat Max dia sangat cantik, aku tidak menyangka kau lebih memilih wanita medusa daripada seorang dewi seperti Freya" sindir Zion

"Apa kau tidak bisa diam? Perlu aku potong gajimu bulan ini? Atau kau mau kumutasi ke Ethiopia sepertinya disana membutuhkan seorang bermulut cerewet sepertimu" ucap Max datar membuat Zion mengatupkan mulutnya cepat

Jika sudah keluar ancaman dari mulut Max, Zion tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengunci mulutnya rapat-rapat karena apapun yang diucapkan Max pasti akan dilakukannya. Ia bergidik ngeri membayangkan jika dipindah tugaskan ke negara terpencil, bagaimana mungkin ia bisa hidup tanpa kehangatan teman-teman kencannya selama ini.

Sebenarnya dari tadi Max berusaha mengendalikan dirinya, bohong jika ia tidak merasakan apa-apa setelah pertemuannya kembali dengan Angel. Entah Angel atau Freya siapa pun dia sekarang yang jelas Max membutuhkan jawaban kenapa ia tidak berkata sepatah kata pun pada Max saat pergi 6 tahun lalu. Kemana dia selama ini, kenapa tidak pernah pulang ataupun mengabari Max dan juga kedua orangtuanya. Tiba-tiba muncul menjadi seorang supermodel internasional dan kerap kali tertimpa gosip berkencan dengan banyak pria. Angel yang ia kenal dulu sangat polos, bahkan terlalu naif tapi tampaknya semua telah berubah sekarang.

Max pun tidak mengerti perasaan apa yang ia rasakan saat ini, dadanya bergemuruh saat melihat pria lain mencium pipi gadis itu. Bagaimana gadis itu tersenyum pada rekan bisnisnya namun berpura-pura tidak mengenal Max. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat menyalurkan emosi yang telah berkobar dalam dirinya.

"Aku sudah memutuskan model yang akan kupilih untuk brand ambasador terbaru kita" desis Max pelan bagai sebuah gumamam namun masih dapat didengar oleh Zion

"Aku tahu kau pasti memilihnya, pilihanku tidak pernah salah bukan" Zion tersenyum penuh makna

"Siapkan semuanya, besok aku ingin bertemu langsung dengannya" titah Max

Zion mengangguk patuh sebelum melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota New York yang tampak padat di siang hari.


*****


Kemarin malam Freya mendapat telepon dari Dustino yang mengabarkan bahwa ia mendapat kontrak menjadi brand ambassador perusahaan ternama yang akan meluncurkan produk baru mereka bulan depan. Tentu Freya sangat senang mendengar berita itu, baru saja pindah agensi ia telah mendapat kontrak yang luar biasa. Kata sang sepupu perusahaan itu memiliki banyak anak perusahaan, baik itu di bidang perhiasan, media group sampai produk-produk retail yang sangat terkenal dikalangan kaum jetset.

Siang ini rencananya CEO perusahaan itu sendiri ingin bertemu langsung dengan Freya. Tentu saja Freya berdandan secara maksimal, bukan ingin menggoda atau menggait pria kaya yang akan ditemuinya nanti. Namun semata-mata karena ia ingin memberikan kesan pertama yang baik dan sempurna di depan CEO yang tidak diketahui siapa namanya itu.

Freya mematut dirinya sekali lagi dicermin, memastikan penampilannya telah sempurna dengan mengenakan dress bermotif floral cantik tanpa lengan dan bagian pinggang yang sedikit terbuka. Ia harus memakai concealer lebih tebal diarea bawah matanya efek kemarin malam ia tidak bisa tidur sampai dini hari hingga membuat matanya lelah tampak seperti mata panda. Freya membiarkan rambut panjangnya terurai indah, tak lupa menambahkan lipstick merah terang pada bibir sensualnya agar memberi kesan fresh.

I'm Always Be Yours (END)Where stories live. Discover now