Chapter 20

71K 3.3K 70
                                    

"Ada apa Frey? Kau tampak pucat?" tanya Dustino khawatir melihat wajah Freya yang terlihat lelah

Ini hari terakhir Dustino menjadi manager Freya, ia menjemput sang sepupu di mansionnya untuk melakukan beberapa jadwal pekerjaan. Selain itu Freya juga meminta Dustino untuk menemaninya ke butik milik Freya yang akan segera dibuka minggu depan.

"Aku tidak apa-apa Dustin, hanya sedih karena kau tiba-tiba berhenti menjadi manajerku" Freya menghela nafas lesu

Dustino segera melajukan mobilnya dengan sebelah tangan memegang kemudi dan satu tangan lagi membelai kepala sang sepupu penuh sayang. Ia menatap Freya penuh selidik namun gadis itu mengalihkan pandangan matanya kearah lain. Ia tahu jika Freya tengah berbohong, melihat mata sembam yang berusaha ditutupinya dengan sapuan makeup. Entah karena masalah apa gadis itu sedih, tapi ia tidak akan memaksa Freya untuk bercerita sekarang.

"Bukankah kau sendiri yang selalu memaksaku untuk fokus dengan perusahaan Daddy? Kenapa sekarang bersedih? Tenanglah Frey, Marry pasti akan menggantikan tugasku dengan baik"

Freya gelagapan mendengar ucapan Dustino, ia menggigit bibir bawahnya cemas. Pria disampingnya ini pasti tahu jika ia berbohong, Freya hanya tidak ingin Dustino mengkhawatirkan dirinya. Freya tidak bisa jujur untuk kali ini, ia ingin menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan yang terpenting ia tidak ingin Dustino ataupun keluarganya yang lain mengetahui apa yang dilakukan Max padanya.

Entah pemikiran bodoh darimana, ia hanya tidak mau keluarganya membenci pria yang masih mengisi ruang hatinya itu. Freya berusaha terlihat baik-baik saja, ia menghela nafas pelan untuk menyugesti diri agar kuat dan melupakan kejadian kemarin. Ia mengulas senyum manis andalannya dan menatap sepasang netra biru terang yang mirip dengan matanya.

"Iya aku tahu, sudah waktunya Marry naik jabatan bukan? Selain dirimu, aku juga mempercayai wanita jadi-jadian itu Dustin. Kau hanya perlu fokus menjalankan perusahaan Uncle Rian dan menjadi seorang pengusahan yang hebat" Freya terkekeh pelan

Marcus Joseph atau lebih terkenal dengan nama Marry adalah seorang perempuan yang terperangkap di dalam tubuh laki-laki. Maka dari itu Freya dan Dustino selalu menyebutnya wanita jadi-jadian, karena tingkahnya yang kemayu dan gemulai untuk seorang pria. Selama ini Marry menjadi asisten kepercayaan Freya, selalu menyiapkan segala kebutuhan dan menemaninya jika ada jadwal pekerjaan.

"Good girl, kau gadis yang hebat dan kuat Frey. Berjanjilah apapun masalahmu, jangan terlalu terfokus dengan rasa sedih dan sakit hatimu. Walau aku tidak tahu apa masalahmu sebenarnya, aku hanya ingin kau selalu bahagia. Aku melihatmu berubah sejak kau di New York dan bertemu kembali dengan orang-orang dari masa lalumu. Kau terlihat lebih dingin sekarang. Apakah aku salah?" ucap Dusino lembut

"Bukannya aku menjadi dingin. Namun aku hanya menjadi lebih bijak untuk tidak membiarkan kebahagiaanku bergantung pada orang lain lagi" ucap Freya datar

"Kau benar, hanya caramu yang salah dalam menyikapinya Frey. Kebahagiaan dan kesedihan itu hanya masalah pilihan, apa kau ingin bahagia atau bersedih selamanya. Tanyakan pada hatimu apa yang kau inginkan sebenarnya. Saranku berdamailah dengan masa lalumu, mungkin dengan begitu kau akan jauh lebih tenang dan bahagia menjalani hari-harimu. Hidup itu hanya sekali jadi nikmatilah, jangan hanya karena kebencian membutakan hati dan pikiranmu. Ingatlah kami yang selalu ada untukmu serta menyayangimu dengan tulus, sweety" ujar Dustino panjang lebar

Tidak hanya Freya yang tertegun mendengar semua ucapan bijaksana sepupunya itu. Dustino sendiri pun terkejut dengan apa yang ia katakan tadi, ia bingung sejak kapan dirinya bisa berubah menjadi lelaki bijak dengan petuah-petuah tentang kehidupan. Ujung bibir Freya berkedut menahan senyuman saat menatap pria disampingnya dengan tatapan tidak percaya.

I'm Always Be Yours (END)Where stories live. Discover now