MARSHA *16"

60 6 1
                                    


Semua orang yang ada diruangan itu terkejut dengan apa yang dikatakan Farel, bagaimana bisa dia tidak mengingat Marsha orang yang ia cintai. Marsha menatap Farel berkaca kaca, ia terkejut mengapa Farel tidak mengenalnya?.

"Aku Marsha, kamu gak ingat aku?" Tanya Marsha dengan suara serak.

"Marsha? Gue gak kenal lo" jawab Farel lalu melanjutkan memakan apelnya, ia menatap sekeliling. Kenapa semua orang menatapnya aneh seperti itu.

"Kalian semua kenapa?, Aneh banget" ucap Farel.

"Sayang, kamu gak kenal dia. Dia Marsha pacar kamu" ujar bella,

"Enggak, aku gak kenal dia" sahut Farel cepat.

Feri mengajak istrinya untuk menemui dokter, sedangkan Marsha menatap Farel dengan air mata yang mengalir dipipinya. Farel yang melihat itu hatinya berdenyut nyeri.

"Kenapa gue sedih lihat dia nangis" batin Farel

Vino menarik lengan Marsha pelan menuntunnya untuk duduk di sofa. Aneh, Farel merasa tidak senang saat Vino menyentuh lengan gadis yang tidak ia kenal itu.

"Lo inget gue?" Tanya Vino,

"Jangan bercanda, lo Vino kan" jawab Farel santai.

Mereka semua yakin jika Farel hanya melupakan Marsha, tapi ini sungguh aneh. Bagaimana bisa? Itu yang mereka semua pikirkan, termasuk Marsha.

Feri dan bella sedang menanyakan tentang kondisi anaknya itu pada dokter. Mereka hanya berdoa semoga tidak terjadi hal yang buruk dengan anaknya.

"Farel saat ini menderita amnesia disosiatif, Amnesia jenis ini merupakan kondisi ketika pengidap tidak mampu untuk mengingat berbagai informasi pribadi yang bahkan dinilai sangat penting. Pengidap amnesia jenis ini bisa saja lupa siapa nama dan segala hal yang erat kaitannya dengan pribadinya." Dokter tersebut menjelaskan,

"Tapi Farel mengingat kami semua dokter, hanya Marsha yang ia lupakan" ucao bella sedih,

"Itu memang aneh, tapi mungkin Marsha adalah hal terpenting dalam hidup Farel. Itu yang menyebabkan farel hanya melupakan Marsha" jawab dokter itu.

"Apa ada kemungkinan dia bisa mengingatnya lagi?" Tanya feri,

"Ada, jika membawa Farel ketempat yang memiliki kenangan bersama Marsha. Tapi itu tidak bisa dipaksakan. Nantinya malah akan berdampak buruk pada kesehatan Farel."
.
.
.

Marsha masih setia menunggu Farel, ketiga teman Farel pulang untuk beristirahat. Tentunya Marsha ditemani oleh Vino. Pintu ruangan terbuka, memperlihatkan Nanda disana. Gadis itu masuk dan menghampiri Farel.

"Lo, sama siapa kesini?" Tanya Farel pada Nanda,

"Sendiri, tadi naik ojek" jawab Nanda, dibalas anggukan oleh farel.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Nanda,

"Gue baik, cuma sedikit pusing" ucap farel.

Marsha kembali menghampiri Farel, ia mencoba membuat Farel ingat tentangnya, alasan lainnya karena ia sedikit tak suka dengan perhatian Nanda terhadap Farel.

"Farel kamu pusing? kamu tiduran aja ya, sini aku benerin bantalnya" ucap nanda menawarkan,

"Gak usah, Nanda lo bisa bantuin gue benerin bantal. Gue pengen tiduran" Nanda dengan semangat membantu Farel.

"Ehmm maaf nama lo siapa tadi, Marsha ya? Bisa lo pergi aja. Ada Nanda disini. Biar dia yang temenin gue. Gue agak gak nyaman kalau ada orang asing disini" ucap Farel,

Marsha kembali menitikkan air matanya, ia langsung membalik badan dan keluar dari ruangan,

"Gue balik dulu, gws buat lo" pamit Vino pada Farel. Ia hanya melirik sekilas pada sepupunya itu lalu menyusul marsha keluar.

Berbeda dari Marsha yang sedih karena Farel melupakannya, Nanda malah luar biasa bahagia. Sekarang ia hanya perlu mendekati Farel dan menjadikan Farel miliknya. Ia akan menunjukkan pada Marsha bagaimana rasanya ditinggal orang yang disayang.

Saat ini Farel melupakan Marsha, Nanda harus cari cara agar Farel bisa masuk dalam rencananya. Ia berpikir bahwa dia harus memanfaatkan keadaan Farel saat ini.

Setelah sedikit berfikir Nanda tersenyum penuh arti pada Farel.

"Farel maaf ya, gara gara gue lo kayak gini" ucap Nanda memulai aksi liciknya,

"Maksud lo?" Tanya Farel, ia tidak mengerti apa yang dimaksud Nanda.

"Lo kan kecelakaan setelah ketemu sama gue, dan waktu itu lo ajak gue ke Taman. Disana lo ngungkapin perasaan lo. Karena gue belum bisa jawab dan ninggalin lo gitu aja, Mungkin lo kecewa dan gak konsen saat nyetir. Apa lo gak inget? Tanya Nanda dengan ekspresi sedih

"Gue gak inget. Tapi, kalau emang itu yang terjadi, it's ok." ucap Farel sambil sedikit tersenyum.

"Enggak Farel ini semua salah gue, gue minta maaf." Nanda memegang tangan Farel ia menatap Farel dengan air mata dipipinya.

"Hay, jangan nangis. Gue gak papa" Farel menghapus air mata Nanda, tapi anehnya ia tak merasa sedih saat melihat Nanda menangis.

"Kenapa gue gak inget kalau gue nembak dia" batin Farel.

"Daripada nangis, lo tadi bilang belum jawab perasaan gue. Sekarang apa udah ada jawabannya?" Tanya Farel tersenyum manis pada Nanda,

Gotcha, Nanda merasakan ada letupan besar dihatinya. Inilah yang dia inginkan, menggeser posisi Marsha dihati Farel. Selamat Nanda, kamu sudah mencapai delapan puluh persen mencapai tujuanmu. Nanda tersenyum semangat menatap Farel.

"Aku suka sama kamu Farel" ucap Nanda memeluk Farel, pria itu membalas pelukan Nanda meskipun ia merasa aneh. Rasanya bukan ini yang diinginkan hati Farel.
.
.
.

Marsha sudah berada dihalaman rumahnya, ia melepas helm yang ia kenakan dan memberikannya pada Vino. Marsha berterimakasih lalu masuk kedalam rumahnya. Vino tahu pasti gadis itu benar benar merasa terpukul. Vino memang menyukai Marsha, dengan memanfaatkan kondisi Farel saat ini dan mengambil Marsha. Tidak, Vino tidak sepicik itu.

Vino masuk kedalam rumahnya, saat dia masuk dalam kamarnya. Dirinya melihat mamanya sedang melepas foto foto Marsha yang sengaja ia gantung dan tempelkan didekat komputernya.

"Mama apa apaan sih?!" Tanya Vino marah,

"Kenapa banyak foto gadis ini Vino?" Rika menatap Vino marah.

Kenapa mamanya aneh sekali, ini memang kali pertama setelah beberapa bulan mamanya tak masuk ke kamar Vino. Dulu Vino mengatakan ia butuh privasi, dan mamanya memahami hal itu.

"Mama gak suka gadis ini. Dia Marsha kan, sahabat Nanda!!" Ucap mamanya tegas.

"Aku suka dia, kenapa mama aneh gini sih?" Tanya Vino lagi,

"DIA ANAK PEMBUNUH, VINO!!!, ayahnya telah membunuh paman kamu!!!" Jawab Rika marah

Vino terkejut mendengar jawaban mamanya, jika itu benar. Artinya tujuan utama Nanda bukan untuk memiliki Farel saja, tapi ia ingin menghacurkan hidup Marsha, seperti yang Nanda alami. Tidak, bagaimanapun Vino mencintai Marsha. Ia akan melindungi Marsha dari Nanda dan mungkin juga, dari mamanya sendiri.

TBC
maaf kalau ada typo 😁

Happy reading guys,
Don't forget to vote and coment
Thanks

MARSHA (END)Where stories live. Discover now