MARSHA *18*

67 6 1
                                    

Marsha sedang bersantai sambil menonton TV, sudah beberapa minggu ini dia harus melihat pemandangan yang menyesakkan hatinya saat disekolah. Tapi lama kelamaan ia mulai bisa terbiasa dengan hal itu. Biarkan waktu yang menentukan hidupnya.

Saat sedang asik menonton TV, dirinya dihampiri oleh papanya. Dimas memandang wajah cantik anaknya itu, tidak terasa gadis kecil yang selalu menangis kala ia akan pergi bisnis keluar negeri. Sekarang tumbuh menjadi remaja cantik.

"Sayang, gimana hubunganmu dengan Farel?" Tanya Dimas

"Dia masih belum bisa ingat aku pa" jawab marsha,

"Doakan saja yang terbaik untuk dirinya." Dimas mengelus puncak kepala anaknya.

Dimas berharap semoga anaknya itu selalu bahagia, dia ingin terlihat menjadi papa yang hebat untuk Marsha. Ia tidak ingin melihat wajah kecewa anaknya.

Farel sedang berada dirumahnya bersama Nanda, gadis itu lebih sering berada dirumah Farel akhir akhir ini. Kedua orang tua Farel sudah pergi keluar negeri untuk perjalanan bisnis. Farel dan Nanda tengah menonton film di ruang keluarga. Sesekali Nanda menyuapi cemilan untuk Farel. Nanda senang dia bisa memiliki Farel. Dia selalu berdoa semoga ingatan Farel tentang Marsha tidak pernah kembali.

"Sayang"

"Iya sayang" jawab Nanda

"Kamu punya gelang hitam kayak gini gak?, tapi gantungannya kunci." Tanya Farel sambil menunjukkan pergelangan tangannya

"Enggak, emang kenapa?" Nanda balik tanya,

"Aku ngerasa, pernah memakaikan gelang kayak gini buat seseorang" ucap Farel, seketika Nanda menegang. Jangan jangan yang dimaksud Marsha.

"Oh iya, pernah. Itu aku, aku sampai lupa kamu pernah kasih gelang itu. Tapi gelangnya hilang waktu jam pelajaran olahraga. Maaf ya" Nanda mencoba meyakinkan Farel.

"Oh berarti itu beneran kamu. Kalau hilang ya mau diapain lagi. Gak papa" ucap Farel mengelus pipi Nanda sampai akhirnya mereka ciuman.

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

.
.
.

Marsha sedang menghabiskan makanan dikantin, sambil diselingi obrolan ringan bersama Rena, Vino,dan Rio. Gadis itu mulai menjaga jarak dengan Farel dan teman temannya. Sebenarnya Rena ingin istirahat bersama Farel dan teman temannya. Karena ia bisa dekat dengan Fauzan. Ia masih gencar mendekati Fauzan meski pria itu tidak pernah memperdulikan dirinya.

Nanda melihat Marsha dari jauh, ia terlihat bahagia. Padahal Nanda ingin Marsha merasa hancur karena sudah ditinggal Farel. Kalau seperti ini, artinya tujuannya belum tercapai. Ia ingin Marsha menderita sampai tidak ada pilihan selain bunuh diri. Sama seperti yang mamanya alami.

"Sayang kamu lihatin apa?" Tanya Farel membuat lamunan Nanda buyar.

"Eh enggak" jawab Nanda singkat.

MARSHA (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora