MARSHA *23* ( ending )

200 9 2
                                    

Setelah mendapat maaf dari seseorang seharusnya kita merasa lega. Tapi tidak dengan Nanda, maaf saja tidak bisa membuatnya tenang. Ia masih merasa bersalah pada Marsha. Setelah kepulangan Marsha, Nanda sudah kembali seperti semula. Menonton TV dan berbincang ringan dengan Rika dan Vino. Malamnya ia bertemu dengan Kevin di Rose Cafe, Nanda sudah tau jika Kevin menyukai dirinya.

"Gue seneng lo mau ketemu gue" ucap Kevin,

"Kenapa lo suka gue?" Tanya Nanda langsung pada intinya.

"Gue gak tau, jika cinta bisa milih. Gue gak akan cinta sama cewek ular kayak lo." Ucapan Kevin mencubit hati Nanda. Tapi ia tak bisa marah, karena itu memang benar.

"Tapi hati gue milih lo. Karena hati gue tau, sebenarnya lo bukan cewek ular. Lo cewek baik, gue cinta sama lo" Kevin memegang tangan Nanda dan mengelusnya lembut.

"Makasih udah cinta sama gue. Dan maaf atas sikap buruk gue" ucap Nanda sambil menarik  tangannya dari genggaman Kevin.

Setelah bertemu dengan Kevin, dirinya kembali kerumah. Sebelum tidur ia duduk dimeja belajarnya mengambil sebuah pena dan kertas. Setelah menulis sesuatu ia mulai merebahkan badannya diranjang masuk kedalam alam mimpi.

Marsha saat ini sedang ditaman kecil belakang rumahnya. Dua hari berlalu setelah menemui Nanda, sahabatnya itu bilang ia harus menemui Nanda pagi hari sebelum datang ke pasar malam bersama. Dan Marsha hanya mengiyakan ucapan sahabatnya.

Saat sedang asik bersantai Farel datang menghampiri Marsha. Ia memeluk tubuh Marsha dari belakang, Marsha tersenyum sambil meraba punggung tangan Farel. Farel mencium pipi Marsha lalu duduk disamping gadis itu. Dewi menghampiri mereka berdua, Dewi menatap Farel, Farel menganggukkan kepalanya.

"Sayang,, sudah ada pendonor mata untuk kamu" ucap Dewi bahagia.

"Beneran ma!!, ya Allah terimakasih" Marsha memekik bahagia. Farel juga tersenyum melihat Marsha bahagia.

"Iya sayang, dan operasinya akan dilaksanakan lusa. Kamu siap kan?" Tanya Dewi.

"Aku siap ma, akhirnya aku bisa lihat lagi"  Dewi memeluk putrinya. Sedangkan Farel tersenyum sambil mengelus puncak kepala Marsha.
.
.
.

Dimas menemui Rika, ia ingin meminta maaf pada perempuan itu karena dirinya lah penyebab kematian Sandy kakak Rika. Rika juga sudah melupakan semuanya, semuanya sudah kembali seperti semula. Hidup tanpa adanya dendam.

"Terimakasih" ucap Dimas,

"Berterimakasihlah pada Nanda" jawab Rika tersenyum.

Hari yang ditunggu tiba, saat ini semua orang sedang menunggu Marsha yang sedang dioperasi. Semua berharap agar operasinya berhasil. Rena yang sedari tadi menggigit kukunya, tangannya ditarik oleh Fauzan. Fauzan mengelus punggung tangan gadisnya, yah mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

Vino dan Farel terus menatap pintu operasi, berharap jika pintu itu segera terbuka. Kevin duduk dengan tatapan kosong, Dirga duduk disamping Hani. Dewi dan Dimas juga ada disana pastinya.

Setelah menunggu beberapa jam, ruang operasi terbuka, dokter mengatakan bahwa operasi berjalan lancar. Semuanya menghembuskan nafas lega, mereka semua bahagia Marsha bisa melihat kembali.
.
.
.

Ini saatnya perban mata Marsha dilepas semua orang berada diruangan tersebut. Dengan perlahan dokter membuka perban mata gadis itu, setelah terlepas dokter mengintruksikan Marsha agar membuka mata perlahan.

Saat gadis itu membuka mata, matanya menyapu seluruh ruangan. Yang ia lihat pertama kali adalah mama dan papanya, setelahnya Farel yang tengah tersenyum menatapnya, disamping Farel ada Vino, lalu ada Fauzan berdiri bersebelahan dengan Rena, ia juga melihat Dirga sedang menatapnya sambil merangkul bahu Hani, dan Marsha juga melihat Kevin disebelah Hani.

MARSHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang