MARSHA *17*

71 5 1
                                    


Sepulang sekolah, teman teman Farel mendatangi Farel dirumah sakit, Dirga membonceng Hani. Kevin membonceng Marsha, sedangkan Fauzan membonceng Rena.

"Kalau Farel lagi gk sakit, udah habis mungkin gue kena tonjok dia" ujar Kevin sambil melepaskan helmnya.

Semua yang mendengar ucapan Kevin tertawa ringan, kecuali Marsha dan Fauzan. Marsha merasa itu tidak akan terjadi, karena sebelumnya Farel sudah menganggap dia gadis murahan.

Mereka semua berjalan menuju ruang rawat inap Farel, saat Dirga membuka ruangan tersebut, ketiga pria tampan itu membelalakkan matanya. Karena, mereka melihat Farel berciuman dengan Nanda. Marsha tidak melihat hal tersebut karena terhalang oleh punggung tegap ketiga pria itu.

"Kenapa matung disini sih, ayo masuk capek gue" ucap Rena menggandeng Marsha, keduanya menerobos masuk dan rena menjerit melihat tontonan tidak pantas itu. Sedangkan Marsha,  gadis itu menatap Nanda marah. Ia berjalan menghampiri Nanda dan menarik lengan Nanda sehingga gadis itu menghadap Marsha.

PLAKKK

"HEH!!!, Lo kenapa nampar cewek gue?!!" ucap Farel tak terima,

"Lo tuh siapa sih?, Gue udah bilang, gue gak nyaman ada orang asing disini. Dan sekarang lo nampar cewek gue. Pergi lo, PERGI GUE BILANG!!!" Lanjutnya.

Nanda memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan Marsha, tapi ia senang Farel membentak Marsha.

"Kamu gak papa sayang?" Tanya Farel sambil mengelus pipi Nanda.

Apa apaan ini, Marsha sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Sudah cukup, Marsha tidak peduli dengan kata persahabatan. Tidak ada sahabat seperti Nanda, gadis itu bukan gadis yang Marsha kenal. Nanda sahabatnya telah berubah. Marsha menarik tangan Nanda membawa Nanda keluar kamar.

Farel hendak mengejar tapi dihalangi oleh ketiga temannya, mereka semua mendukung Marsha tentu saja.

"Minggir, dia bawa cewek gue!" ucap Farel marah,

"Cewek? Nanda bukan cewek lo" Dirga menjelaskan.

"Dia cewek gue, gue pacaran sama dia sejak kemarin. Minggir lo" ucap Farel berusaha berdiri tapi masih dihalangi Dirga.

"Dia bukan cewek lo, tapi-"

"Kalian semua, bisa ikut om" ucapan Feri memotong perkataan Dirga.

Mereka semua keluar kecuali Hani, mengikuti pria paruh baya yang masih terlihat muda itu. Wajahnya hampir mirip dengan Farel. Mereka berhenti didepan ruangan Farel.

"Om harap kalian tidak terlalu memaksa Farel mengingat Marsha, itu akan berdampak buruk untuk kesehatan Farel" Feri mencoba memberi penjelasan untuk teman teman anaknya itu.

"Tapi bagaimana dengan Marsha?" Tanya Fauzan,

"Om tau, tapi om yakin Marsha bisa menerima hal ini. Jika dia mencintai Farel, tentu dia tidak akan membiarkan Farel terluka kan." Ucapan Feri membuat mereka terdiam.

Sedangkan didalam ruangan Hani duduk disebelah Farel, dia tidak bisa melihat. Tapi dia bisa merasakan keadaan saat ini.

"Gimana keadaan kamu rel?" Tanya Hani,

"Udah lebih baik" jawab Farel singkat.

"Kamu jangan khawatir, Nanda baik baik aja kok. Mereka itu sahabat baik." Ucap Hani,

"Sahabat baik?" Tanya Farel dibalas anggukan oleh Hani.

Kedua gadis yang dulu sering bermain bersama, membagi suka duka bersama. Saat ini sedang berada di taman rumah sakit. Menatap saling benci satu sama lain.

MARSHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang