2| Gue--Lo

86 16 1
                                    

Setiap orang berhak untuk berbicara dengan gaya bahasanya masing-masing. Tapi ada sebuah peraturan dalam gaya bahasa, salah satunya adalah, dilarang memaksa!

•••••

Mira berjalan di Koridor dengan seorang guru yang berjalan di hadapannya. Rasa grogi menyeruak kedalam dada. Berfikir, apa yang akan dia lakukan untuk berkenalan nantinya?

Mira adalah gadis yang bisa di bilang sosok yang introvert. Susah berbaur dan berkenalan dengan orang orang di sekitarnya. Dan pagi ini, dia yakin dirinya pasti diminta untuk berkenalan di depan kelas nanti. Ia menghela napas, harus punya kekuatan mental untuk berkenalan kali ini.

Semangat Mira!

Tak terasa, kini langkahnya sudah berada di depan sebuah kelas yang di palang pintu nya bertuliskan X11 IPA 2.

Guru yang mendanpingi Mira tadi, meminta agar dia menunggu di depan pintu. Mira hanya mengangguk patuh, menunduk seraya memilin ujung jilbabnya karena grogi.

"Masuk nak!" Suara guru dari dalam kelas menginterupsi nya. Mira menarik napas, kemudian berjalan masuk dengan menunduk. Rasa canggung benar benar memasuki jiwanya.

Mira mendongak, menatap ke sekeliling, kemudian tersenyum canggung kearah deretan siswa di hadapannya, yang ia perhitungkan, berjumlah kurang lebih tiga puluhan.

"Perkenalkan dirimu," ujarnya terdengar ramah.

Mira hanya bisa mengangguk, menarik napas, baru kemudian tersenyum tipis lalu memperkenalkan diri.

"Assalammu'alaikum, selamat pagi semua. Perkenalkan namaku Almira Alisya Zahara, biasa di panggil Mira. Salam kenal semuanya."

Mira menghembuskan nafasnya, merasa lega karena tadi ia telah berani memperkenalkan diri, tanpa ada halangan suatu apapun yang menyertai.

Respons para siswa di kelas ini pun bisa di bilang ramah. Mereka membalas salam dari Mira, sambil tersenyum. Mira merasa bahagia. Walau sedari tadi gadis itu masih terus menundukkan pandangannya.

Ibu guru pun menatap ke sekeliling ruangan, mencari tempat duduk yang kosong untuk Mira. Dan kini, pandangannya tertuju pada sebuah kursi kosong di samping, Angel.

Gadis itu ia lihat seperti merasa bodoamatan dengan apa yang terjadi, bahkan tadi saat Mira memperkenalkan diri, Angel bahkan tak menatap ke depan sama sekali.

Ia menggelengkan kepalanya pelan, memang ya, murid nya yang satu ini benar benar menyita kesabarannya untuk yang kesekian kali.

"ANGEL!"

Angel berjengit kaget, ketika ada sebuah suara yang meneriaki namanya. Kemudian dia menatap ibu guru yang kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Angel yang melihatnya pun hanya merespon dengan sikap yang kembali acuh tak acuh dengan sekeliling.

Ibu guru tersebut menggelengkan kepalanya, lagi. Kemudian menengok kearah Mira yang kini seperti orang kikuk di depan kelas. Ia menghela napas pelan, baru kemudian dia berujar.

"Nak Mira, duduk disitu ya, sampingnya Nak Angel," ujar guru tersebut seraya menunjuk kearah Angel.

Mira hanya mengangguk pelan, kemudian berjalan kearah tempat duduk yang di maksud oleh bu Widya. Ia duduk di sebelah Angel yang kini bersikap seolah tak peduli dengan apa yang ada di sekelilingnya.

"Mmm hai," sapa Mira.

Angel yang merasa di sapa kemudian menatap kearah samping tempat duduknya. Menatap seorang gadis yang....

CERMIN [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz