16| Virus Merah Jambu

21 9 2
                                    

Cinta itu fitrah. Tiap individu juga pasti pernah merasakannya. Hanya saja ada satu perkara yang kadang membuat cinta terlihat seperti kesalahan. Apa itu? Itu adalah suatu imbas dari kesalahan yang mengatasnamakan cinta, sebagai suatu landasan.

•••••

Siang ini seusai pelajaran berakhir, Angel dan Mira, dua gadis yang sebentar lagi menyelesaikan sekolahnya itu, kini tengah bersama-sama berjalan di Koridor menuju Kantin. Pelajaran Fisika yang diberikan Pak Nurdin tadi memang cukup menguras otak dan tenaga.

"Huff,,,,enggak mudeng banget gue tadi sama kata-katanya pak Nurdin. Apaan coba? Apel jatuh apalah itu," gerutu Angel sementara Mira yang mendengarkannya hanya mampu terkekeh geli.

Keduanya berjalan santai menuju Kantin dengan senyuman yang ada di wajah masing-masing. Mereka tak tahu saja, bahwa sedari tadi banyak sekali pasang mata iri yang tertuju pada mereka. Jangan tanya bagaimana bisa mereka menjadi pusat perhatian. Tentu saja, hal ini bersumber dari banyak bisik-bisik tentang ke goals an mereka sebagai sahabat.

Angel yang notabenya adalah anak yang keras, kasar, dan mantan langganan BK di Sekolah, bersahabat dengan Mira yang ramah, sopan, santun, dan kalem. Sungguh, menurut beberapa siswa, hal ini adalah sebuah fenomena yang luar biasa.

"Mau pesen apa? Nanti gue pesenin. Enggak boleh nolak loh ya. Rezeki," ujar Angel, sementara Mira hanya mampu tersenyum tipis. "Samain aja kayak kamu," jawabnya.

Angel berjalan pergi untuk memesan makanan, sementara Mira terduduk di Kantin sembari menunduk. Memilih bermain smartphone, membuka aplikasi google untuk mencari tahu hal-hal yang belakangan ini ia bingungkan.

"Maaf permisi." Mira mendongak, ketika tiba-tiba ia mendengar suara yang tertuju kearahnya. Namun dengan cepat ia menunduk kembali ketika melihat seorang lelaki dengan rambut dan seragam yang cukup berantakan.

"Kenapa?" tanya Mira pelan sembari terus menunduk.

"Hai, gue Bima. Nama lo siapa? Mau enggak jadi pacar gue? Gue lagi nyari cewek loh." Mira terperanjat kaget ketika mendengar perkataan pria itu, lalu dengan segera gadis itu menggeleng.

"Loh, kenapa?" tanya lelaki itu kebingungan, padahal selama ini tidak ada yang berani menolaknya.

"Dosa!" jawab Mira tegas, hingga membuat lelaki itu menggaruk tengkuknya. Pantas saja dia ditolak, dia salah target rupanya.

Lelaki itu segera beranjak pergi tanpa basa-basi. Sementara Mira, gadis itu dengan segera langsung beristighfar. Ada-ada saja hal aneh yang terjadi hari ini.

"Mir!" Lagi-lagi Mira berjengit kaget, gadis itu menatap Angel yang baru saja datang dengan tatapan kesal. "Kamu ngaget-ngagetin!" gerutu Mira karena kesal, sedari tadi kenapa banyak sekali yang membuatnya terkejut?

"Hehe, ya maaf," ujar Angel sembari menyodorkan semangkuk bakso kepada Mira, yang langsung dibalas dengan ucapan terimakasih oleh sahabatnya itu.

"Tadi gue lihat lo ngobrol sama cowok. Siapa? Gue kok kayak ngrasa familiar sama badannya dari belakang," celetuk Angel di sela-sela aktivitasnya menyantap bakso.

Mira menghentikan aktivitas makannya, dan dengan tiba-tiba, gadis itu menghela nafas. "Namanya Bima," jawabnya pelan.

Angel membulatkan bola matanya, terkejut dengsn apa yang Mira katakan. "What? Lo serius?"

Mira tersenyum kikuk ketika melihat ekspresi Angel yang terkejut. "Serius," katanya.

Angel membulatkan bola matanya, lalu akhirnya dengan semangat yang menggebu gadis itu berkata. "Wiiiiiih lo beruntung banget bisa ngomong sama dia! Asal lo tau aja, dia itu most wanted Sekolah Mir! Omaygat!"

CERMIN [END]Where stories live. Discover now