21| Kenapa?

28 10 13
                                    

Terkadang kehidupan memang memperkenalkan kita pada seseorang. Namun sayang, seseorang yang hadir pada pertengahan, terkadang tak selalu menjadi seseorang yang akan ada pada suatu pungkasan.

••••••

Angel mengaduk-aduk es teh yang baru saja ia pesan. Gadis itu menghela nafas penuh rasa kegelisahan. Sudah lebih dari satu bulan hubungannya dengan Bima berlangsung. Semuanya berjalan normal saat awal hubungan mereka berlangsung. Tapi akhir-akhir ini...

Ah! Angel tak mampu menjelaskan semuanya secara rinci.

Gadis itu duduk dengan tampang gelisah di Kantin. Pagi ini tak banyak siswa dan siswi yang datang ke Sekolah. Gerimis hujan mengguyur Sekolah, yang mana pasti akan berimbas pada absensi kehadiran para siswa.

Kalau bukan karena perintah ibunya, tentu saja Angel merasa enggan untuk datang ke tempat menyebalkan ini.

Kembali ia menyeruput es teh yang ia pesan. Matanya menengok ke sekeliling, barangkali, ada sesuatu yang dapat menjadi inspirasi untuk lukisan berikutnya.

Namun, bukan inspirasi yang Angel lihat, melainkan, mantan sahabatnya.

Angel memilih menunduk, antara dirinya dan Mira kini seolah terdapat sebuah sekat pembatas. Tak lagi saling berbicara, menyapa, atau bahkan hanya sekadar melempar senyum. Seolah Mira benar-benar menjauh darinya.

Atau Angel yang juga terlalu membatasi diri?

Angel menghela nafas kesal. Kenapa juga Angel harus memikirkan hal tak berguna seperti itu? Buang-buang waktu saja!

Kling!

Sebuah notifikasi terdengar dari smartphone Angel. Gadis itu menatap benda canggih itu dengan mata berbinar.

Notifikasi itu, dari orang yang spesial.

Bima😍:
Yang, sibuk enggak?

Angel nyaris tersedak ketika membaca pesan dari Bima yang disertai dengan embel-embel "yang". Rasanya seperti ada sesuatu yang menarik bibirnya membentuk lengkungan indah.

Setelah beberapa hari yang lalu, lelaki itu mendadak bersikap tak peduli, dan hari ini baru saja ia mengirimi pesan manis. Apakah ini nyata?

Tak mau membuang waktu, Angel pun segera membalas pesan yang pacarnya kirimkan.

Angel:
Enggak, kenapa?

Tak perlu menunggu banyak waktu. Pesan yang Angel berikan pun segera mendapat balasan.

Bima😍:
Ketemuan yuk.
Di Lapangan tempat kita dulu jadian.
Aku mau ngomong sesuatu.

Angel tak henti-hentinya tersenyum. Berpikir dalam hati, apakah Bima benar-benar mengajaknya bertemu?

Yang jelas untuk saat ini, Angel bahagia! Sangat-sangat bahagia!

•••••••

Sepatu selop warna hitam itu terhenti, bersama gadis pemilik kaki yang kini tengah duduk di bangku yang tersedia pada lapangan ini. Ditatapnya smartphone yang ia bawa, sembari membuka-buka beranda sosial medianya.

CERMIN [END]Where stories live. Discover now