8| Janganlah Memuji

41 10 2
                                    

Jangan memuji seseorang terlalu berlebihan. Kita tak tau akan ada apa nanti di ujung kisah. Bisa jadi, semuanya berubah. Mungkin saja.

••••••

"Ini kita mau kemana?" tanya Mira ketika kakinya merasa cukup lelah.  Angel menggandeng tangannya ke sana ke mari, membawanya berjalan mengelilingi beraneka Kios tanpa tujuan yang pasti.


Mira hanya mampu tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Angel ini ternyata punya sifat seperti anak kecil yang senang melihat-lihat ternyata.

"Njel. Kamu mau beli apa sebenarnya?" tanya Mira untuk yang kesekian kalinya. Angel menoleh, menatap Mira yang tampaknya sudah cukup kelelahan. Membuat Angel kini merasa bersalah.


"Aduh maaf Mir, lo jadi kecapekan gara-gara gue. Maaf ya, kita duduk duduk aja gimana? Mau?" tawar Angel, sedikit merasa tak enak juga sebenarnya kepada Mira.

Mira tersenyum simpul. Tak mengapa sebenarnya jika Angel menariknya kesana kemari. Mira tidak merasa kerepotan juga sebenarnya. Malahan Mira suka. Hitung-hitung olahraga, pikirnya.

Tapi, kalau Angel mengajaknya untuk beristirahat sejenak, tampaknya itu bukan ide yang buruk. Lagipula, 30 menit lagi  sudah mau memasuki waktu dzuhur.

"Eggak apa-apa kok Njel, aku enggak repot. Tapi kalau mau istirahat juga enggak apa-apa. Udah mau masuk waktu dzuhur juga sebenarnya. Cari Masjid dulu yuk!"

Angel tersenyum kemudian mengangguk. Tangannya kembali menggandeng tangan Mira, keduanya berjalan bersamaan, mencari Masjid terdekat, sembari menunggu waktu Shalat.

Di perjalanan menuju kearah Masjid yang letaknya masih di area bazar, banyak sekali pedangang yang memperjual belikan dagangannya, dari itu pakaian, makanan, minuman, ataupun kerajinan.

Sesekali Angel melirik kearah beberapa penjual. Sekedar cuci mata karena untuk membelinya juga, Angel tak terlalu suka membelanjakan barang barang yang nantinya hanya akan menumpuk di pojokan.


"Mir. Lo ada rencana mau beli beli gitu nggak?" tanya Angel.


"Hmm kayaknya sih, mau beli jilbab aja. Itu di depan Masjid, kek nya ada yang jualan, tadi aku lihat, harganya sih murah murah juga," jawab Mira enteng.

Angel kebingungan. "Emangnya lo beneran mau beli yang diskonan? Eggak mentingin kualitas emangnya?"

Mira tersenyum tipis. "Enggak, yang penting nutup aurat aja. Masalah harga sama kualitas mah enggak terlalu aku pikirkan."

"Loh kok gitu? Kan jilbab itu sarana menutup aurat. Kenapa enggak milih yang kualitasnya bagus?" tanya Angel lagi.

"Karena pahala dan dosa, nggak akan pernah mandang harga. Sebaik apapun kualitasnya, semahal apapun harganya, itu enggak bakal nambah pahala, nambah mudharat mungkin ada, karena lebih banyak uang yang bakal terkuras buat satu hal."

"Padahal, Allah dan agamanya, enggak pernah membeebani hambanya dengan hal-hal seperti itu. Justru, ia meminta kita agar selalu tampil sederhana. Dan yang sederhana, tentunya enggak harus yang memerlukan banyak harga. Buktinya, banyak kok barang barang bermanfaat yang harganya nggak berlipat lipat."

CERMIN [END]Where stories live. Discover now