20| Dunia Yang Berbeda

31 10 10
                                    

Masing-masing individu punya Dunia mereka sendiri. Ada yang Dunianya mudah dilalui, ada yang harus menahan isak untuk menyebrangi. Dan jika dunia yang berbeda disatukan, antara api dengan es, tentu akan sukar untuk disandingkan bukan?

•••••

"Memangnya kenapa?" tanya Angel yang kini dibuat tak mengerti oleh Mira yang dengan tiba-tiba memasang wajah sendu.

"Kamu tahu hukumnya pacaran?" tanya Mira dingin. Angel dibuat tak paham, kenapa sahabatnya ini tiba-tiba bersikap dingin?

"Ya boleh-boleh saja lah. Tiap manusia juga punya hak dalam cinta dan rasa suka. Apalagi gue bentar lagi lulus sekolah. Bukankah gue juga boleh ngrasain rasanya pacaran?"

"Hah. Rasanya pacaran? Maksud kamu, rasa dosa? Iya?" tukas Mira cepat. Matanya menatap Angel dengan tatapan tajam yang tersirat kesedihan. "Kamu tahu hukumnya pacaran, hm? Tahu? Itu dosa Angel, dosa!"

"Kamu tahu? Islam punya batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram! Dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 32, Allah mengatakan yang artinya, 'janganlah kamu mendekati zina, sesungguunya zina itu adalah perbuatan yang tercela, dan jalan yang buruk'. Kamu mau berzina, hm?"

"Njir! Zina apaan sih? Gue aja enggak ngapa-ngapain sama Bima!"

"Tapi status kamu Njel! Itu dosa! Kamu enggak sayang sama orang tua yang udah ngebesarin kamu, hm? Kamu mau ngasih mereka dosa? Kamu mau bawa mereka ke neraka? Kamu mau malaikat Zabaniyyah naruh batu neraka ke tangan mereka. Mau?"

Tak peduli berapa pasang mata yang menatap kearahnya. Gadis itu tetap terus-terusan berbicara. Angel adalah sahabatnya, dan Mira tak mau gadis itu menimbun dosa.

"Apaan sih? Lu bacot banget, heran!" bentak Angel, "Kenapa lo jadi ngekang gue sih? Lo cemburu? Lo juga cinta sama si Bima? Apa gimana? Lo mau nikung sahabat sendiri hm? Lo jangan murahan dong jadi cewek!"

Deg!

Mira terdiam beberapa saat. Bagaikan patung yang tak mampu bergerak. Mengapa Angel kini berbicara kasar padanya? Hanya karena Mira mengingatkan, dan Angel marah besar?

"Aku sahabatmu, sudah kewajibanku untuk mengingatkan!" tukas Mira. Butiran bening kini sudah singgah di sudut matanya.

"Cih, mengingatkan? Lo seolah terlihat seperti seseorang yang terlalu ngekang gue, Mir!"

"Ini demi kebaikan!"

"Oke gue tahu gue bukan orang suci! Jadi, berhenti sahabatan sama gue! Berhenti!" seru Angel, "Andai gue tahu ini yang bakal terjadi. Udah sejak awal gue enggak mau sahabatan sama lo! Sok suci!"

Mira terdiam. Netranya kini menatap Angel yang tengah emosi. Gadis itu terlihat menyeramkan dengan kata-kata kasar yang terus ia ucapkan.

Apa Mira salah selama ini? Apa Angel memang bukan orang yang layak menjadi sahabat Jannahnya? Apa iya?

••••••

Mata pelajaran pak Nurdin telah dimulai. Rumus fisika, semuanya telah dibagikan pada tiap siswa. Bersama rangkaian rumus kata memusingkan itu, ada dua jiwa yang seolah mencoba menjauh, antara satu dengan yang lain.

CERMIN [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt