4| Kehilangan Yang Sesungguhnya

63 13 2
                                    

Kehilangan yang paling besar di Dunia, itu bukan kehilangan dalam artian cinta, harta, kebahagiaan, ataupun hal yang sejenisnya. Namun, kehilangan yang sesungguhnya itu adalah saat Engkau kehilangan petunjuk, dan seolah menjauh, dari Yang Maha Kuasa.

••••••••••

Prang!

Angel memutar bola matanya kesal. Huh, suara itu lagi.

Bisakah satu hari saja ia diberi ketenangan dalam menjalankan hari di alam semesta?

Bisakah backsound teriakan dan bunyi bunyi barang pecah itu berhenti?

Membisingkan sekali!

Dirinya memilih memasang headseat, mendengarkan alunan lagu rasanya lebih baik daripada mendengarkan kebisingan yang entah kapan berhenti.

Terkadang dalam pikirannya tersimpan sebuah hal yang mengganjal, ketika melihat teman-temannya bahagia bersama keluarga mereka.

Apa itu? Jawabannya hanya satu. Yaitu, Angel juga ingin seperti itu.

Ingin rasanya menikmati pelukan yang di berikan oleh kedua orang tua. Ingin rasanya tersenyum dan tertawa bahagia. Namun rasanya, tidak mungkin. Angel sudah kehilangan, kehilangan kenyamanan keluarga setelah hari itu.

Hari dimana...

Kehancuran tercipta.

Kedua orang tuanya seolah olah tak lagi menyayanginya. Hari itu, di Taman Kota, Angel melihat pemandangan yang membuatnya sulit untuk berkata.

Ayahnya yang pergi bersama wanita lain, dan ibunya yang pergi bersama pria lain.

Kalau seperti ini, apa sebenarnya yang menjadi mau dari mereka?

Angel mendesah kesal. Kenapa hal ini harus terjadi padanya? Mengapa dia harus mengenal arti dari sebuah kehilangan yang membuatnya terluka?

Mengapa? Mengapa harus Angel? Mengapa harus dia?

Ah sudahlah! Memikirkan hal tersebut rasanya malah membuatnya semakin muak.

Huh! Mungkin, pergi ke alam ilusi adalah ide yang baik. Jauh dari kepusingan, kepenatan, dan semua hal yang membuat otak kesulitan berpikir.

Perlahan ia memejamkan matanya. Berlabuh ke tempat dimana disana, kebahagiaan itu nyata adanya.

Ya, selamat tidur Angel.

•••••••

Law kana bainanal habib
Ladanal qasi wal qarib
Min thaibatin qablal maghib
Thaliban qurbal habib

Biqurbihin nafsu thatib
Wathad'ullah fa yujiib
Anwaru thaaha laa taghib
Ballighna liqaahu ya mujiib

Fadhatka ruuhi yaa habiiib
Muhammadun muqrimal gharib
Bikurbikar ruuhu thatiib
Ya rahmatal lil 'alamiin


Mira berjalan menunduk di koridor Sekolah sembari menyenandungkan shalawat. Sesekali tersenyum tipis ketika berpapasan dengan siswi yang kebetulan menyapanya.

CERMIN [END]Where stories live. Discover now