3| Tak Akan Mengerti

73 13 1
                                    

Kau tak akan mengerti, bagaimana Tuhanmu mengharapkan, dan engkau lebih banyak melalaikan.

•••••

"Kenapa diem?"

Mira bertanya ketika dia menyadari Angel yang diam setelah ia menyuarakan kalimat panjangnya. Kalau sudah seperti ini, Mira jadi berpikir kalau apa yang ia katakan itu menyakitkan. Apa Angel tersinggung? Apa tadi yang ia katakan itu salah? Mira tak mengerti.

"Hmm, nggak," jawab Angel dengan cepat.

Mira hanya mengangguk lega. Kemudian terlihat seperti mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Di sela kegiatannya dia berkata.

"Aku enggak peduli dengan syaratmu. Mau enggak mau. Suka enggak suka. Aku tetap bakal jadi temen kamu. Harus! Kalau aku enggak bisa jadi teman dekat kamu, minimal lah ya, setidaknya aku udah jadi teman sekelas kamu," tegas Mira.

Angel hanya mengangguk pelan. Entah sadar atau tidak, tapi memang Angel merespon perkataan Mira dengan sebuah anggukan.

"Mmmm, Mushola dimana ya?" tanya Mira.

"Ha? Apa?!"  Angel terlihat seperti orang linglung ketika mendengar Mira yang bertanya dimana letak Mushola.

Maklum saja, seumur-umur Angel sekolah disini, dia sangat merasa asing dengan bangunan tersebut. Dan kini, malah ada orang yang menanyainya dimana letak Mushola. Kalau seperti ini, Angel jadi sangat sangat merasa kikuk.

"Mushola." Mira mengulangi perkataannya lagi ketika melihat wajah Angel yang nampak seperti orang yang terkejut. Entah apa yang gadis itu fikirkan. Apa mungkin dia tak tau apa yang namanya Mushola?

Tidak mungkin!

Apa Angel tidak tau dimana letak Mushola? Tapi, mana mungkin! Mana mungkin ada yang sudah bersekolah di sekolah ini sejak lama, dan tidak tau menau tentang bangunan bernama Mushola.

Tidak mungkin!

Lalu, kenapa Angel seolah kebingungan? Padahal tadi, Mira merasa kalau bicaranya sudah sangat sangat jelas. Tapi ini?

"Gue enggak tahu!"

Detik berikutnya, gantian Mira yang terkejut. Tak percaya dengan apa yang di katakan Angel.

"Ha?!"

"Gue beneran enggak tahu! Gue nggak tahu tempatnya, dan juga gue enggak pernah kesana, jadinya nggak tahu. Paham?"

Mira terheran dengan apa yang di katakan Angel. Jika dilihat dari penampilan Angel, sudah sangat terlihat seperti seorang muslim, terlihat dari seragamnya yang panjang dan mengenakan hijab. Walaupun memang, terlihat seperti....

Siswi petakilan.

Tapi, bagaimana bisa seorang siswi beragama islam tidak pernah masuk ke Mushola? Hmmm, Mira jadi curiga.

"Kamu baru mu'alaf kemarin ya?" tanya Mira hati hati.

Angel melotot mendengar pertanyaan Mira. "Nggak lah, sembarangan! Gue islam dari lahir elah!"

Mira mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. "Terus kalau gitu, kenapa enggak tahu Mushola di mana? Katanya islam. Masak enggak tahu?"

Angel menatap sinis kearah Mira, lagi. Entah berapa kali dia menunjukkan tatapan sinis kearah gadis itu hari ini. Tapi yang pasti, sudah banyak, berulang ulang kali. Dan tatapan sinis itu kali ini muncul, ketika ia mendengar perkataan Mira yang seolah olah, menyindir.

Sindiran halus lebih tepatnya.

Namun sesungguhnya, ada satu hal yang Angel fikirkan. Dirinya merasa tak suka bilamana ia di sindir. Mau itu sindiran halus lah, sindiran kasar lah, atau apalah, apapun itu, dirinya tetap tidak suka!

CERMIN [END]Where stories live. Discover now