6| "Sahabatan, Mau??"

62 14 5
                                    

Setiap orang di Dunia ini pasti pernah mengalami yang namanya kehilangan. Semua, tanpa terkecuali pasti pernah mengalami kesepian dan kesendirian. Kamu bukan satu satunya orang yang terjebak dalam kerumitan. Lantas, buat apa mengeluh dalam menghadapi kenyataan?

•••••••

Mira melangkahkan kakinya kesegala arah. Menengok kekanan dan kekiri, mencari sesuatu yang sejak tadi belum ia temui.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, dan Angel belum menampakkan batang hidungnya, barang sejenak saja. Membuat Mira cemas, sekaligus merasa bersalah.

Apa perkataannya tadi, terkesan terlalu menggurui? Hingga Angel muak, dan memilih pergi begitu saja?


Pelajaran sudah dimulai kurang lebih tiga jam, dan Angel, pasti ketinggalan banyak hal. Mereka sudah kelas dua belas. Pastinya, ketinggalan materi, adalah suatu bencana.

Dan Mira rasa, ini salahnya.

Harusnya, ia tak menasihati Angel begitu saja, harusnya untuk menasihati gadis itu, tak perlu menggunakan aura dingin dalam berkata.

Mengingat Angel yang seperti api, dan perkataannya yang seperti es batu. Dan, bagaimana Angel bisa terima dengan semua itu?

Oke, Mira kini semakin merasa, ini salahnya.

Dan, untuk menghilangkan rasa bersalahnya, yang harus Mira lakukan adalah, meminta maaf kepada Angel.

Tapi pertanyaannya adalah, kemana gadis itu?

Matanya menatap kekanan dan kekiri. Tak ada tanda tanda keberadaan Angel sama sekali. Kemana gadis itu? Apa dia pergi? Bolos sekolah kah?

Dan ini, karena Mira?

Ah tidak-tidak! Semoga saja tidak!

Mira menghela napas. Jam yang masih menunjukkan pukul sepuluh, kini sudah menampakkan hawa panas. Waktu istirahat masih tersisa lima belas menit lagi, dan Angel nampaknya belum terlihat sama sekali.

Lantas mau bagaimana?

Bertanya kepada orang?

Tapi, siapa?

Mira tidak mengenal orang-orang yang ada disini. Tidak dalam artian, semuanya. Pribadinya yang introvert, membuatnya sangat menjaga lingkup pergaulan. Tidak seperti Angel, yang kemana-mana pasti punya kenalan.

Sudut matanya menangkap sesuatu. Gerombolan siswa laki-laki, tengah berkumpul di salah satu sudut koridor. Mira tahu, dan Mira ingat, para pria itu, adalah siswa siswa yang cukup dekat dengan Angel, menurut Mira.

Mira memutar otaknya, berpikir apakah mereka tahu di mana Angel?

Kalau iya, haruskah Mira kesana dan bertanya?

'Tapi, mereka ikhwan.'

Pernyataan itu muncul, membuat rasa ragu timbul di benak Mira. Gadis itu menghela nafas. Antara kesana atau tidak, lantas harus bagaimana?

Tapi, ini untuk sekali saja.

Tapi, ini untuk Angel.

Cukup bertanya lalu pergi, tak apa-apa bukan?

Mira menarik napas, untuk saat ini rasanya dia harus mengalihkan sifat introvertnya sejenak. Setidaknya begitu.

Mengumpulkan keberanian, itu yang Mira lakukan. Gadis itu melangkah dengan pandangan menatap kearah tanah. Melangkahkan kakinya, kearah gerombolan pria yang kini sedang bercanda.

CERMIN [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora