Go Away

6K 639 16
                                    

Senja 07 - Go Away

"Kehidupan sudah diatur oleh tuhan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Kehidupan sudah diatur oleh tuhan. Setiap kejadian sudah menjadi konspirasi alam semesta. Lalu, pantaskah kita mendoktrin mereka yang hanya menjalani garis kehidupannya?"

πππ

Senja terdiam sambil bersandar pada dinding yang menjadi sekat ruang tengah dengan ruang makan. Hembusan nafas kasar keluar dari bibir merahnya.

Senja masih berdiri disana, mendengar setiap kalimat yang terdengar oleh gendang telinganya. Hilang sudah rasa lapar dan keinginannya untuk ikut bergabung di meja makan.

"Bunda kenapa sih? Lagian apa salahnya kalau senja jadi adik aku. Dia juga anak yang pintar bun, nggak akan malu-maluin bunda kalau itu yang bunda takutin" Iris meraih segelas air di meja lalu meneguknya dengan kasar.

"Bukan itu masalahnya. Bunda nggak perduli kalaupun dia bodoh. Yang jadi masalah itu ibunya dia. Bunda nggak terima ya Ayah nikah lagi tanpa persetujuan bunda. Ayah pikir ayah laki-laki bebas yang bisa seenaknya menikahi siapa saja."

Ayah menggeram berusaha menahan emosi "Nggak usah ngajak ribut lagi bun. Ayah capek denger bunda ngomong gitu terus sejak kedatangan senja seminggu yang lalu. Lagian itu udah berlalu kenapa bunda masih terus bahas sih."

"Udah berlalu gimana? Jelas-jelas sekarang dia ada di sini diantara keluarga kita Ayah." Nada suara bunda mulai meninggi. Kedua orang dewasa itu tidak perduli bahwa ada anak dibawah umur yang tidak pantas mendengar pertengkaran mereka.

"Karena dia anak aku. Dia juga keluarga aku. Dia punya hak yang sama dengan Sky dan Iris. Jangan lupa kalau Senja itu hasil benih ku Eren." Suara bentakan nyaring memenuhi ruang makan hingga beberapa ruangan di sekitarnya. Bersyukurlah dengan luas rumah ini dengan tetangga yang jaraknya lumayan jauh membuat teriakan mereka tidak terdengar.

Beberapa pelayan memilih kembali ke dapur belakang, berusaha menjauh dari segala masalah yang bisa saja terjadi jika mereka masih berada di ruangan yang menjadi saksi pertengkaran tuan mereka.

"Kamu bentak aku yah? Kamu bentak istri kamu karena anak itu? Kamu benar-benar keterlaluan yah!"

"Kamu yang keterlaluan Eren. Kamu tidak seharusnya bersikap seperti itu. Dimana wanita murah hati yang menjadi istriku? Kelakuan kamu ini benar-benar tidak mencerminkan sosok ibu yang baik. Bagaimanapun juga Senja adalah anak aku. Dia terlahir dalam ikatan yang benar-benar sah menurut hukum dan agama. Tugas kamu sebagai istri adalah menjadi ibu untuk anak-anakku, tidak perduli dari rahim siapa dia lahir."

"Kamu masih bisa berkata seperti itu setelah menduakan aku"

"Bunda udah lah. Lagian ibu Senja udah nggak ada. Selama ini mereka juga nggak pernah mengganggu keluarga kita. Selama ini ayah tidak pernah membagi kasih sayangnya untuk kita walaupun ayah memiliki istri lain. Bunda tetap menjadi satu-satunya istri ayah. Jangan egois bunda, setelah pengorbanan Ibu Hana yang tidak pernah mendapatkan kesempatan menjadi istri ayah yang semestinya, apa masih pantas bunda bersikap seperti sekarang. Bertahun-tahun ibu Hana menyandang status sebagai istri ayah, tapi dia tidak pernah mendapatkan apa yang seharusnya didapat oleh seorang istri. Dan sekarang ketika beliau tidak ada, bunda masih ingin menyia-nyiakan Senja juga? Bunda jahat kalau begitu."

Dibalik tembok Senja mengusap air mata yang mengalir di pipinya dengan kasar. "Kehadiranku kesini memang kesalahan. Seharusnya aku tetap dirumah bunda tanpa harus bertemu ayah jika kehadiranku hanya merusak kebahagiaannya."

Menarik napas panjang, Senja memantapkan langkahnya menuju pintu keluar rumah megah ayahnya ini. Jika kehadirannya hanya mempersulit keadaan bukankah lebih baik jika dia pergi.

Senja sadar diri akan posisinya sebagai anak dari seorang istri kedua. Ibunya hanyalah selir yang tidak pernah diketahui keberadaanya. Dan sebagai anak seorang selir, Senja merasa tidak pantas ikut menempati istana megah sang raja.

Dan sepertinya dewi keberuntungan sedang berada di pihaknya. Pintu gerbang tidak dijaga, sepertinya mereka sedang makan di dalam pos keamanan.

Senja berjalan mengendap-endap melewati gerbang yang sedikir terbuka. Dirinya tidak ingin pengawal ayahnya yang berjumlah cukup banyak itu mengetahui keberadaannya.

Senja bisa bernafas lega ketika dirinya sudah berada cukup jauh dari rumah besar itu. "Senja sayang Ayah" Senja tidak pernah merasa tidak senang berada di rumah itu. Memiliki seorang ayah yang penyayang dan dua kakak yang menyenangkan berhasil membuatnya lupa diri. Dirinya lupa bahwa dirinya hanyalah orang asing yang masuk kedalam keluarga bahagia itu. Membuat kehangatan yang menyelimuti mereka mulai sirna secara perlahan.

Kedua kakinya mulai melangkah menjauh dari rumah itu. Dia hanya berharap keluarga ayahnya dapat kembali bahagia tanpa ada pertengkaran seperti tadi. Senja tidak menyukainya, sungguh tidak menyukai pertengkaran mereka karena dirinya.

πππ

Ruang makan rumah Relgio masih terasa mencekam. Eren menatap kearah Sky tidak percaya. Apakah putra pertamanya itu baru saja menyalahkan dirinya?

"Sky.. jadi menurut kamu bunda yang salah? Bunda di duakan Sky, Bunda-"

Sky lebih dulu memotong sebelum Eren menyelesaikan kalimatnya. "Bunda tidak pernah di duakan. Jangan berkata seolah bunda baru saja diselingkuhi. Bunda sudah mendengar sendiri penjelasan ayah. Bahkan bunda sudah lebih dulu mendengar penjelasan itu sebelum kami. Ibu Hana bahkan memilih pergi dari pada ikut masuk ke rumah ini padahal dia berhak"

"Coba jika bunda berada di posisi ibu Hana. Ayah yang meminta Ibu Hana menjadi istrinya. Ibu Hana tidak memanfaatkan permintaan pamam Ahnan, dia bahkan menolak ayah. Dan setelah menikah Ibu Hana juga tidak meminta apapun dari ayah. Dia tidak meminta pengakuan di depan publik. Ibu Hana memilih pergi dengan putranya. Apa Bunda akan melakukan itu jika berada di posisinya? Semua ini bukan salah ibu Hana apalagi Senja. Bukan hal bijak jika bunda membenci senja karena masalah ini." Iris yang biasanya tidak terlalu perduli dengan pemikiran bundanya kini ikut bersuara. Karena sebenarnya ini memang bukan salah siapapun. Semesta sudah membuat alurnya dan manusia hanyalah pemain dalam kisah itu. Lalu, apakah pantas jika kita menghakimi mereka yang hanya sosok pemeran.

Suara derit gesekan kursi dan lantai membuat tiga orang disana mengalihkan pandangan pada Relgio. Pria beranak tiga itu menatap dalam mata sang istri. "Dinginkan pikiranmu Eren. Lapangkan hatimu dan cobalah untuk menerima keadaan. Jadilah wanita yang baik dengan jiwa keibuan yang selama ini selalu menghangatkan kami. Sayangi putraku meski dia tidak kamu kandung sendiri. Jangan temui aku sebelum kamu bisa menerima takdir dan mau menerima kehadiran Senja dalam keluarga kita."

Relgio beranjak pergi meninggalkan ruang makan kemudian menaiki tangga, yang pasti pria itu tidak akan menuju ke kamar miliknya dan Erena.

Sky dan Iris menatap sendu sang bunda yang sedang menangis di hadapan mereka. Bukan maksud mereka untuk menyudutkan Erena. Kenyataannya bunda mereka itu memang harus dibuka pemikirannya agar tidak terus berpikiran sempit tentang masalah ini. Bukan haknya untuk menyalahkan senja atas sesuatu yang bahkan bukan kehendak anak itu.

Sky berlutut di depan Erena yang masih menangis "Maaf bunda bukan maksud Sky dan Iris ingin menjadi anak durhaka. Tapi kami tidak ingin bunda berdosa karena berburuk sangka kepada salah satu hamba Allah yang tidak melakukan kesalahan apapun. Bukan kehendak Senja untuk terlahir sebagai anak dari istri kedua ayah. Jika bisa, Senja pasti akan memilih keluarga lain yang sebih sempurna."

"Sebaiknya bunda pikirkan masalah jni dengan kepala dingin. Jangan terus mengedepankan ego bunda. Buka mata hati bunda, dan lihatlah Senja. Dia hanya anak empat belas tahun yang sangat memerlukan sosok bunda dalam hidupnya. Jika bukan kepada dikat, kemana dia akan pulang?"

Perkataan Iris berhasil membuat isak tangisnya semakin menjadi. Eren juga ikut berpikir, jika bukan pada keluarga ini, lalu kemana Senja akan berpulang. Jahatkah dirinya yang selalu bersikap tak acuh pada bocah itu.

πππ

Mohon maaf ya kawan-kawan. Hari minggu ini Ayaa sibuk super sibuk sampai lupa buat update cerita. Walaupun kalender sudah berganti nggak apa-apalah ya kalau update sekarang.

Jangan lupa vote dan comment ya. Karena aku menunggu ;)

Senin, 10 Agustus 2020
00.16 AM

Salam manis,
Ayaa

SENJA [Di Terbitkan]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora