Rumor

1.9K 255 14
                                    

Senja 21 - Rumor

Batas kemampuan setiap orang itu berbeda. Hal yang menurut kamu sepele bisa jadi begitu berarti untuk orang lain.
-AlthairayaStarla

πππ

Senja mengernyit bingung, menatap sekeliling dengan heran. Dia tidak tahu apa yang terjadi hingga membuat semua orang menatap dirinya dengan tatapan seperti itu. Senja sadar, sejak dia memasuki pintu gerbang sudah banyak mata yang menyorotnya dengan tatapan yang tidak seperti biasanya.

Senja tidak tahu kenapa, entah kesalahan apa yang sudah dia lakukan sehingga mereka terus menatap dirinya seolah dia telah melakukan dosa besar. Tatapan sinis dan merendahkan hampir terpancar dari seluruh mata yang menatap dirinya. Sebagian kecil dari mereka hanya menatapnya dengan tatapan kasihan.

Sungguh, dia merasa tidak melakukan apapun. Semua masih baik-baik saja ketika dia menutup matanya tadi malam. Tapi semua berubah sejak dia memasuki gerbang sekolah ini. Bahkan tidak ada satupun dari mereka yang berniat menjelaskan sesuatu kepada dirinya.

Entah kenapa pula, pagi ini kedua kakaknya pergi terlebih dahulu meninggalkan dia yang sedang bersiap di rumah. Kata bunda, Abang Sky ada olimpiade di luar kota selama tiga hari, dan kak Irish mengantarkannya ke stasiun. Tapi dia sendiri tidak tahu akan hal itu.

Senja terus melangkah melewati setiap koridor. Berpapasan dengan banyak orang yang masih mempertahankan tatapan menyebalkan itu. Sungguh, dia berharap ada kak Irish disini. Kakak laki-lakinya itu selalu bisa menenangkan dirinya dalam situasi seperti sekarang ini.

Pemuda bersurai coklat itu menghentikan langkahnya ketika merasa seseorang menarik bahunya cukup kuat hingga dia berbalik menghadap ke belakang. Mata bulatnya bersitatap dengan seorang pemuda dengan penampilan acak-acakan, khas murid anti peraturan.

"Who are you? Kalian mau apa?" Senja menatap dua orang yang berada di hadapannya dengan alis berkerut bingung. Seingatnya, dia tidak pernah berurusan apalagi mengganggu mereka. Selama ini dia tidak pernah berniat untuk terlibat masalah.

Senja semakin bingung saat mereka saling bertatapan tanpa berniat menjawab pertanyaannya "Ada masalah? Perasaan gw gak pernah ganggu kalian."

Salah satu dari pemuda itu bergerak mendekat, membuat Senja refleks melangkah mundur hingga hampir menabrak dinding koridor yang berada di belakangnya. Pemuda itu semakin mendorong Senja hingga dia benar-benar membentur dinding yang berada di belakangnya.

Senja mengerang pelan, punggungnya terasa sakit akibat membentur dinding itu dengan cukup keras. Matanya mendongak menatap pria yang terlihat menyeringai puas. "Gue kira omongan Radit kemarin cuma omong kosong. Ternyata Lo beneran anak penggoda ya" ucapnya dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Maksud Lo apa? Siapa yang Lo bilang penggoda?" Senja merasa bingung, hari ini benar-benar diawali dengan kejadian tidak menyenangkan. Mulai dari tatapan berbeda dari teman-temannya hingga perundangan yang mungkin akan dia dapatkan.

"Ya nyokap Lo lah. Lo pikir kita nggak tau kalau Lo itu cuma anak dari istri kedua? Wanita yang menjadi orang ketiga dalam keluarga seorang Relgio Riagara. Cih, anak dari istri kedua aja sok belagu Lo" pemuda itu berdecih sinis.

Senja membulatkan matanya, sungguh dia sangat terkejut dengan perkataan pemuda di hadapannya ini. Tidak ada yang tahu tentang masalah keluarga Gara. Dan siapa yang mengatakan bahwa ibunya adalah penggoda? Walaupun dia akui kehadiran ibunya memang berada di tengah-tengah keluarga itu, tapi ibunya bukan seorang penggoda.

Pemuda berusia empat belas tahun itu mengepalkan kedua tangannya. Matanya berkilat menatap tajam dua pemuda yang berada di hadapannya. "Kalau ngomong yang sopan. Lo bukan siapa-siapa sampai bisa seenaknya ngatain ibu gue penggoda."

SENJA [Di Terbitkan]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant