Malam Ini

5.2K 488 39
                                    

Senja 17 – Malam ini

"Ada masanya kamu akan di hadapkan pada sebuah keadaan yang membuat kamu menjadi lebih berani daripada dirimu yang kemarin. Dan ketika saat itu tiba artinya perjalanan barumu telah di mulai."

-Althairaya Starla

Πππ

Bulan malam ini bersinar dengan begitu terang, seolah semesta tengah berbahagia karena satu hal. Senja, pemuda sersurai cokelat itu memandang bola langit yang tengah bersinar itu dari balkon kamar hotel yang saat ini di tempatinya. Setelan tuxedo hitam sudah melekat rapi pada tubuh proporsionalnya, orang tidak akan mengira bahwa dia hanyalah remaja empat belas tahun.

Yah, malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh keluarganya. Malam ini adalah malam yang akan merubah warna hidupnya. Sejak tadi jantungnya sudah berdegup kencang tiada henti. Rasa cemas, gugup dan antusias memenuhi hatinya. Dadanya seolah sesak karena beban berat.

Kriett...

Pintu yang berada di belakangnya terbuka, tapi nampaknya kehadiran seseorang itu tidak membuat senja mengalihkan pandangan. Senja masih menatap bulan di atas sana, tapi kali ini sebuah senyuman menghiasi wajah rupawannya.

"Kenapa kamu senyum-senyum gitu dek?"

Senja menoleh ke belakang dengan sebuah senyuman yang masih menghiasi wajahnya. Pemuda itu menampakkan senyuman lebarnya pada Sky yang justru tengah menatap heran pada dirinya.

"Kenapa sih? Kamu baik-baik aja kan? Jangan-jangan gugup bikin otak jenius kamu itu sedikit geser sampai senyum-senyum sendiri. Ngeri tau dek, abang liatnya."

Senja terbahak sendiri melihat raut ngeri yang di tunjukkan oleh kakak pertamanya itu. "Senja nggak apa-apa kok bang. Cuma, kalau liat bulan tuh senja suka keinget sama ibu. Ibu suka banget liat bulan." Katanya sambil kembali mendongak ke arah langit.

Sky berjalan perlahan dan berdiri di sebelah Senja, pemuda itu ikut mendongak ke arah langit yang tengah di hiasi oleh cahaya bulan. "Kata Ayah, ibu Hana itu cantik. Abang jadi pengen tau, secantik apa sih ibu Hana sampai-sampai bisa lahirin anak yang sangat menggemaskan seperti kamu."

"Ibu itu cantik, tidak kalah cantik dari Bunda Eren. Ibu itu seperti bidadari, udah cantik, baik dan penyayang juga. Makanya tuhan menjemput ibu lebih dulu, ibu terlalu baik untuk terlalu lama menghadapi dunia yang kejam."

"Kamu benar Senja. Ibu Hana pasti sudah bahagia di pangkuan tuhan. Jadi, kamu jangan bersedih dan membuat ibu Hana sedih. Sekarang ada kami yang akan menjaga kamu, jadi kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk bercerita kepada kami, oke?"

Senja tersenyum kemudian mengangguk, Sky benar. Ibunya sudah berbahagia di atas sana. Dan kini adalah saatnya dia berjuang di dunia ini. Sudah saatnya dia menjemput kebahagiaannya juga, bersama ayah dan keluarganya yang lain.

"Udah yuk kita keluar, sebentar lagi acaranya mau mulai."

Πππ

Senja dan Sky berhenti di ujung tangga yang mengarah pada tengah Hall hotel yang menjadi tempat berlangsungnya acara. Pemuda itu menggenggam erat tangan Sky yang sedang menggenggam tangannya. Melihat banyaknya orang yang menghadiri acara ini saja sudah membuat dia merasa cemas.

Sky menyadarinya, hal yang wajar memang jika Senja merasa gugup, apalagi senja termasuk tipe orang yang sulit bersosialisasi. Sky merangkul pundak Senja, "Jangan cemas, abang disini sama kamu. Abang janji gak akan ada hal buruk yang terjadi." Bisiknya pelan.

Senja mengangguk, pemuda itu menghirup nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. "Ini sudah saatnya untuk menjadi lebih berani. Jangan menjadi pria penakut dan mempermalukan keluargamu Senja. Ayolah, kamu pasti bisa." Katanya dalam hati untuk menyemangati diri sendiri.

SENJA [Di Terbitkan]Where stories live. Discover now