Famous People

3.5K 380 24
                                    

Senja 18 - Famous people

Ketika kita sudah dihadapkan pada sebuah sircle kehidupan yang baru, maka kamu juga harus siap untuk beradaptasi dengan keadaan yang baru, gaya yang baru serta orang-orang yang baru.
-Althairaya Starla

Sorry for typo!!

πππ

Senja berjalan santai bersama Irish di koridor sekolah setelah berpisah dengan Sky. Sejak dirinya turun dari mobil Sky, dia sudah mendengar bisikan-bisikan yang menyebut namanya beberapa kali. Sebenarnya dia sudah menduga hal ini, mengingat perkataan Airin kemarin malam, dia tahu pasti dirinya akan semakin menjadi pusat perhatian. Tapi dia tidak mengira bahwa murid cupu juga akan terus menatapnya seperti sekarang. Ini lebih parah dari bayangannya semalam.

Tapi seperti yang Senja putuskan kemarin. Mulai malam itu dia harus bisa menjadi sosok yang lebih berani. Jika dulu dia akan bersembunyi di balik badan kedua kakaknya maka sekarang dia kan tetap berdiri di tempatnya. Karena jalan hidupnya sudah berubah, kisah barunya sudah dimulai.

"Biarin aja mereka. Maklum lah, gak pernah liat cowok ganteng. Jadi matanya langsung melotot gitu." Kata Irish sambil merangkul bahu adiknya.

Senja mengangguk, "Iya kak. Aku tau kok, lagian gak mungkin juga kita mau tutup mata dan mulut mereka. Biarin aja mereka berargumen, selagi gak bikin Senja dan keluarga kita rugi nggak masalah kok."

Irish terkekeh dan mengacak pelan rambut cokelat Senja, baginya Senja tetap selalu menggemaskan, walaupun di mata publik senja terlihat dingin dan kurang bersahabat karena hal yang Senja perlihatkan pada acara semalam. Yah, setiap orang pasti mengenakan topeng untuk terlihat berbeda ketika di depan publik. Tidak ada publik figure yang benar-benar baik dan benar-benar jahat, mereka hanya memanipulasi keadaan saja.

"Senja, Irish sini dulu" Senja dan Irish menoleh ke arah belakang, tempat asal suara yang memanggil nama mereka tadi. Ternyata ada Lintang dan teman-temannya yang tengah menanti bel berbunyi di koridor. Irish menatap ke arah sang adik seolah bertanya 'Mau kesana atau langsung kelas?'

Senja tersenyum ke arah sang kakak, walau bagaimanapun abangnya itu memang selalu mengutamakan dirinya. "Ke sana dulu aja kak, lagian belum bel juga. Gak ada salahnya gabung sama mereka."

"Gimana acara semalem dek?" Jeno langsung bersuara ketika Senja dan Irish duduk di bangku koridor bersama teman-temannya. Memang ini sudah seperti kegiatan rutin untuk mereka berkumpul sebelum bel masuk sekolah berbunyi.

"Lancar aja sih kak, gak ada yang spesial selain kilat lampu reporter yang bikin sakit mata. Itu flash nya pake daya berapa watt sih, terang banget heran." Jeno dan teman-temannya termasuk kedua abang sepupunya Bintang dan Lintang ikut terkekeh mendengar perkataan Senja.

Sudah dia bilang kan, dia akan merubah dirinya. Jika dulu dia kesulitan dalam bersosialisasi, setidaknya dia harus berani berbicara di depan orang lain. Karena dia sadar, tidak ada sejarahnya seorang yang menyandang nama Gara pada marganya itu memiliki rasa takut.

πππ

Senja duduk sendirian di tribun lapangan outdoor sekolah. Kedua kakaknya itu masih belum selesai dengan urusan mereka membuat Senja harus menunggu dengan malas. Susu Strawberry dan semilir angin memang perpaduan yang pas untuknya.

Senja masih menjadi pusat perhatian seperti tadi pagi. Tentu saja, Siapa juga yang tidak tertarik untuk membahas sosok yang sudah menggemparkan dunia atas. Tidak ada kalangan pebisnis yang tidak mengenal sosok Relgio Riagara.

Kini Senja teringat pada Airin. Sosok manis yang menemaninya pada pesta malam tadi. Senja sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan pertemanan ataupun yang lainnya. Tapi rasanya tidak buruk bertemu dengan Airin.

"Senja.." Senja menoleh ke arah suara itu berasal. Seorang perempuan dengan seragam yang sama dengannya terlihat berlari dari sisi lain lapangan. Senja masih diam di tempatnya, duduk di tribun bawah pohon rindang dengan satu kotak Susu Strawberry yang sedang dia nikmati.

"Kenapa?" tanya Senja dengan satu alis terangkat pada gadis yang bahkan nafasnya belum beraturan.

Gadis itu menyipitkan matanya ke arah Senja. "Gak manusiawi banget si kamu. Harusnya suruh duduk dulu kek, kasih air minum dulu. capek aku tuh habis lari dari ujung sana sampai ke sini. kamu pikir lapangan sekolah ini gak luas. luas lah, capek nih asal kamu tau."

Senja mengerjapkan matanya dua kali. Rasanya sungguh luar biasa melihat gadis di depannya ini yang bisa berbicara sepanjang itu dalam satu tarikan nafas. "Bawel banget sih, tinggal duduk juga. lagian siapa suruh lari-lari."

Gadis itu mendengus kemudian duduk di sebelah senja. "Ngapain kamu masih disini? Biasanya langsung pulang sama kakakmu." Katanya setelah meneguk air mineral yang dia ambil dari tas.

"Ya ini lagi nungguin mereka. Kak Sky lagi ada urusan sama Kepsek. Kak Irish tadi ada pertemuan club futsal."

"Kamu gak mau ikut club juga? lumayan kan nambah pengalaman sama kegiatan juga." Kata Airin yang kini sudah duduk menyamping menghadap Senja.

"Ikut club apaan? English club? udah bosen dari smp di English club terus kerjaannya gitu-gitu doang." Senja menjawab dengan malas kemudian kembali meminum susu Strawberry nya.

"Bukan English club. tahun lalu ada club baru di sekolah ini, udah cukup menuai prestasi juga kok. Art club. Seni musik, dance bahkan menggambar dan melukis dirangkum jadi satu club. Besok aku mau daftar, kamu mau ikut gak?"

Senja terdiam memikirkan perkataan Airin. Sepertinya club ini cukup menarik. Tapi dia tidak bisa langsung ikut tanpa meminta persetujuan keluarganya bukan. Senja menghela nafas. "liat besok aja deh rin." Setelahnya Senja berdiri dan berjalan meninggalkan Airin. Dia melihat kedua kakaknya di koridor.

πππ

Senja berjalan santai menuruni satu persatu anak tangga. Dia sudah rapi dengan pakaian santainya dan tengah menuju meja makan. dia belum makan sore ini. sepertinya makan sop di sore hari yang dilanda hujan akan sangat menyenangkan.

"Ayah" Panggilnya ketika melihat sang Ayah sudah duduk manis di ruang keluarga. Biasanya sang Ayah baru pulang ketika jam sudah lebih dari pukul 4 sore.

Pemuda itu berlari dan duduk di sebelah Ayahnya, kemudian mengambil tobles berisi kue kering yang ada di atas meja.

Relgio menatap putranya dengan pandangan aneh. Tidak biasanya anak ini bertingkah seperti sekarang. Well Senja memang anak yang pendiam, jadi aneh rasanya melihat dia tiba-tiba menjadi cukup aktif. kalian tau lah maksudku.

"Ada apa boy? kenapa berlarian begitu?" Kata Relgio sambil menutup laptop yang sejak tadi berada di pangkuannya.

"Senja ingin mengikuti salah satu club yang ada di sekolah, boleh?" Seperti yang dia katakan tadi, dia harus mendapatkan izin terlebih dahulu sebelum mengikuti club yang ditawarkan Airin tadi.

"Oh ya? Memangnya kamu mau ikut club apa hm?" Tanya Relgio dengan nada santainya. Pria itu mengusap rambut kecoklatan senja yang menjadi berantakan ketika dia lari tadi.

"Art club, Ayah tau sendiri senja sudah bosan dengan English club." Katanya dengan menunjukkan wajah memohon yang terlihat sangat menggemaskan.

Relgio terkekeh, Hal kecil seperti itu bahkan bisa membuat dirinya bahagia. Wajah menggemaskan putra kecilnya itu memang tidak bisa di lawan. Relgio mengangguk saja, sudah dia bilang, apapun pasti dia berikan asal putranya bahagia.

πππ

HELLO EVERYBODY!!
DO YOU MISS SENJA OR ME?

I'M SORRY FOR LATE UPDATE. I AM STUCK WITH THIS CHAPTER.

Oh iya, aku mau nanya nih, kalau aku buka platform baru berupa Channel di Telegram ada yang minat gak?

Nanti kita bisa komunikasi disana, aku juga bakalan bikin beberapa short episode gitu tentang kehidupan beberapa tokoh ceritaku, salah satunya senja. Kalau minat comment ya, nanti aku bikinin. stay tune untuk episode selanjutnya.

Minggu, 28 Februari 2021

Salam manis,
𝓐𝔂𝓪𝓪

SENJA [Di Terbitkan]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें