2nd Choice - Meet Again

175 32 9
                                    

Kaca mobil kembali di ketuk oleh pria yang berada di luar mobil. Bulan tidak tahu harus berbuat apa, bahkan rasanya sudah terlambat untuk pergi dari tempat ini.

Setelah beberapa menit berpikir, Bulan pun meraih handle pintu untuk kemudian membukanya. Wajah yang semula menunduk kini mulai bertatapan dengan mata pria yang pernah menjadi sosok terpenting dalam hidupnya. Faisal Darmawan.

Cukup lama mereka bertatapan sampai bayangan tentang masa lalu kembali hadir dan dengan cepat Bulan membuang wajahnya ke arah lain agar dapat menghilangkan ingatan itu.

"Apa alasanmu datang kesini?" tanya Faisal meminta jawaban.

"Aku ingin pulang, ini sudah larut." Sahut Bulan langsung meraih handle pintu dan berupaya membukanya. Namun usaha itu gagal saat Faisal justru menghentikannya.

"Jawab aku! Bukan hanya aku yang merindukanmu, tapi kau juga merindukanku, 'kan?" Faisal terus menuntut jawaban darinya. Pria itu tetap menatapnya meski Bulan selalu berpaling ke arah lain.

"Lepaskan tanganku, Faisal!" Bulan meronta, berusaha melepas genggaman Faisal pada tangannya. Meski akhirnya sia-sia karena pria itu justru semakin mempereratnya.

"Apa yang membuatmu pergi meninggalkanku, Bulan? Sedang aku susah payah mencarimu disini. Sekarang, saat aku sudah bertemu denganmu kau justru menghindariku?" Faisal menggeleng dan kembali melanjutkan, "tidak! Kali ini aku tidak akan membiarkan hal semacam itu terjadi lagi."

Bulan semakin menundukkan kepalanya, air mata pertama baru saja menetes.

"Aku tidak ingin kau terus tersakiti oleh ucapan daddyku yang kejam. Ia tidak merestui hubungan kita, Faisal. Itu yang membuatku pergi meninggalkanmu."

"Lantas? Kau merelakan perasaan yang kita berdua miliki kalah hanya karena ucapan daddymu? Itu sudah berlalu, Bulan. Sekarang aku sudah berubah, aku sudah sukses seperti yang daddymu inginkan dulu."

Mendengar apa yang baru saja Faisal katakan, Bulan merasa semakin kesal. Usahanya melupakan Faisal memang tidak pernah berhasil sejak dulu. Terlebih setelah melihat pria itu membuktikan ucapannya.

Lihat saja, beberapa tahun yang akan datang kau tidak akan punya alasan lagi untuk menolakku bersama putrimu, Tuan.

Meski masa depannya seterang mentari pagi, Bulan tak langsung merasa bahagia. Semua tidak lain karena seseorang yang makan malam bersama Faisal di restoran tadi. "Tapi wanita yang kulihat bersamamu di pernikahan Qiara dan restoran, kurasa kalian bukan hanya teman biasa. Akan lebih baik jika kita sudahi semua. Dan bahagiakan dia seperti kau membahagiakanku dulu." Bulan sengaja mengucapkan ini, dan benar saja.. Faisal langsung melonggarkan genggamannya dan Bulan berhasil meraih handle pintu mobil lalu melaju pergi diiringi isak tangis yang kembali membasahi pipi.

Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku sangat mencintaimu, sangat. Tapi aku juga tidak akan pernah merasa bahagia jika ada wanita lain yang memiliki perasaan yang sama denganku padamu.

💍💍💍

Kaki Faisal menendang tanpa arah saat melihat kepergian mobil milik Bulan. Kalau kau memang sudah melupakanku untuk apa kau datang kemari setelah pertemuan kita tadi? Aku tidak bisa memastikan kenapa wanita seringkali berbohong terhadap perasaannya? Saat ia berkata tidak padahal ya, begitupun sebaliknya.

Faisal berjalan gontai menuju mobil dan kembali pulang ke rumah yang berjarak tidak jauh dari sini.

Setelah sampai di rumah dan memarkir rapi mobilnya di garasi, Faisal berdiri di tepian balkon kamar sambil menikmati angin malam yang berhembus kencang. Tak lama dari itu terdengar derap langkah seseorang, namun ia tetap membiarkan hingga orang itu berdiri tepat di sampingnya.

2nd Choice (Sekuel Certainty Of love) | END ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora