2nd Choice - Not The End

99 17 4
                                    

Hello.. Update lagi nih😍✌🏻
Mana yang sebelumnya tertipu sama kata "END" dari Ara?
Perjalanan masih panjang shay, gamungkin Ara kasih end gitu aja..
Semoga suka part kali ini ya🥰
Siapin cemilan dan kotak tisu sebelum baca.
WARNING!!! ⛔
Part mengandung emosi jiwa dan raga yang berlebih.

Ya gitu ajadeh, HAPPY READING❤❤❤

---

Arsya melepas safety belt saat kakaknya menginjak pedal rem mobil di depan sebuah rumah mewah dengan warna coklat muda yang mendominasi.

"Permisi.." ucap Rasya saat sudah berada di depan pintu sambil mengetuknya. Arsya bersembunyi di balik Rasya karena ketakutan. Setelah perceraian kedua orang tuanya, ia tidak pernah melihat wajah pria itu lagi. Dan sekarang, ia harus datang kemari karena masalah yang ambunya alami.

Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka menampilkan seorang wanita berambut sebahu berpostur sedikit gempal dengan kulit putih sambil menatap kosong ke arah Rasya dan Arsya secara bergantian.

"Kalian???"

Betapa terkejutnya Arsya saat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu. "Ibu..?"

"Arsya.."

"Ibu, s-sedang apa disini?"

"Ini rumahnya, Arsya. Dia istri pria itu."

Arsya yang semula menghadap ke arah Rasya untuk mendengar apa yang kakaknya sampaikan, kini kembali menatap wanita itu dengan rasa tidak percaya.

"B-benarkah? A-apa kau tahu aku putri suamimu?"

Rasya menoleh penuh tanda tanya. "Kau mengenalnya?"

Sambil mengangguk Arsya menjawab, "dia pemilik rumah kostku. Namanya Bu Vani."

Mendengar jawaban dari sang adik, Rasya tersenyum sinis. "Usahamu untuk melindungi adikku tidak akan merubah apapun. Sekarang katakan dimana suamimu?"

"Dia sedang diperjalanan pulang menuju kemari. Memangnya ada apa?"

"Oh, jadi dia sudah menjual emas milik ambuku?" tanya Rasya sinis, rupanya pria ini tidak suka berbasa-basi meski pada wanita sekalipun.

Bu Vani terlihat kebingungan, ia melirik Rasya dan Arsya secara bergantian. "Emas? Emas apa yang kau maksud? Apa ia menyakiti ibumu lagi?"

"Kau sudah tahu sekasar apa suamimu tapi masih ingin bersamanya." Rasya menaikkan sedikit sudut bibirnya. "Berapa lama lagi dia tiba? Tolong hubungi dia sekarang dan katakan putra sulungnya Rasya menunggu disini. Cepat!"

"A Rasya.. jangan membentaknya," ucap Arsya mengingatkan Rasya dengan nada berbisik.

"Tidak ada toleransi untuk siapapun yang berani menyakiti wanita yang aku sayangi."

"Cepat hubungi dia!"

Baru saja Bu Vani ingin melangkah masuk ke dalam rumah untuk mengambil ponsel, tiba-tiba dari arah belakang terdengar seseorang berjalan gontai sambil meracau tidak karuan. "Rupanya ada tamu di rumahku.."

Karena terkejut mendengar seorang pria berbicara dengan nada rendah, Arsya langsung menoleh dan melihat siapa yang berdiri di belakang sana.

"Putraku.. apa yang terjadi padamu?" Bu Vani langsung berlari mendekati pria itu lalu memeluknya dan memeriksa luka lebam pada wajah putranya.

"Dialah anak seusiamu yang Ambu ceritakan tadi," jelas Rasya pelan.

Lagi-lagi Arsya terkejut setengah mati. Bukan hanya Bu Vani, ia juga mengenal pria berpakaian serba hitam dengan topi yang berjalan gontai dengan luka lebam di seluruh wajahnya itu. Dialah Zidan, pria yang selalu Gya anggap sebagai kekasihnya. Ini bukan mimpi, mereka berdua benar-benar orang yang ia kenal.

2nd Choice (Sekuel Certainty Of love) | END ✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat