2nd Choice - Caught

115 12 3
                                    

Baru menikmati satu hari di kota seindah Paris, Faisal langsung mengatur penerbangannya untuk kembali ke Jakarta saat mendengar bahwa Arsya sudah kembali pukul 20.00 waktu Paris, Prancis tanpa mengabarinya lebih dulu. Setelah pertemuannya dengan Bulan tadi pagi dan mendengar bahwa wanita itu sudah berhasil melupakannya dan melabuhkan hati pada Fahri, Faisal juga merasa demikian. Kini ia telah memantapkan hatinya untuk memilih Arsya sebagai pendamping hidupnya kelak.

Jarak dari Paris menuju Indonesia membutuhkan waktu tempuh 17 jam. Dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB karena waktu Indonesia bagian barat lebih cepat 6 jam di banding Paris.

Sejak berangkat dari Charles de Gaulle Airport sampai tiba di bandara Soekarno-Hatta, Faisal berjalan dengan sangat cepat yang hampir sama dengan berlari. Ia terus menghubungi Arsya untuk memastikan dimana keberadaan wanita itu sekarang, tapi Arsya belum juga menjawabnya.

Arsya, angkatlah teleponku, komohon. Gumamnya penuh harap.

Tiba-tiba detik pada nada sambung telepon mulai berjalan dan dengan cepat Faisal bertanya, "Arsya, kau ada dimana sekarang?"

Bukannya menjawab, seseorang yang mengangkat telepon itu justru tertawa seperti meledeknya, "Arsya, pria ini mencarimu. Apa kau tidak ingin memberitahunya dimana kau sekarang, hm?"

Rahang Faisal mengeras, ia menemukan sebuah kejanggalan terjadi disini. "Siapa kau?!" Bentaknya.

"Arsya, dia mulai membentakku. Cepat katakan dimana kau sekarang. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya." Sahut pria itu lagi.

Faisal tidak mendengar sedikitpun suara Arsya, apa yang pria ini lakukan padanya?

"Kenapa Arsya diam saja? Apa kau menyekap mulutnya?"

"Jangan berani menyentuhnya atau kau akan berhadapan denganku! Cepat katakan siapa kau dan dimana kau sekarang?!"

"Aku akan memberi tahu dimana aku dan Arsya berada. Dengan satu syarat, kau tidak boleh membawa siapapun kesini termasuk polisi."

"Katakan sekarang juga!!!" Bentak Faisal kesal karena dipermainkan. Pikirannya mulai kacau sekarang. Apa pria ini adalah Zidan kakak tiri Arsya atau justru Galih, pria yang tidak pernah berhenti menyakiti Ambu Intan?

Tidak ada kesempatan untuk menuduh, tapi 98 persen Faisal yakin kalau ini adalah bagian dari rencana mereka.

Faisal meninggalkan Haidar seorang diri di Bandara dan langsung menancap gas menuju alamat yang pria itu berikan.

"Bersabarlah, Arsya. Aku akan datang kurang dari 30 menit."

Kepiawaian Faisal dalam hal mengemudi sangat dibutuhkan di saat-saat seperti sekarang. Dengan lihai ia menggerakkan stir mobil ke kanan dan kiri untuk menyalip beberapa mobil yang menghalangi jalannya.

Apa yang mereka inginkan dariku? Kenapa mereka harus mengincar Arsya?

Kecepatan mobil melaju dengan sangat kencang membuat Faisal tidak memedulikan siapa yang menelponnya sekarang.

25 menit kemudian

Faisal berhasil menepati janjinya untuk datang kurang dari 30 menit. Wajahnya menoleh kesana kemari mencari keberadaan Arsya. "Arsya? Dimana kau?" Teriaknya agak kencang saat menyadari gedung Lady Beauty sangat sepi di pukul 10 malam ini.

Tentu saja mereka sudah kembali ke rumah masing-masing setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh.

"Arsya?!" Faisal kembali berteriak dan kali ini lebih kencang di banding sebelumnya.

2nd Choice (Sekuel Certainty Of love) | END ✅Where stories live. Discover now