2nd Choice - Just Started

99 13 6
                                    

Velg baru pada ban mobil yang kini terpasang sempurna membuat Faisal mengangkat sedikit sudut bibirnya bangga. Keren sekali. Selain memiliki kecintaan yang besar pada kopi hitam, Faisal juga terobsesi pada apapun yang berhubungan dengan otomotif sama seperti Fahri. Tentu tidak heran jika mereka berdua sangat mengetahui apapun yang berhubungan dengan mobil dan motor, baik bagian dalam maupun luar.

"Bagaimana, Tuan? Apa kau menyukainya?"

Faisal menoleh pada montir bengkel yang telah menyelesaikan bongkar pasang velg baru pada mobilnya. "Kau hebat sekali, Bro. Mobilku terlihat semakin keren sekarang."

Sang montir ikut tersenyum bangga karena customernya menghargai apa yang ia kerjakan hari ini.

Usai mengucapkan terima kasih dan membayar hasil modifikasi yang dilakukan pada mobil sportnya, Faisal berniat keluar untuk kembali pulang namun tiba-tiba seseorang berdiri tepat di hadapannya dan menghalangi jalan–

"Aku seperti pernah melihatmu di suatu tempat," ucap pria itu sambil tersenyum.

"Kita bertemu di depan lingkungan rumah kost," jawab Faisal tanpa basa-basi.

Pria itu melihat Faisal dengan seksama dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Apa kekasihmu tinggal disana? Siapa namanya?"

Tidak aneh jika pria itu langsung bertanya tentang kekasih, karena rumah kost yang Arsya tempati hanya disewakan untuk wanita. Faisal berpikir agak lama sebelum akhirnya menjawab, "siapa namanya kurasa kau tidak perlu tahu. Karena dia kekasihku."

"Sekarang aku yang harus bertanya, apa urusanmu datang kesana? Apa kekasihmu juga tinggal disana?"

Saat melihat lawan bicaranya tersenyum meledek, Faisal mengerutkan alisnya bingung.

"Tentu saja tidak. Kekasihku berasal dari keluarga berada. Ia tidak mungkin tinggal di tempat seperti itu."

"Kau sombong sekali rupanya." Faisal mulai geram dengan sikap pria di depannya.

"Menyingkirlah dari jalanku."

"Jawab pertanyaanku lebih dulu, apa kekasihmu bersama Arsya?"

Mata Faisal membulat sempurna. Dari mana pria itu bisa tahu dia datang kesana untuk menemui Arsya?

"Kalau kau tidak menjawabnya berarti benar."

Pria itu kembali mengeluarkan seringai buruk seperti sebelumnya, "rupanya.. kekasih Arsya cukup kaya juga untuk memodif mobil sportnya di bengkel ini," ucapnya sambil melihat ke tiap sudut bengkel yang memang sering di kunjungi oleh pria-pria berdompet tebal semacam Faisal.

"Siapa kau? Bagaimana kau bisa mengenalnya?" Faisal terus mengingat setiap inch wajah pria ini, agar sewaktu-waktu di butuhkan ia bisa menjabarkannya sedetail mungkin. Banyak luka lebam pada wajahnya, matanya juga terlihat tidak segar seperti habis meminum terlalu banyak alkohol.

"Kau ingin tahu siapa aku?"

"Kau bisa tanyakan langsung pada kekasihmu."

Kali ini Faisal tidak menghiraukan ucapan lawan bicaranya, ia langsung melangkah maju dan berjalan menjauh. Namun saat tubuhnya semakin dekat dengan pintu keluar bengkel pria itu kembali melontarkan kalimat yang membuatnya berpikir keras–

"Jangan terlalu lama untuk menanyakannya, jika tidak ingin kekasihmu dalam bahaya."

Menyadari ada sesuatu yang tidak beres, Faisal langsung berbalik arah dan menarik kerah baju lawan bicaranya, "siapa kau sebenarnya?! Berani-beraninya kau mengancamku dengan menjadikan Arsya sebagai pedang yang kau gunakan."

"Oww, kau cukup berani juga rupanya."

Disaat seperti ini tiba-tiba kekasihnya yang merupakan teman Arsya seingat Faisal pun datang dan melerai mereka berdua. "Apa-apaan ini? Lepaskan tanganmu dari kerah bajunya."

2nd Choice (Sekuel Certainty Of love) | END ✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat